Biaya Layanan Pesan Antar Makanan Diprotes Kemahalan, Begini Respons Gojek

Layanan pemesanan makanan online dari Gojek, GoFood, dianggap membebankan biaya terlalu mahal, sehingga "merugikan penjual, pengemudi, dan pelanggan."

oleh Asnida Riani diperbarui 12 Mei 2022, 18:00 WIB
Ilustrasi pengantaran makanan. (dok. unsplash/Aleisha Kalina)

Liputan6.com, Jakarta - Platform multi-layanan Gojek sedang jadi sorotan. Pasalnya, salah satu layanan pemesanan makanan online-nya, GoFood, dianggap membebankan biaya terlalu mahal, sehingga "merugikan penjual, pengemudi, dan pelanggan."

Terkait itu, VP Corporate Affairs Food & Groceries Gojek, Rosel Lavina, menanggapi bahwa skema komisi merupakan hal lazim untuk kegiatan transaksi di platform penyedia jasa online atau marketplace, pesan antar makanan, e-commerce, serta aplikasi penyedia layanan perjalanan.

Dalam keterangan pada Liputan6.com, Kamis (12/5/2022), Rosel menjelaskan, "Skema komisi standar GoFood sebesar 20 persen + Rp1 ribu merupakan opsi paket komisi yang ditawarkan pada mitra usaha." Ia melanjutkan bahwa mitra usaha dapat memilih paket komisi lain sesuai kebutuhan dan skala usaha masing-masing.

"Komisi tersebut juga dikembalikan lagi ke mitra usaha dan pelanggan, antara lain dalam bentuk pengembangan platform secara berkelanjutan, peningkatan pelayanan, subsidi biaya pengantaran pemesanan, dan beragam manfaat seperti program promosi yang digelar secara rutin," tuturnya.

Menurut Rosel, ini merupakan bagian dari upaya GoFood dalam menciptakan ekosistem bisnis berkelanjutan yang seluruh anggota ekosistem pihaknya, mitra pengemudi, serta mitra usaha dapat terus tumbuh dan jadi andalan pelanggan.

"Besaran komisi GoFood juga dinilai mitra usaha sudah sesuai, seperti yang diungkap dalam laporan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) yang berjudul 'Dampak Ekosistem Gojek terhadap Perekonomian Indonesia 2021: Mendukung Pemulihan Nasional,'" ia mengklaim.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Klaim Sudah Sesuai Manfaat

Tampilan platform GoFood di Gojek. (Dok. Gojek)

Berdasarkan laporan tersebut, Rosel menyebut, biaya komisi GoFood dinilai sudah sesuai dengan manfaat yang didapat. Laporan LD FEB UI ini juga mengungkap bahwa empat dari lima pelaku UMKM percaya GoFood mampu mendorong pertumbuhan usaha.

Mitra usaha UMKM sendiri mengaku merasakan empat manfaat utama saat tergabung dengan GoFood, yakni kesempatan promosi melalui platform tersebut, perluasan akses pasar, kemudahan pengelolaan operasional melalui aplikasi GoBiz, serta pelatihan kewirausahaan. Ketika ditanya soal apakah akan ada diskusi lebih lanjut tentang biaya layanan yang dikomplain, pihaknya menyebut akan memberi update informasi lebih lanjut.

Keluhan atas biaya layanan yang dinilai kemahalan ini dipicu unggahan sebuah bisnis kuliner lokal, Warpopski. Gerai makanan di kawasan Tebet, Jakarta Selatan itu untuk sementara "tidak memprioritaskan pemesanan dari layanan GoFood."

Di akun Twitter-nya, ia berbagi bahwa satu-satunya menu yang tersedia di aplikasi adalah air mineral, yang tampak dihargai Rp30 ribu. "BISMILLAH, kepada YTH. @gofoodindonesia @gojekindonesia. Sesungguhnya kami di warpopski, berkecukupan menerima titipan rezeki dari ilahi," tulisnya mengawali keterangan unggahan Instagram, baru-baru ini.


Kasih Makan Gratis untuk Driver Ojol

Menu pilihan di Warpopski. (dok.Instagram @warpopski/https://www.instagram.com/p/B9O0uAZAdLU/Henry)

Bisnis kuliner lokal itu melanjutkan, "Berat hati dan mata kami, di warung, melihat driver ojol mengantar makanan dari warpopski, dengan imbalan yang kurang seimbang dari platform yang kami pakai."

"Dan dilema, kami pun harus menjual makanan kami untuk para konsumen di rumah dengan harga yang jauh lebih tinggi secara online. Kekuatan berdagang kami terbatas, semoga strategi berdagang kami tanpa batas," ia menuliskan.

"KAMI PRIORITASKAN KONSUMEN KAMI DULU YANG DATANG LANGSUNG KE WARPOPSKI UNTUK DINE IN ATAU TAKE AWAY. UNTUK DRIVER GOFOOD, KALAU LAGI LAPAR DI DALAM PERJALANAN DAN KEBETULAN BERADA DEKAT DI WARPOPSKI, BISA PESAN MAKANAN DI WARPOPSKI, KAMI BERIKAN GRATIS," mereka melanjutkan keterangan tersebut.

"KAMI SEDIAKAN SEMAMPU KAMI, UNTUK MEMBANTU SEDIKIT TEMAN2 DRIVER DI JALAN.SEHAT-SEHAT BUAT PARA PEDAGANG KECIL MENENGAH, DRIVER2 YANG MENGANTAR PESANAN DAN PARA KONSUMEN KAMI. Terima kasih," tutupnya.

Liputan6.com sudah menghubungi Warpopski untuk meminta komentar lebih lanjut.


Pro Kontra

Warpopski. (dok.Instagram @warpopski/https://www.instagram.com/p/BwtURgKgmg7/Henry)

Keberatan yang diajukan gerai makanan tersebut menimbulkan keriuhan di media sosial. Warganet pun terbagi dalam kubu pro dan kontra. Tercatat bahwa tidak sedikit pengguna, yang mengaku sebagai pemilik bisnis kuliner, mengeluhkan hal serupa. Sebagian warganet lainnya beranggapan sistem komisi itu "normal."

Di tengah banyak argumen, Warpopski membagikan balasan dari akun Instagram Gojek. Tertulis di sana, "Hai, bang Hakiem (admin Warpopski). Terima kasih atas kritik dan saran yang disampaikan untuk dapat jadi pertimbangan kami ke depannya."

Pihaknya melanjutkan, "Tim kami akan menghubungi bang Hakiem untuk mendengar dan menerima masukan untuk menyediakan layanan yang lebih baik. Semoga Warpopski dapat segera kembali menyediakan kuliner lezat untuk pelanggan setia. Terima kasih."

Itu dibalas pihak Warpopski, "Terima kasih atas responnya. Semoga respon ini enggak sekadar formalitas. Di luar Warpopski, di lini mitra driver dan customer juga banyak yang menyuarakan hal serupa. Mereka harus lebih diperhatikan lagi. Kami tunggu kalau tim Anda mau menghubungi kami."

"Oh iya, kalau bisa jangan pas waktu salat tiba ya. Kami kalau salat, dzikirnya suka lama. Makasih. Wabillahitaufik walhidayah assalamualaikum wr. wb.," tutupnya.

Infografis 7 Penyebab Sampah Makanan. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya