SPI Sebut Impor Hewan Ternak Jadi Biang Kerok Wabah PMK

Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih menduga saat ini wabah PMK muncul akibat impor hewan ternak dari luar negeri.

oleh Marifka Wahyu Hidayat diperbarui 14 Mei 2022, 05:00 WIB
Ilustrasi sapi (pixabay)

Liputan6.com, Palangka Raya Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia telah menetapkan dua wilayah yang dilanda wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan yakni Aceh dan Jawa Timur. Untuk wilayah Aceh tersebar di Kabupaten Aceh Tamiang dan Aceh Timur, sementara di Jawa Timur yaitu Gresik, Sidoarjo, Lamongan, dan Mojokerto.

Menanggapi hal tersebut Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih menduga saat ini wabah PMK muncul akibat impor hewan ternak dari luar negeri, karena sejatinya Indonesia pernah tercatat bebas PMK sejak 1986 dan mendapatkan pengakuan internasional pada tahun1990.

"Virus PMK ini muncul diduga karena impor daging, sapi dan hewan ternak lainnya dari luar yang meningkat terutama dari negara-negara yang masih ada zonasinya wabah PMK," ujar Henry pada Kamis (12/5/2022).

Menurutnya, kebijakan impor ini didukung oleh Undang-Undang (UU) No.41 Tahun 2014 Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.

“UU No.41/2014 ini semakin memperluas kebijakan importasi ternak di tengah ketergantungan pada impor ternak dan produk ternak yang sudah tinggi,” tambahnya.

SPI juga memastikan penularan PMK kepada manusia bisa diantisipasi dengan memasak daging secara sempurna dan matang. Namun menurutnya, hal terpenting yang harus dilakukan pemerintah saat ini adalah melakukan rangkaian pencegahan, karena virus ini sangat mudah menular.

 

 

**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini


Periksa Hewan Ternak

Sementara itu, Pemerintah Daerah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) melalui Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Riza Rahmadi, telah menginstruksikan kepada jajarannya di tingkat kabupaten dan kota untuk memeriksa hewan ternak yang masuk ke wilayah Kalteng.

"Saya juga sudah menerbitkan surat untuk memeriksa masuknya ternak sapi, domba, kambing dan babi melalui pelabuhan-pelabuhan baik Kumai, Seruyan, Sampit kemudian Bahaur. Kami minta kepada petugas-petugas di sana untuk betul-betul diperhatikan," ujarnya, dilansir melalui Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia.

Sekedar informasi, sebelumnya Kementan menduga PMK disebabkan oleh Apthovirus, keluarga picornaviridae. Adapun, terdapat tujuh serotipe PMK yang telah diidentifikasi yaitu tipe Oise (O), Allemagne (A), German Strain (C), South African territories (SAT)1, SAT 2, SAT 3 dan Asia 1.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya