Saat Luna Coin dan Terra USD Tersungkur

Berikut rangkuman mengapa Luna dan UST ramai diperbincangkan pada pekan ini.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 13 Mei 2022, 18:17 WIB
Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple. Kredit: WorldSpectrum via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Sejak awal pekan kedua Mei 2022, pasar kripto mengalami penurunan yang masih terjadi hingga hari ini. Kripto jajaran teratas kompak terkoreksi cukup dalam. Salah satunya, kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar Bitcoin sempat turun ke titik terendah selama 16 bulan terakhir.

Di tengah penurunan tersebut, kripto jaringan Terra jadi sorotan dan banyak diperbincangkan yaitu Luna coin dan Terra USD (UST) karena penurunan yang sangat dalam. Berikut rangkuman mengapa Luna dan UST ramai diperbincangkan. 

Penurunan Nilai Terra USD (UST) 

Jaringan Terra memiliki stablecoin yang disebut Terra USD (UST). Stablecoin sendiri adalah kripto yang harganya ditopang dengan aset lainnya, seperti dolar AS sehingga harganya dipatok 1 banding 1 dengan dolar AS. 

Sayangnya, UST tidak bisa menahan patokan harganya dan jatuh di bawah USD 1,00. Jika dibandingkan dengan Stablecoin lainnya seperti USDT, USDC, dan BUSD, mereka masih bisa bertahan lebih stabil di tengah kondisi pasar kripto yang semakin memburuk. 

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Jumat (13/5/2022) siang, harga UST berada di level USD 0,1797 atau sekitar Rp 2.627, turun sekitar 70,90 persen dalam 24 jam terakhir dan 82,06 persen dalam sepekan. 

Penurunan Nilai Luna coin

Kripto jaringan Terra lainnya yaitu Luna juga bernasib sama kehilangan nilainya sejalan dengan penurunan yang terjadi pada UST. Luna terperosok sangat dalam pada perdagangan Jumat, 13 Mei 2022. Harga LUNA diperdagangkan di bawah USD 1,00 bahkan, tepatnya USD 0.00005115 harga terendahnya sejak September 2021.  

Sebelumnya LUNA sempat menyentuh harga tertinggi sepanjang masa (ATH) pada 5 April 2022 menurut data dari athcoinidex.com. Pada saat itu, LUNA menyentuh harga USD 119,18 atau sekitar Rp 1,7 juta.

Hubungan Luna dan UST

LUNA memiliki hubungan mutual dengan UST. Setiap ada UST diterbitkan, ada supply LUNA yang diburn, begitu pula sebaliknya. 

“Jadi jika LFG (pengelola UST) mau kembalikan lagi ke peg-nya itu UST USD 1,00 mau tidak mau dia mesti burn UST yang supplynya berlimpah, dan efeknya supply LUNA semakin banyak, otomatis harga LUNA akan terus anjlok sampe UST bisa stabil ke USD 1 lagi,” kataTrader Tokocrypto, Afid Sugiono.

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penyebab Turun LUNA dan UST

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono menjelaskan, penyebab dari penurunan token Luna dan UST. Menurut Afid dalam mekanisme algoritmik Stablecoin UST, Luna Foundation Guard menjadikan LUNA sebagai penopang sebagian besar nilai UST. 

Hal inilah yang menjadikan harga LUNA sangat terpengaruh oleh penurunan UST yang sangat dramatis di pekan ini. 

"Sebenarnya penurunan ini terkait juga dengan adanya attack dari 'oknum' yang memanfaatkan kelemahan dari mekanisme yang Terra punya. Kelemahan dari Terra LUNA adalah soal 'death spiral',” ujar Afid kepada Liputan6.com, Kamis, 12 Mei 2022.

Mudahnya “death spiral” ini ada 3 fase, pertama pasar beruang yang lebih luas menyebabkan token (LUNA) turun nilainya. Kedua pemegang USD takut akan peg break dan menjual UST mereka. Ketiga lebih banyak Luna yang dicetak, menyebabkan penurunan harga lebih lanjut.  Ketiga fase itu berulang yang disebut “death spiral”.

Faktor lain yang membuat amblesnya harga UST yaitu gagalnya strategi membackup atau menjaminkan UST dengan Bitcoin belum berdampak positif. Sejak 7 Mei lalu, tercatat ada sosok whale mulai membuang UST senilai USD 285 juta menyebabkannya turun menjadi USD 0,98 dan LUNA turun ke level terendah tiga bulan terakhir sebesar USD 61,00.


Tanggapan CEO Terraform

Perkembangan pasar aset kripto di Indonesia. foto: istimewa

CEO Terraform, Do Kwon telah mendesak pemegang LUNA untuk "tetap kuat," karena harga bergerak semakin mendekati nol. Setelah Stablecoin UST kehilangan keseimbangan dengan USD.

Melalui Twitter Kwon memberikan pembaruan soal fenomena yang terjadi kepada kripto jaringannya. Dia bertekad untuk mengatasi krisis yang terjadi. Dia juga membeberkan sejumlah cara untuk menangani kasus ini. 

Mengutip Cointelegraph, menanggapi koreksi yang terjadi, Kwon telah merencanakan “beberapa tindakan perbaikan” untuk menyelamatkan miliaran yang telah menyusut dari total kapitalisasi pasar Terraform Labs.

Protokol stablecoin “terdesentralisasi” UST telah hasilkan solusi awal untuk situasi bencana dengan patokannya terhadap dolar Amerika Serikat telah rusak. Prosesnya harusnya memperkuat pembakaran UST yang sejauh ini tidak efektif dalam mencapai paritas dolar untuk stablecoin.

Dalam unggahan di Twitter, Kwon menyarankan timnya meningkatkan base pool dari 50 juta menjadi 100 juta hak penarikan khusus (special drawing rights) dan mengurangi PoolRecoveryBlock dari 36 menjadi 18. Ini akan meningkatkan kapasitas pencetakan dari USD 293 juta menjadi USD 1200 juta.

Intinya, tim akan mencetak UST empat kali lebih banyak dari biasanya. Proses ini menciptakan istilah kripto baru yang disebut pelonggaran kwontative atau pencetakan uang.


Tokocrypto Hapus Perdaganan LUNA dan UST/USDT

Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Sebelumnya, jaringan Terra, Luna coin semakin terpuruk dan kini mendapatkan imbas lain dari penurunannya. Luna dibatasi penarikannya dan delisting kontrak LUNA/USDT pada platform Binance. 

Tak sampai situ, kini pertukaran kripto lokal, Tokocrypto juga turut menghapus perdagangan token LUNA dan UST/USDT pada 13 Mei 2022.

Hal tersebut dilakukan setelah peninjauan mendalam, pairing token LUNA/BNB, LUNA/BIDR, LUNA/BTC, LUNA/USDT dan UST/USDT dihapus dan dihentikan transaksinya pada 13 Mei 2022 pukul 07.40 WIB dan UST/USDT pukul 08.30 WIB.

CEO Tokocrypto, Pang Xue Kai mengatakan, penyesuaian ini tidak akan mempengaruhi perdagangan spot dan fungsi lain yang relevan. Semua pesanan perdagangan akan dihapus secara otomatis setelah perdagangan berhenti di setiap pasangan perdagangan masing-masing.

"Kebijakan Tokocrypto selaras dan berhubungan dengan jaringan on-chain yang digunakan oleh Binance, kripto exchange terbesar di dunia. Pengguna masih dapat memperdagangkan aset di atas pada pasangan perdagangan lain yang tersedia di Tokocrypto,” ujar Kai dalam keterangan terulis, Jumat (13/5/2022). 

Kai juga menjelaskan, pengguna yang terkena dampak penghapusan ini dan memiliki dana dari token LUNA masih bisa melakukan penarikan atau withdraw menggunakan pairing LUNA/BUSD.

Pada perdagangan Jumat siang, harga LUNA semakin turun kini menyentuh USD 0,00005475 atau sekitar Rp 0,80, turun sebanyak 99,98 persen dalam 24 jam terakhir.

Sedangkan stablecoin Terra, Terra USD (UST) kini dibanderol USD 0,1733 atau sekitar Rp 2.533 per koin, turun 70,62 persen dalam 24 jam terakhir. 

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya