Liputan6.com, Jakarta Kota Jenin di Tepi Barat, kembali diserang pasukan Israel pada Jumat (13/5/2022). Kota Jenin merupakan lokasi tertembaknya jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh yang disebut dilakukan oleh pasukan Isreal.
Penduduk di daerah Jenin mengatakan pasukan Israel menembakkan proyektil ke sebuah rumah di dekat Jenin, dalam upaya nyata untuk menangkapi tersangka. Tayangan televisi Palestina menunjukkan kepulan asap hitam membumbung dari rumah tersebut.
Advertisement
Sementara itu, militer Israel mengatakan pasukannya sedang melakukan kegiatan kontraterorisme di pinggiran Jenin, di kawasan Abu Akleh terbunuh pada Rabu 11 Mei. Prosesi pemakamannya di Kota Tua Yerusalem pada Jumat diperkirakan akan menarik ribuan orang.
Kematian Abu Akleh, yang dulu meliput seputar Palestina dan Timur Tengah selama lebih dari dua dekade di Al Jazeera --saluran berita yang berbasis di Qatar, tampaknya akan semakin memicu konflik yang ada.
Ratusan petugas Israel akan dikerahkan di area pemakaman untuk memastikan pemakaman berlangsung tanpa ada konfrontasi, kata seorang juru bicara.
Kematian Abu Akleh menuai kecaman luas. Rekaman video dari saat-saat setelah dia terluka menunjukkan jurnalis berusia 51 tahun itu memakai rompi biru bertuliskan "Pers".
Dia menderita luka tembak di kepala saat meliput bentrokan antara tentara Israel dan militan Palestina di Jenin. Dua rekan Abu Akleh mengatakan bahwa mereka diserang oleh penembak jitu Israel.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Israel Menuduh Palestina
Israel, yang telah menyuarakan penyesalan atas kematian Abu Akleh, mengatakan bahwa tembakan maut itu mungkin dilakukan oleh seorang pria bersenjata Palestina.
Saat meluncurkan penyelidikannya sendiri, Israel juga mengusulkan penyelidikan bersama dengan Palestina dengan meminta mereka memberikan peluru untuk pemeriksaan.
Palestina telah menolak permintaan Israel dan menyebut tewasnya Abu Akleh sebagai pembunuhan oleh pasukan Israel.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Kamis 12 Mei mengatakan Israel bertanggung jawab penuh. Abbas menyerukan penyelidikan internasional.Israel telah meningkatkan serangan di tengah serangan mematikan di Israel.
Sejak Maret, warga Palestina dan anggota minoritas Arab Israel telah menewaskan 18 orang, termasuk tiga polisi dan seorang penjaga keamanan, dalam serangan di Israel dan Tepi Barat yang sebagian besar mengenai warga sipil.
Beberapa penyerang berasal dari daerah Jenin. Serangan penangkapan Israel di Tepi Barat sering memicu bentrokan dan telah membuat jumlah warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel atau warga sipil bersenjata sejak awal tahun menjadi sedikitnya 42 orang.
Para korban itu termasuk anggota bersenjata kelompok militan, penyerang tunggal, dan pengamat.
Advertisement
Reaksi PBB
Seruan untuk penyelidikan penuh, independen dan transparan atas pembunuhan jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh meningkat dengan para pemimpin dunia menuntut agar mereka yang bertanggung jawab dimintai pertanggungjawaban.
Wartawan veteran, yang digambarkan sebagai "ikon liputan Palestina", ditembak oleh pasukan Israel saat melaporkan di Jenin di Tepi Barat yang diduduki pada hari Rabu.
Peristiwa tragis itu telah memicu kemarahan global dengan Uni Eropa mendesak penyelidikan "independen" dan kepala hak asasi manusia PBB Michelle Bachelet mengatakan dia "terkejut". “Impunitas harus diakhiri,” kata Bachelet.
Dilansir dari laman Al Jazeera, Kamis (12/5/2022), beginilah reaksi dunia melalui PBB sejauh ini:
PBB
Di New York, duta besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, menyebut kematian Abu Akleh "sangat mengerikan" dan menyerukan penyelidikan yang transparan.
Dia mengatakan melindungi warga negara dan jurnalis Amerika adalah “prioritas tertinggi kami.”
Thomas-Greenfield mengatakan Abud Akleh melakukan "wawancara luar biasa" dengannya di Tepi Barat November lalu. "Saya pergi dari sana dengan rasa hormat yang luar biasa untuknya," katanya.
Kantor Hak Asasi Manusia PBB mendesak dilakukannya “penyelidikan yang independen dan transparan atas pembunuhannya. Impunitas harus diakhiri.”
Pernyataan Al Jazeera
Dalam sebuah pernyataan, Jaringan Media Al Jazeera mengutuk "pembunuhan terang-terangan" yang melanggar "hukum dan norma internasional" dan menyebut kematian Abu Akleh sebagai "kejahatan keji, yang dimaksudkan untuk mencegah media memenuhi pesannya".
"Kami menganggap pemerintah Israel dan pasukan pendudukan bertanggung jawab atas pembunuhan mendiang rekan Shireen," kata pernyataan itu.
Al Jazeera meminta masyarakat internasional untuk meminta pertanggungjawaban pasukan pendudukan Israel atas "penargetan dan pembunuhan yang disengaja" mereka terhadap Abu Akleh.
Sementara, Kepresidenan Otoritas Palestina mengutuk pembunuhan Abu Akleh sebagai "kejahatan keji", dengan mengatakan pembunuhan itu adalah "bagian dari kebijakan pendudukan [Israel] yang menargetkan wartawan untuk mengaburkan kebenaran dan melakukan kejahatan secara diam-diam".
Penuntut umum Palestina mengatakan pihak berwenang telah memulai penyelidikan atas pembunuhan Abu Akleh dan akan membawa kasus itu ke pengadilan pidana internasional.
Advertisement