Pasar Kripto Lesu, Intip Tips Trading dari CEO Indodax Oscar Darmawan

CEO Indodax, Oscar Darmawan bagikan tips trading kripto di tengan kondisi pasar yang sedang merah.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 15 Mei 2022, 12:18 WIB
CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, Bitcoin dan Ethereum merupakan dua aset kripto yang paling populer di seluruh dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Pasar aset kripto di pertengahan 2022 ini cenderung menurun. Namun, para investor aset kripto tidak perlu merasa khawatir karena market yang sedang menurun atau biasa kita sebut sebagai market bearish tidak selamanya selalu buruk.

Berdasarkan data perdagangan Indodax pada Kamis, 12 Mei 2022 pukul 19.00 WIB, harga Bitcoin berkisar sekitar Rp 413 juta dan Ethereum di kisaran harga Rp 28 juta.

CEO Indodax, Oscar Darmawan mengatakan penurunan harga kripto pada dasarnya terjadi karena aksi jual yang terjadi lebih banyak daripada aksi beli oleh para investor sehingga penawaran yang ada di pasar lebih banyak daripada permintaannya. 

Namun, aksi jual besar besaran ini tentu terjadi akibat sentimen negatif yang terjadi belakangan ini.

“Saya pikir sentimen negatif yang menyebabkan kripto menurun beberapa hari terakhir terjadi karena kebijakan kenaikan suku bunga The Fed. Kebijakan ini bertujuan untuk meredam inflasi di Amerika yang sedang melonjak,” ujar Oscar dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (14/5/2022).

“Oleh karena itu, tidak heran jika para “whales” (sebutan untuk investor yang berinvestasi di kripto dalam jumlah besar sehingga dampak nya bisa terasa di pasar) memilih untuk menjual aset kripto nya dan keluar terlebih dahulu,” ujar Oscar.

Melihat pasar kripto yang sedang menurun cukup signifikan, Oscar menilai investor cenderung menunggu sehingga pergerakan dari pasar kripto cenderung bergerak lambat untuk bullish kembali. 

Di masa seperti ini, ada beberapa tips trading yang bisa digunakan ketika menghadapi market yang sedang bearish.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tips Kedua

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Oscar Darmawan mengatakan dalam trading kripto atau apapun, money management adalah hal yang sangat penting baik itu ketika kondisi market sedang bearish ataupun bullish.

“Jika seorang investor memiliki money management yang baik, maka bagaimanapun kondisi market tidak akan terlalu berpengaruh terhadap dirinya. Bahkan, jika seseorang memiliki money management buruk, ketika market sedang hijau sekalipun dia tidak akan menuai profit. Maka, seseorang perlu memiliki money management yang baik,” kata Oscar. 

Kemudian untuk tips yang kedua, investor juga bisa memanfaatkan kondisi ini dengan membeli kripto karena harganya yang sedang terdiskon. Istilah ini kerap disebut sebagai buy the dip

"Kondisi buy the dip ini biasa dilakukan oleh beberapa institusi investor seperti Microstrategy Inc ataupun negara El Salvador yang sudah beberapa kali membeli bitcoin untuk cadangan devisa negaranya ketika harga nya sedang terdiskon. Setelah investor membeli kripto tersebut, investor bisa menyimpan, dan menjualnya saat harganya naik nanti,” kata Oscar.

 

 


Investor Diingatkan Tetap Hati-Hati

Perkembangan pasar aset kripto di Indonesia. foto: istimewa

Karena menurut Oscar Darmawan, sering kali saat penurunan market seperti ini, ada saat di mana harga Bitcoin dan lain-lain tiba-tiba meningkat drastis dan justru tidak lagi turun. 

"Artinya, penurunan seperti ini masih belum terlalu mengkhawatirkan. Para analis masih menyebutkan bahwa masih ada kemungkinan besar Bitcoin dan kripto lain naik secara tiba-tiba dan drastis. Indodax sudah pernah mengalami hal serupa sebelumnya. Jika dilihat secara historis pun pattern bearish seperti ini tetap akan terjadi dan kemungkinan besar akan diikuti dengan All Time High kembali nanti,” tutur dia. 

Namun tetap, meskipun investor ingin melakukan teknik buy the dip, Oscar menyarankan agar para investor berhati hati, tetap menggunakan uang dingin, memilih aset kripto yang berfundamental bagus dan memiliki kapitalisasi besar, dan berpatokan terhadap trading plan yang sudah dibuat.

Terakhir, investor dapat melihat aset kripto lain yang tidak terpengaruh dengan turunnya harga Bitcoin. 

“Di Indodax, kami menyediakan beberapa short token seperti HEDGE dan BEAR yang merupakan short token dari Bitcoin, BNBHEDGE yang merupakan short token dari BNB, ETHHEDGE yang merupakan short token dari Ethereum, XRPHEDGE yang merupakan short token dari Ripple,” pungkas Oscar.


Kapitalisasi Pasar Kripto Turun Rp 2.927 Triliun Akibat Aksi Jual

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Sebelumnya, bitcoin sempat turun di bawah USD 26.000 atau sekitar Rp 380,6 juta pada Kamis untuk pertama kalinya dalam 16 bulan, di tengah aksi jual yang lebih luas dalam cryptocurrency yang menghapus lebih dari USD 200 miliar (Rp 2.927 triliun) dari seluruh pasar dalam satu hari.

Dilansir dari CNBC, Jumat, 13 Mei 2022, harga Bitcoin jatuh serendah USD 25.401,29 pada Kamis, menurut Coin Metrics. Itu menandai pertama kalinya cryptocurrency tenggelam di bawah level USD 27.000 sejak 26 Desember 2020.

Bitcoin sejak itu mengurangi kerugiannya dan terakhir diperdagangkan pada USD 28.569,25, turun 2,9 persen. Namun, pada perdagangan Jumat (13/5/2022) Bitcoin kembali rebound dan diperdagangkan di kisaran USD 30.000.

Investor melarikan diri dari kripto pada saat pasar saham telah jatuh dari puncak pandemi virus corona di tengah kekhawatiran atas melonjaknya harga dan prospek ekonomi yang memburuk. 

Data inflasi AS yang dirilis Rabu menunjukkan harga barang dan jasa melonjak 8,3 persen pada April, lebih tinggi dari yang diperkirakan oleh para analis dan mendekati level tertinggi dalam 40 tahun.

Hal lain yang juga membebani pikiran para pedagang adalah kejatuhan protokol stablecoin Terra yang diperangi. Terra USD, atau UST, seharusnya mencerminkan nilai dolar. Akan tetapi,  itu anjlok menjadi kurang dari 30 sen, mengguncang kepercayaan investor pada apa yang disebut ruang keuangan terdesentralisasi.

Dampak dari runtuhnya Terra menyebabkan kekhawatiran penularan pasar. Para ekonom telah lama khawatir stablecoin mungkin tidak memiliki jumlah cadangan yang diperlukan untuk meningkatkan patok dolarnya jika terjadi penarikan massal.

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya