Kesibukan membuat banyak karyawan memilih makan di meja kerjanya sambil melakukan pekerjaannya. Para pekerja tak memiliki waktu memperhatikan makan siangnya sehingga peneliti mengimbau saat makan di meja kerja sebaiknya menggunakan sendok kecil.
Dengan mengurangi ukuran gigitan bisa membantu orang-orang sibuk yang makan sambil multitasking. Soalnya, saat orang terganggu umumnya akan makan lebih banyak tapi dengan mengurangi ukuran bisa melawan efek tersebut sehingga pekerja tak akan menumpuk berat badan seperti dikutip Dailymail, Jumat (25/1/2013).
Tim peneliti dari Wageningen University di Belanda memberikan peserta makan sup saat menonton kartun selama 15 menit. Dua kelompok makan dengan volume yang sudah diukur sebelumnya , dengan tegukan 'sedikit' atau 'banyak' dan sisanya diizinkan memakan sup dengan ukuran yang disukanya. Semua peserta bisa makan sebanyak yang diinginkan dan kemudian diminta untuk memperkirakan berapa banyak yang sudah dimakan.
Para peneliti menemukan, orang yang mengonsumsi makanan yang sudah diukur dengan gigitan/suapan kecil mengonsumsi sekitar 30 persen lebih sedikit saat makan sup dibandingkan dengan dua kelompok lainnya.
Dan di ketiga kelompok, gangguan selama makan bisa menyebabkan peningkatan dalam asupan makanan. Bahkan ketika terganggu, orang-orang yang makanannya sudah diukur sedikit bakal mengonsumi makanan lebih sedikit dibanding yang lain.
Menurut para peneliti, hasil ini menunjukkan kalau mengurangi ukuran tegukan atau gigitan selama makan bisa membantu orang yang ingin mencoba menurunkan asupan makanannya. Bahkan jika pekerja makan dalam kondisi terganggu.
Menteri Kesehatan Anna Soubry tidak setuju dengan praktik makan dalam kondisi terganggu. Dia baru-baru ini menggambarkan kebiasaan makan siang sandwich di meja kantor menjijikkan.
Soubry mengatakan, para pekerja yang sibuk tidak harus makan di atas keyboard. Tapi harus mengambil istirahat untuk makan siang agar memberi waktu untuk menikmati makanannya.
Tetapi penelitian menunjukkan bahwa 60 persen pekerja yang makan siang di mejanya setiap hari banyak yang mengakui akan merasa bersalah jika meninggalkan kantor selama sejam. (Mel/Igw)
Dengan mengurangi ukuran gigitan bisa membantu orang-orang sibuk yang makan sambil multitasking. Soalnya, saat orang terganggu umumnya akan makan lebih banyak tapi dengan mengurangi ukuran bisa melawan efek tersebut sehingga pekerja tak akan menumpuk berat badan seperti dikutip Dailymail, Jumat (25/1/2013).
Tim peneliti dari Wageningen University di Belanda memberikan peserta makan sup saat menonton kartun selama 15 menit. Dua kelompok makan dengan volume yang sudah diukur sebelumnya , dengan tegukan 'sedikit' atau 'banyak' dan sisanya diizinkan memakan sup dengan ukuran yang disukanya. Semua peserta bisa makan sebanyak yang diinginkan dan kemudian diminta untuk memperkirakan berapa banyak yang sudah dimakan.
Para peneliti menemukan, orang yang mengonsumsi makanan yang sudah diukur dengan gigitan/suapan kecil mengonsumsi sekitar 30 persen lebih sedikit saat makan sup dibandingkan dengan dua kelompok lainnya.
Dan di ketiga kelompok, gangguan selama makan bisa menyebabkan peningkatan dalam asupan makanan. Bahkan ketika terganggu, orang-orang yang makanannya sudah diukur sedikit bakal mengonsumi makanan lebih sedikit dibanding yang lain.
Menurut para peneliti, hasil ini menunjukkan kalau mengurangi ukuran tegukan atau gigitan selama makan bisa membantu orang yang ingin mencoba menurunkan asupan makanannya. Bahkan jika pekerja makan dalam kondisi terganggu.
Menteri Kesehatan Anna Soubry tidak setuju dengan praktik makan dalam kondisi terganggu. Dia baru-baru ini menggambarkan kebiasaan makan siang sandwich di meja kantor menjijikkan.
Soubry mengatakan, para pekerja yang sibuk tidak harus makan di atas keyboard. Tapi harus mengambil istirahat untuk makan siang agar memberi waktu untuk menikmati makanannya.
Tetapi penelitian menunjukkan bahwa 60 persen pekerja yang makan siang di mejanya setiap hari banyak yang mengakui akan merasa bersalah jika meninggalkan kantor selama sejam. (Mel/Igw)