Liputan6.com, Jakarta - PT ABM Investama Tbk (ABMM) akan membagikan dividen tunai Rp 735,09 miliar untuk tahun buku 2021.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (14/5/2022), pembagian dividen tunai PT ABM Investama Tbk itu setara Rp 267 per saham yang akan dibagikan kepada 2.753.165.000 saham perseroan.
Advertisement
Adapun pembagian dividen itu sekitar 35 persen dari laba bersih 2021. Pembagian dividen telah mendapatkan persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 11 Mei 2022.
Selain bagi dividen, RUPST Perseroan juga menetapkan penggunaan laba bersih untuk cadangan sebesar USD 100.000 dan laba ditahan untuk pengembangan kegiatan usaha perseroan. Sebelumnya perseroan mencatat laba bersih perseroan USD 148 juta pada 2021.
Berikut jadwal pembagian dividen untuk tahun buku 2021:
-Akhir periode perdaganagn saham dengan hak dividen
Pasar regular dan negosiasi pada 20 Mei 2022
Pasar tunai pada 24 Mei 2022
-Awal periode perdagangan saham tanpa hak dividen (ex dividen)
Pasar regular dan negosiasi pada 23 Mei 2022
Pasar tunai pada 25 Mei 2022
-Tanggal daftar pemegang saham yang berhak dividen pada 24 Mei 2022
-Tanggal pembayaran dividen tunai pada 10 Juni 2022
Pada penutupan perdagangan Jumat, 13 Mei 2022, saham ABMM naik 4,68 persen ke posisi Rp 3.130 per saham. Saham ABMM berada di level tertinggi Rp 3.130 dan terendah Rp 2.950 per saham. Total volume perdagangan 5.130.100 saham. Nilai transaksi Rp 15,8 miliar. Total frekuensi perdagangan 1.978 kali.
Sepanjang 2022, saham ABMM melonjak 120,42 persen ke posisi Rp 3.130 per saham. Saham ABMM berada di level tertinggi Rp 3.310 dan terendah Rp 1.325 per saham.
Total volume perdagangan 334.895.493 saham. Nilai transaksi Rp 653,9 miliar. Total frekuensi perdagangan 102.192 kali.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Belanja Modal 2022
Sebelumnya, PT ABM Investama Tbk (ABMM) siapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) USD 200 juta atau sekitar Rp 2,9 triliun (asumsi kurs Rp 14.513 per dolar Amerika Serikat).
Direktur ABM Investama Adrian Erlangga mengungkapkan, capex ABM Investama digunakan untuk alat berat dan alat pendukung.
"Capex kita tahun ini diperkirakan akan berada di sekitar USD 200 juta. Capex itu hanya untuk alat berat dan supporting equipment,” kata Adrian dalam paparan publik ABM Investama, Rabu (11/5/2022).
Dia menambahkan, sementara untuk pembelian tambang baru capex nya di luar dari USD 200 juta.
"Berapa jumlah kertas yang diperlukan untuk pembelian tambang baru? Sangat tergantung dari cadangan yang kita peroleh,” ujar dia.
Adrian juga menuturkan, berapa besar volume yang bisa dihasilkan oleh tambang-tambang baru ini juga sangat berbeda ada tambang yang sudah beroperasi, tetap beroperas. Hal ini bisa memberikan kontribusi volume pada tahun yang sama.
“Sedangkan ada juga tambang yang masih membutuhkan perbaikan infrastruktur 1-2 tahun kedepan sehingga baru bisa memberikan tambahan value kepada perusahaan. Jadi belum tentu bisa masuk tapi kita coba kalau bisa adalah tambang yang sudah beroperasi sehingga bisa memberikan added value immediately di tengah harga batu bara yang sedang tinggi dua tahun kedepan ini,” ujar dia.
Pada 2022, perseroan juga mengoptimalkan sinergi, meningkatkan volume dan kinerja operasional, melakukan cost review yang berkelanjutan, menambah cadangan batu bara.
Advertisement
Tebar Dividen 2021
Sebelumnya, hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT ABM Investama Tbk (ABMM) menetapkan pembagian dividen untuk tahun buku 2021 Rp 735 miliar.
Jumlah dividen yang dibagikan PT ABM Investama Tbk itu sebesar Rp 267 per saham kepada pemegang saham.
Direktur Utama ABM Investama Andi Djajanegara menuturkan, ABM Investama memperoleh pendapatan sebesar lebih dari USD 1 miliar, dengan laba bersih mencapai USD 148 juta pada 2021.
"Kami sangat bersyukur tahun ini ABM berhasil meraih laba perusahaan yang sangat baik. Keberhasilan ini tentu tidak lepas dari peranan para pemegang saham yang senantiasa mendukung strategi perusahaan,” ujar Andi melalui keterangan resminya.
Secara keseluruhan, agenda RUPST ABM membahas empat agenda, yaitu persetujuan atas laporan tahunan perseroan dan pengesahan laporan keuangan, serta laporan pelaksanaan tugas pengawasan Dewan Komisaris selama tahun buku 2021.
Industri Batu Bara
Selain itu, penetapan penggunaan hasil usaha Perseroan tahun buku 2021,penunjukkan Akuntan Publik Perseroan untuk tahun buku 2022 serta penetapan gaji atau honorarium dan tunjangan lainnya bagi Anggota Dewan Komisaris, serta Direksi Perseroan.
Terkait industri pada 2021, batu bara mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan situasi ini berlanjut di 2022 dan sempat mencapai angka tertingginya USD 427.50 (asumsi setara dengan Rp 6,207,532.54)/mt pada awal Maret 2022 untuk NEWC 6.322 GAR.
Selain itu, dukungan penuh juga diberikan oleh pemerintah sebagai upaya untuk mendorong industri batu bara dan meningkatkan devisa negara.
"Dalam hal ini, ABM berupaya memanfaatkan momentum tersebut sebaik-baiknya dengan mengambil berbagai kebijakan strategis yang dapat mendorong pertumbuhan kinerja perusahaan, dimulai dari mengoptimalkan sinergi di Grup ABM, meningkatkan volume dan kinerja operasional,melakukan cost review yang berkelanjutan, hingga menambah cadangan batu bara,” kata Andi.
Advertisement