Liputan6.com, Jakarta Terus-menerus berharap pada mantan dan kesulitan untuk melangkah maju memulai kisah cinta baru tak jarang jadi sesuatu yang begitu mengganggu.
Bahkan, pikiran serta harapan untuk kembali mungkin juga tak terhindari. Meski begitu umum terjadi, Anda mungkin belum benar-benar tahu apa arti dari susah move on dari mantan kekasih.
Advertisement
Menurut pakar hubungan, dr Gary Brown, susah move on biasanya melibatkan penyesalan dimana Anda merasa dirinya adalah pasangan terbaik yang pernah Anda miliki.
"Susah move on bisa berarti bahwa ada seseorang di masa lalu yang Anda sesali karena tidak bisa bersama lagi, Anda juga mungkin berpikir bahwa dirinya adalah satu-satunya," ujar Gary dikutip Elite Daily, Sabtu (14/5/2022).
"Anda juga mungkin menyadari bahwa ia memiliki potensi untuk menjadi pasangan untuk menghabiskan sisa hidup. Namun hubungan tersebut sudah lama berakhir," tambahnya.
Sedangkan pandangan berbeda datang dari pakar hubungan sekaligus penulis buku, Susan Winter. Menurutnya, susah move on berakar pada fantasi penuh harapan.
Sehingga terkadang seseorang terperangkap dalam fantasi tersebut, membayangkan keindahan yang semu atau jauh dari realitas sebenarnya.
"Jadi pikiran kita dengan senang hati mengisi rincian masa depan yang romantis bersama orang tersebut. Skenario itu memungkinkan Anda untuk membayangkan kebahagiaan, resolusi, dan hubungan yang bahagia," kata Susan.
Dalam kondisi tersebut, Anda pun kemungkinan akan sulit untuk melupakan seseorang. Mengingat pikiran masih kian menaruh harapan.
Berpotensi Jadi Sesuatu yang Tidak Sehat
Lebih lanjut Susah menjelaskan, jika membayangkan hubungan bersama mantan hanyalah sebuah fantasi, maka hal terbaik yang bisa dilakukan adalah melepaskannya.
"Di sinilah segalanya jadi sedikit lebih rumit. Beberapa orang berpikir bahwa tidak apa-apa untuk membiarkan perasaan pada mantan tetap ada jika memang itu membuat Anda tersenyum," kata Susan.
Namun seperti yang diketahui, susah move on dari mantan bisa memberikan dampak negatif pada hubungan Anda selanjutnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, Susan pun mengungkapkan bahwa langkah pertama yang dapat dilakukan adalah berdamai dengan kenyataan bahwa angan-angan tersebut memang hanyalah fantasi.
"Apalagi jika fantasi untuk kembali dengan mantan menghalangi Anda untuk menikmati cinta yang Anda miliki saat ini," kata Susan.
Sedangkan menurut Gary, masih banyak orang yang berpikir bahwa mantan adalah orang yang tepat. Hanya saja waktunya yang tidak tepat.
"Jika Anda benar-benar masih menginginkan mantan, maka pergilah beri tahu dia. Jika Anda tidak berhasil untuk kembali bersamanya, setidaknya Anda tidak perlu menyesal karena telah mencoba," kata Gary.
Advertisement
Jangan Lupa untuk Memaafkan
Hubungan dapat berakhir dengan berbagai macam cara dan alasan. Mulai dari yang Anda sebut baik-baik hingga diliputi pertengkaran hebat.
Namun apapun itu cara dan alasannya, pelatih hubungan dan putus cinta, Trina Leckie mengungkapkan bahwa memaafkan sebenarnya merupakan langkah penting dalam proses move on.
"Meskipun mungkin tampak seperti tindakan tanpa pamrih, berusaha memaafkan mantan kemungkinan besar akan menguntungkan Anda dalam jangka panjang," ujar Trina mengutip laman Elite Daily.
Lebih lanjut Trina menjelaskan, memaafkan juga bisa menjadi proses yang sangat menantang terutama ketika permasalahannya sangat dalam.
"Memaafkan mantan bisa jauh lebih menguntungkan bagi Anda daripada mantan, terutama dalam keadaan yang kurang menyenangkan. Anda dapat membebaskan diri dari pikulan beban di pundak dengan tidak memberi dirinya ruang untuk hidup bebas di dalam pikiran," kata Trina.
Ketika cinta menghilang, mungkin sulit untuk mengumpulkan energi atau kasih sayang yang telah menyakiti Anda sebelum, selama, atau sesudah putus. Namun hal tersebut bukanlah sesuatu yang mustahil.
Izinkan Diri Mengolah Perasaan
Terlebih menurut pendiri Renew Breakup Bootcamp dan penulis Breakup Bootcamp: The Science of Rewiring Your Heart, Amy Chan, untuk dapat memaafkan seseorang, Anda juga perlu untuk membiarkan diri sendiri merasakan segalanya yang ingin dirasakan.
"Apabila Anda mencintai seseorang dengan sepenuh hati serta telah berbagi hidup dengannya, dan Anda baik-baik saja ketika putus, itu tidaklah normal," ujar Amy.
Merasakan duka usai berpisah dengan seseorang yang pernah menjadi bagian penting dalam kehidupan Anda merupakan sesuatu yang wajar.
Selaras dengan ungkapan Trina, Amy pun berpendapat bahwa memaafkan mantan akan membantu Anda untuk mengurangi beban emosional yang tersisa.
"Yakinlah bahwa memaafkan merupakan sebuah proses, bukan hanya tujuan. Itu akan bermanfaat bagi Anda," kata Amy.
"Ketika kita tidak memaafkan, kita akan memiliki kebencian atau kemarahan yang kemungkinan akan dibawa dalam hidup kita. Itu juga dapat merembes ke dalam hubungan yang lain," Amy menjelaskan.
Advertisement