Bali Waste Cycle, Upaya Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan

Menparekraf Sandiaga Uno mengapresiasi program bertajuk Bali Waste Cycle guna memperkuat pariwisata berkelanjutan.

oleh Putu Elmira diperbarui 15 Mei 2022, 17:34 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno mengapresiasi program bertajuk Bali Waste Cycle guna memperkuat pariwisata berkelanjutan. (dok. Biro Komunikasi Kemenparekraf)

Liputan6.com, Jakarta - Upaya memperkuat pariwisata berkelanjutan tak henti terdengar gaungnya. Tidak terkecuali kehadiran program Bali Waste Cycle dalam upaya mewujudkan pengembangan pariwisata yang berbasis keberlanjutan lingkungan di Bali.

Dikutip dari siaran pers di laman resmi Kemenparekraf, Minggu (15/5/2022), program ini turut diapresiasi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Sandiaga menyebut Bali Waste Cycle adalah bentuk dukungan dari strategi pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia yang berbasis keberlanjutan lingkungan yang berkualitas.

"Pariwisata yang berkualitas itu selain mendorong dampak sosial kepada masyarakat dari segi penghasilan, tapi juga mengurangi beban terhadap lingkungan," kata Sandiaga.

Bali Waste Cycle adalah perusahaan yang dibentuk pada 2019 yang bergerak di bidang lingkungan. Perusahaan tersebut ambil bagian dalam mengelola sampah secara menyeluruh dari hulu sampai hilir sebagai fasilitator dalam memberikan edukasi, pelatihan, maupun pembinaan pada masyarakat, bank sampah, TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle) maupun di lokasi TOSS (Tempat Olah Sampah Setempat) yang berada di banjar maupun desa.

Dengan kehadiran Bali Waste Cycle diharapkan dapat menekan peredaran sampah plastik hingga 30 persen dan pengelolaan sampah hingga 70 persen di 2025. Sandiaga menilai kehadiran Bali Waste Cycle merupakan bentuk aplikasi ajaran Tri Hita Karana.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Tri Hita Karana

Menparekraf Sandiaga Uno mengapresiasi program bertajuk Bali Waste Cycle guna memperkuat pariwisata berkelanjutan. (dok. Biro Komunikasi Kemenparekraf)

Sementara, Tri Hita Karana adalah konsep ajaran dalam agama Hindu yang memiliki tiga subsistem utama, yaitu Parhyangan, Pawongan, dan Palemahan. Parhyangan merupakan hubungan manusia dengan Tuhan dapat diartikan sama dengan pola pikir atau konsep atau nilai.

Pawongan berarti hubungan manusia dengan sesamanya, sama dengan elemen sosial. Sedangkan Palemahan yaitu hubungan manusia dengan alam sekitar sama dengan elemen artefak.

Ajaran ini juga menitikberatkan antara sesama bisa hidup berdampingan, saling bertegur sapa satu dengan yang lain, tidak ada riak-riak kebencian, penuh toleransi, dan penuh rasa damai. "Tri Hita Karana ini adalah arah (pengembangan) ekonomi Bali ke depan," katanya.

"Kita juga akan menggunakan konsep Tri Hita Karana dengan melakukan transformasi dari ekonomi yang terlalu bergantung terhadap pariwisata menjadi ekonomi yang lebih terdiversifikasi, salah satunya green economy," lanjutnya.


Buka Lapangan Kerja

Menparekraf Sandiaga Uno mengapresiasi program bertajuk Bali Waste Cycle guna memperkuat pariwisata berkelanjutan. (dok. Biro Komunikasi Kemenparekraf)

Sandiaga turut mengapresiasi keberhasilan Bali Waste Cycle dalam membuka lapangan kerja bagi masyarakat Denpasar dan sekitarnya. Perusahaan ini mempekerjakan 60 pekerja di masa pandemi Covid-19.

"Semoga gerakan ini akan terus berkembang, meningkatkan perekonomian masyarakat, dan sesuai dengan Tri Hita Karana," kata Sandiaga.

Founder Bali Waste Cycle Putu Irvan Yunatana, mengapresiasi kunjungan Menparekraf Sandiaga Uno ke Bali Waste Cycle. "Mudah-mudahan dengan kehadiran Pak Menteri ini menjadi semangat baru bagi tim Bali Waste Cycle untuk lebih bisa membantu lingkungan Bali dengan data dan upaya dan penanganan sampah ini bisa terus berkelanjutan," kata Irvan.


Bayar Tunggakan BPJS

Faskes antre menyetorkan sampah daur ulang untuk membantu melunasi tunggakan peserta BPJS Kesehatan Badung di Klinik Bhakti Rahayu Dalung, Badung, Bali, Jumat (6/5/20222). BPJS Kesehatan Kabupaten Badung bersinergi dengan PKFI Cabang Badung, Faskes Provider JKN se-Kab Badung, Bali Waste Cycle (BWC) melakukan GERFAS Badung. (merdeka.com/Arie Basuki)

Dikutip dari Regional Liputan6.com, Gerakan Zero tunggakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan sampah diinisiasi BPJS. Pandemi Covid-19 membuat ekonomi di Bali yang selama ini mengandalkan pariwisata sangat terganggu, terutama bagi masyarakat yang selama ini bekerja di sektor tersebut.

Untuk membantu masalah ekonomi masyarakat yang terpuruk akibat tekanan pandemi, Gerakan Faskes (GERFAS) Badung bersinergi PKFI Cabang Badung, Faskes Provider JKN se-Kab Badung, Bali Waste Cycle (BWC) dan BPJS Kesehatan Kabupaten Badung membuat program Zero Tunggakan JKN Badung melalui sampah.

Kapala BPJS Kabupaten Badung Ni Putu Mirah Lydiawati, mengatakan masyarakat bisa menukarkan sampah yang layak daur ulang setiap bulan ketiga dikumpulkan pada titik kumpul terdekat.

"Untuk Badung Selatan titik kumpulnya di Omsa Klinik Jimbaran, Badung Tengah ke Klinik Bhati Rahayu Dalung, dan Badung Utara ke Klinik Sidhi Sai Abiansemal. Tujuan dari program tersebut adalah untuk membantu melunasi tunggakan JKN masyarakat Badung yang tak mampu," katanya di Denpasar, Minggu (17/4/2022).

Mirah menyebut sampah bila tidak dikelola akan jadi masalah, namun jika dimenej dengan baik tentu akan menjadi solusi. "Salah satunya adalah bisa untuk melunasi tunggakan JKN, terutama di Kabupaten Badung," ujarnya

Menurutnya, sampah-sampah yang terkumpul akan diangkut dan ditimbang oleh Bali Waste Cycle (BWC), Solusi Sampah Bali dan kemudian hasilnya bisa untuk membayar tunggakan JKN masyarakat. "Targetnya adalah tercapainya zero tunggakan JKN di Badung," ucapnya.

Infografis Destinasi wisata berkelanjutan di Indonesia dan dunia (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya