Liputan6.com, Jakarta - India melarang ekspor gandum pada Sabtu, 14 Mei 2022. Analis pun menilai hal itu akan mendorong kenaikan harga gandum dunia dan berdampak terhadap sejumlah emiten.
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya mengatakan, India merupakan produsen gandum terbesar di dunia. Larangan ekspor gandum yang dikeluarkan oleh India akan menaikkan harga gandum di dunia.
Advertisement
"Hal ini akan mendorong kenaikan harga gandum dunia," kata Cheryl, saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (15/5/2022).
Dia menambahkan, terdapat sejumlah emiten yang terdampak akibat larangan ekspor gandum tersebut, antara lain PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR).
"Emiten konsumen primer antara lain INDF, ICBP, MYOR, dan lain-lain," ujar dia.
Cheryl menuturkan,dampak terhadap emiten tersebut, yakni membuat kelangkaan bahan baku.
"Bisa jadi dampak negatif dari kenaikan harga hingga kelangkaan bahan baku," ujar dia..
Sementara itu, untuk strategi saham-nya bisa hold terlebih dahulu. "Strategi nya masih hold aja dulu," ungkapnya.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
India Larang Ekspor Gandum
Sebelumnya, India larang ekspor gandum pada Sabtu, 14 Mei 2022. Hal ini beberapa hari setelah pemerintah India menyebutkan menargetkan pengiriman rekor pada 2022 karena gelombang panas menyengat membatasi produksi dan harga domestik capai rekor tertinggi.
Pemerintah masih akan izinkan ekspor yang didukung oleh letter of credit yang sudah diterbitkan dan ke negara-negara yang meminta pasokan “untuk memenuhi kebutuhan ketahanan pangan mereka”.
Pejabat senior pemerintah mengatakan, larangan ekspor tidak selamanya dan dapat direvisi. Pembeli global mengandalkan pasokan dari produsen gandum terbesar kedua di dunia setelah ekspor dari wilayah Laut Hitam anjlok menyusul invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Sebelum larangan, India telah bidik rekor pengiriman 10 juta ton pada 2022. Pejabat pemerintah mengatakan, tidak ada penurunan dramatis dalam produksi gandum pada 2022. Namun, ekspor yang tidak diatur telah sebabkan kenaikan harga lokal.
"Kami tidak ingin perdagangan gandum terjadi dengan cara yang tidak diatur atau terjadi penimbunan,” ujar Commerce Secretary BVR, Subrahmanyam kepada wartawan dilansir dari CNN, Sabtu, 14 Mei 2022.
Meskipun bukan salah satu pengekspor gandum utama dunia, larangan India dapat mendorong harga global ke puncak baru. Ini mengingat pasokan sudah ketat memukul konsumen di Asia dan Afrika.
"Larangan itu mengejutkan. Kami harapkan pembatasan ekspor setelah dua hingga tiga bulan, tetapi sepertinya angka inflasi ubah pikiran pemerintah,” ujar dealer yang berbasis di Mumbai.
Advertisement
Harga Gandum di India
Naiknya harga makanan dan energi mendorong inflasi ritel tahunan India mendekati level tertinggi delapan tahun pada April. Hal ini memperkuat harapan bank sentral akan menaikkan suku bunga lebih agresif.
Sementara itu, harga gandum di India telah naik ke rekor tertinggi. Di beberapa pasar spot mencapai 25.000 rupee atau USD 320 per ton. Jauh di atas harga dukungan minimum pemerintah sebesar 20.150 rupee.
Naiknya biaya bahan bakar, tenaga kerja, transportasi dan pengemasan juga mendorong harga tepung terigu di India.
"Itu bukan gandum saja. Kenaikan harga secara keseluruhan menimbulkan kekhawatiran tentang inflasi dan itulah mengapa pemerintah harus larang ekspor gandum. Bagi kami, ini sangat berhati-hati,” ujar pejabat senior pemerintah yang enggan disebutkan namanya.
Panen Gandum
Pemerintah India perkirakan produksi 111,32 juta ton pada Februari, rekor panen keenam berturut-turut. Namun, memangkas perkiraan menjadi 105 juta ton pada Mei.
Lonjakan suhu pada pertengahan Maret berarti panen dapat menjadi sekitar 100 juta ton atau bahkan lebih rendah. Hal itu disampaikan dealer perusahaan perdagangan global di New York.
"Pengadaan pemerintah telah turun lebih dari 50 persen. Pasar spot mendapatkan pasokan jauh lebih rendah dari tahun lalu. Selama ini menunjukkan hasil panen yang lebih rendah,” ujar dealer.
India pekan ini menyampaikan rekor target ekspor pada tahun fiskal yang dimulai 1 April akan mengirim delegasi perdagangan ke Maroko, Tunisia, Indonesia dan Filipina untuk cari cara meningkatkan pengiriman.
Adapun pada April, India capai rekor ekspor 1,4 juta ton gandum dan kesepakatan telah ditandatangani untuk ekspor sekitar 1,5 juta ton pada Mei. "Larangan India akan mengangkat harga gandum lokal. Saat ini tidak ada pemasok besar di pasar,” ujar dealer lain.
Advertisement