Pemandu Wisata Meninggal Dunia Saat Antar Peneliti Luar Negeri ke Hutan Lindung Sungai Wain, Mengapa?

Seorang pemandu wisata tewas saat mengantar peneliti dari luar negeri melakukan penelitian di kawasan HLSW.

oleh Apriyanto diperbarui 16 Mei 2022, 16:00 WIB
Tim SAR gabungan saat melakukan evakuasi korban pemandu wisata yang meninggal dunia di dalam HLSW. (Liputan6.com/Dok.Basarnas Kaltim)

Liputan6.com, Balikpapan - Seorang pemandu wisata di Balikpapan dikabarkan meninggal dunia saat berada di tengah Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) Km 15 Balikpapan Utara, pada Minggu (15/5/2022) petang.

Diketahui, pemandu wisata tersebut bernama Soni. Kala itu, dia sedang mengantar wisatawan dari luar negeri untuk melakukan penelitian di kawasan HLSW. Informasi tersebut langsung tersebar dan sejumlah tim SAR gabungan di Kota Balikpapan langsung menuju lokasi untuk melakukan evakuasi terhadap korban.

Tim SAR yang terlibat di antaranya dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Balikpapan (Basarnas Kaltim), Banda Indonesia, TNI, Polri, petugas HLSW, dan relawan lainnya.

Belum diketahui pasti penyebab kematian korban, tetapi kuat dugaan korban mengalami henti jantung saat mengantarkan peneliti masuk ke dalam kawasan HLSW dengan berjalan kaki sekitar 8 kilometer.

"Dia itu mengantar peneliti dari luar (negeri) masuk ke Sungai Wain di Pos 9 Kampung Jamal atau Pos Jamaluddin. Nah, tiba-tiba stuck jantung lalu meninggal, info awalnya seperti itu yang masuk," kata seorang petugas yang hendak melakukan evakuasi bernama Iswanto.

Dari informasi yang dihimpun Liputan6.com, korban merupakan Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Wilayah Kota Balikpapan. Namun, korban juga dikenal sebagai pemandu wisata di Balikpapan khususnya di Sungai Wain.


Upaya Evakuasi Korban

Secara bergantian Tim SAR gabungan melakukan evakuasi korban dengan cara dipikul. (Liputan6.com/Dok.Basarnas Kaltim)

Sementara itu, pengelola HLSW bernama Agusdin mengaku belum mendengar secara rinci peristiwa tersebut, sebab dirinya tengah berada di luar Kota Balikpapan.

"Sementara ini saya kondisikan dengan orang di lapangan. Saya masih di luar kota Balikpapan," ujarnya.

Ditanya soal wisata yang dibuka untuk track jauh tersebut, Agusdin mengatakan bahwa untuk kunjungan wisata ke area HLSW memang sudah dibuka untuk umum sejak tahun 2004 silam. Pihaknya bahkan menyediakan paket kunjungan tracking ke dalam hutan dan dipersilakan untuk menginap.

"Boleh menginap setelah semua memenuhi persyaratan dari pengelola di antaranya setiap kunjungan wajib didampingi oleh petugas jaga hutan," ungkapnya.

Sementara itu, tim SAR gabungan yang melakukan evakuasi harus berjalan kaki selama kurang lebih 3 jam masuk ke dalam hutan untuk menuju lokasi tempat korban meninggal dunia. Sesampainya di sana, korban dievakuasi dengan cara dimasukkan ke dalam kantong jenazah, digotong menggunakan kayu panjang, dan dipikul secara bergantian.

"Kami mendapat informasi kejadian sekira pukul 19.45 Wita, pukul 20.05 tim Basarnas menuju lokasi dan langsung melakukan evakuasi dengan berjalan di jalan setapak sejauh 8 kilometer," terang Kepala Basarnas Kaltim, Melkianus Kotta, melalui Komandan Tim Lapangan Basarnas Kaltim, Nur Alim.

Korban akhirnya berhasil dievakuasi keluar dari dalam hutan sekitar pukul 03.47 Wita dan langsung dibawa ke rumah sakit. "Korban langsung dibawa ke RSKD (Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo)," timpal Ketua Banda Indonesia, Andreanus Pamudji.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya