Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Survei Indikator Politik merilis hasil survei terkait kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi. Hasilnya, tingkat kepuasan kinerja Jokowi kembali merosot menjai 58,1 persen.
Juru Bicara DPP Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyebut, rendahnya tingkat kepuasan kinerja Jokowi adalah tanda bahaya yang harus segera diatasi pemerintah.
Advertisement
"Itu alarm bahaya buat pemerintah dan perlu evaluasi menyeluruh,” kata Herzaky saat dikonfirmasi, Senin (16/5/2022).
Herzaky menyatakan pihaknya telah menduga pemerintah akan gagal mengendalikan hatga kebutuhan pokok dan berujung kekecewaan dari masyarakat.
"Sudah bisa diduga, karena pemerintah gagal mengendallikan kenaikan harga sembako dalam beberapa bulan terakhir. Tidak ada kebijakan yg efektif. Terakhir, pelarangan ekspor minyak sawit, malah menimbulkan masalah baru dan membuat banyak rakyat kecil kehilangan pendapatan,” kata dia.
Demokrat menilai pemerintah seharusnya bisa lebih fokus pada pemulihan ekonomi, penurunan harga sembako, harga gas, harga listrik, dan berbagai harga-harga lainnya yang terus melonjak selama tahun 2022.
"Pemerintah malah menaikkan berbagai kebutuhan harian lainnya bagi rakyat, seperti gas, bahan bakar minyak, dan pajak. Perlu komitmen lebih serius untuk atasi pengangguran dan kemiskinan, sebagai dampak pandemi selama dua tahun ini. Rakyat sudah lama menderita,” tegas dia.
Selain itu, Herzaky menyoroti ketidakkompakan para menteri di kabinet yang tidak fokus dalam tugas.
"Kabinet mesti kompak, tidak membahas isu-isu lain yang tidak memberikan solusi atas permasalahan rakyat. Jangan sibuk memikirkan kepentingan untuk mengamankan, apalagi melanggengkan kekuasaan saja,” pungkas dia.
Terendah selama 6 Tahun
Sebelumnya, hasil survei menyebutkan kepuasan terhadap Presiden Jokowi kembali menurun menjadi 58,1%.
"Kepuasan terhadap Presiden Jokowi kembali menurun menjadi 58,1%, terendah dalam enam tahun terakhir. Dengan demikian, sejak Januari 2022, approval rating Presiden sudah turun lima kali, meski sempat mengalami rebound pada 20-25 April 2022,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, dalam keteranganya, Minggu (15/5/2022).
Burhanuddin menyebut penurunan kepuasan terhadap kinerja Jokowi, disebabkan harga kebutuhan pokok yang melonjak, terutama minyak goreng.
"Secara umum, penurunan approval Presiden Jokowi kali ini disebabkan oleh kesenjangan (gap) antara ekspektasi kebijakan dengan realitas di lapangan terkait penanganan minyak goreng,” kata dia.
Diketahui, angka kepuasan tersebut menurun dibanding survei sebelumnya pada 20-25 April 2022, dengan persentase kepuasan 59%.
Advertisement