Liputan6.com, California - Seorang pria bersenjata melepaskan tembakan di sebuah gereja California Selatan saat jamuan makan siang pada Minggu (15 Mei), menewaskan satu orang dan melukai lima orang, sebelum jemaat gereja menahan tersangka dan mengikat kakinya dengan kabel listrik, kata pihak berwenang.
Polisi menanggapi insiden yang terjadi sekitar pukul 1.:30 di Gereja Presbiterian Jenewa di Laguna Woods dan menangkap seorang tersangka tak dikenal berusia 60-an, kata Wakil Sheriff Orange County Jeff Hallock dalam konferensi pers. Demikian seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (16/5/2022)
Advertisement
"Kelompok pengunjung gereja itu menunjukkan ... kepahlawanan dan keberanian yang luar biasa dalam campur tangan untuk menghentikan tersangka. Mereka tidak diragukan lagi mencegah cedera dan kematian tambahan," katanya.
Satu orang tewas di tempat kejadian sementara empat korban lainnya luka parah. Satu orang lagi mengalami luka ringan, katanya. Semua korban luka dibawa ke rumah sakit.
Sekitar 30 hingga 40 orang berada di dalam gereja ketika penembakan itu terjadi, kata Hallock.
"Saat ini, kami tidak tahu apa motif tersangka atau apakah dia memiliki target yang dimaksudkan, atau apakah ini bahkan insiden terkait kebencian," kata Hallock, menambahkan bahwa pihak berwenang yakin tersangka tidak tinggal di daerah tersebut.
Dua pistol ditemukan di tempat kejadian.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penembakan Massal Kedua
"Tidak ada yang perlu takut pergi ke tempat ibadah mereka. Pikiran kami bersama para korban, masyarakat, dan semua yang terkena dampak peristiwa tragis ini," kata kantor Gubernur Gavin Newsom di Twitter.
Insiden ini setidaknya penembakan massal kedua akhir pekan di Amerika Serikat, yang telah diganggu dengan kekerasan senjata dalam beberapa tahun terakhir.
Sepuluh orang tewas dalam penembakan di negara bagian New York yang sedang diselidiki sebagai kejahatan kebencian bermotif rasial.
Seorang pria berusia 18 tahun ditahan setelah bentrok di tempat kejadian di kota Buffalo.
Tersangka memasuki supermarket yang sibuk pada Sabtu sore sebelum melepaskan tembakan. Dia menggunakan kamera untuk melakukan streaming serangan secara online, kata polisi.
FBI menggambarkan penembakan itu sebagai tindakan "ekstremisme kekerasan".
"Kami sedang menyelidiki insiden ini baik sebagai kejahatan kebencian dan kasus ekstremisme kekerasan bermotivasi rasial," Stephen Belongia, agen yang bertanggung jawab atas kantor FBI Buffalo, mengatakan pada konferensi pers.Tersangka diyakini telah berkendara selama beberapa jam untuk mencapai wilayah kota yang didominasi kulit hitam.
13 orang ditembak dan sebagian besar korban berkulit hitam, kata Komisaris Polisi Buffalo Joseph Gramaglia.
Advertisement
Bermotif Rasial
Berbicara kepada CBS, seorang sumber polisi menuduh bahwa pria itu telah meneriakkan hinaan rasial selama serangan itu.
"Ini adalah mimpi buruk terburuk yang dapat dihadapi komunitas mana pun dan kami terluka, kami sedang bergolak sekarang," kata Wali Kota Buffalo Byron Brown kepada wartawan.
"Kita tidak bisa membiarkan orang yang penuh kebencian ini memecah komunitas atau negara kita," tambahnya.
Grady Lewis, yang menyaksikan serangan itu dari seberang jalan, mengatakan kepada media lokal bahwa dia melihat pria itu melepaskan tembakan.
"Saya melihat orang itu masuk, bergaya tentara, membungkuk, hanya menembaki orang-orang," katanya.
Shonnell Harris, yang bekerja di toko selama serangan itu, mengatakan kepada Buffalo News bahwa dia mendengar lebih dari 70 tembakan saat dia berlari untuk melarikan diri dari gedung melalui pintu belakang.
"Toko itu penuh. Saat itu akhir pekan," katanya. "Rasanya seperti mimpi buruk."
Didakwa Pasal Pembunuhan
Pihak berwenang mengatakan seorang remaja kulit putih berseragam militer melepaskan tembakan dengan senapan di sebuah supermarket di Buffalo, negara bagian New York, menewaskan 10 orang dan melukai tiga lainnya. Serangan itu ia rekam dan siarkan langsung dengan kamera yang dipasang di helmnya.
Para pejabat mengatakan mereka menyelidiki penembakan pada Sabtu (14/5) siang itu sebagai kejahatan bermotif kebencian. Demikian seperti dikutip dari laman VOA Indonesia, Senin (16/5/2022).
Pihak berwenang mengatakan 11 korban tewas berkulit hitam dan dua lainnya berkulit putih.
Polisi mengatakan seorang petugas keamanan sempat melepaskan tembakan untuk berusaha menyetop remaja itu, tetapi ditembak mati oleh tersangka.
Pihak berwenang mengatakan para petugas mengonfrontasi laki-laki itu di dalam toko dan ia menyerah.
Advertisement