Liputan6.com, Jakarta - CEO Meta Mark Zuckerberg mengungkapkan sedikit bocoran tentang perangkat headset realitas campuran (mixed reality/MR) terbaru yang dikembangkan oleh mereka.
Dalam sebuah video yang diunggah di akun Facebook Mark Zuckerberg, dia mengatakan kode nama dari headset virtual reality (VR) teranyar Meta ini adalah "Project Cambria."
Advertisement
Zuckerberg mengatakan, demo yang dikembangkan dengan Presence Platform itu, dibangun untuk membantu pengembang membangun pengalaman mixed reality yang menggabungkan dunia fisik dan virtual.
Dalam videonya, Zuckerberg memperlihatkan dirinya bermain dan membelai makhluk virtual yang "dihadirkan" di dunia nyata, sembari menggunakan headset yang visualnya dikaburkan.
Diperlihatkan juga bagaimana pengguna dapat menghadirkan workstation virtual, melihat catatan dan menulis notepad. Dilaporkan juga kualitas gambar Cambria akan memungkinkan pengguna untuk membaca teks dengan jelas.
Melalui keterangan videonya, dikutip Senin (16/5/2022), demo yang disebut "The World Beyond" ini akan tersedia melalui App Lab sesegera mungkin.
"Ini hanya awal dari mixed reality. Bayangkan menarik tempat kerja sempurna Anda dengan sebanyak mungkin layar yang Anda inginkan di mana pun Anda berada," kata Zuckerberg.
"Atau berolahraga dengan instruktur virtual yang dipancarkan di ruangan bersama Anda. Presence Platform memungkinkan Anda untuk melakukan itu dan lebih banyak lagi," imbuhnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dijadwalkan Rilis Tahun Ini
Zuckerberg juga mengatakan, headset ini akan mendukung full color passthrough, serta teknologi canggih lainnya yang akan mereka tambahkan. Mengutip Engadget, perangkat ini dijadwalkan rilis akhir tahun ini.
Engadget juga melaporkan, baru-baru ini, seorang karyawan Meta mengibaratkan Project Cambria seperti "laptop untuk wajah" karena disebut memiliki spesifikasi mirip Chromebook.
Namun, Meta kabarnya mulai mengurangi beberapa upaya untuk metaverse. Rabu pekan lalu, perusahaan menutup beberapa proyek di Reality Labs, yang merugi USD 10 miliar tahun lalu dan menunda beberapa.
Meta juga disebut mempekerjakan lebih sedikit staf dari biasanya di tahun ini, demi mengurangi biaya yang tengah melambatnya pertumbuhan pendapatan.
Di sisi lain, Meta juga mengumumkan toko fisik pertamanya, Meta Store, yang dibuka pada tanggal 9 Mei 2022 di lingkungan salah satu kantornya di Burlingame, California, Amerika Serikat.
Di toko ritel itu, perusahaan induk Facebook itu akan menjual dan memamerkan berbagai produk perangkat keras mereka, yaitu alat-alat yang dibutuhkan untuk mengakses dunia virtual atau metaverse.
Advertisement
Meta Store Pertama Dibuka
"Di Meta Store, kami ingin Anda berinteraksi dengan semuanya. Kami ingin Anda mencoba barangnya. Kami ingin Anda merasakannya," tulis Meta melalui laman resminya, dikutip Sabtu (30/4/2022).
Martin Gilliard, Head of Meta Store, mengatakan, saat seseorang mendapatkan pengalaman menggunakan sebuah teknologi, mereka akan memberikan apresiasi yang lebih baik untuk itu.
"Jika kami melakukan pekerjaan kami dengan benar, orang-orang harus pergi dan memberi tahu teman-teman mereka, 'Kamu harus melihat Meta Store,'" kata Gilliard.
Di toko ini, Meta mengatakan pengunjung bisa menjajal Meta Portal dan Ray-Ban Stories, serta mengeksplorasi realitas virtual (virtual reality/VR) menggunakan versi demo dari Meta Quest 2.
Selain itu, perusahaan yang menaungi Instagram dan WhatsApp itu juga menyediakan saluran penjualan daring Meta Portal, Ray-Ban Stories, dan Meta Quest, melalui bagian Shop di meta.com.
Memberikan Gambaran Soal Metaverse
Meta Store juga menyediakan area demo imersif di mana pengunjung bisa mencoba Beat Saber, GOLF+, Real VR Fishing, atau Supernatural di layar LED melengkung besar yang menampilkan tampilan di headset.
Pengunjung toko fisik Meta ini juga bisa mendapatkan klip mixed reality selama 30 detik, yang diambil dari pengalaman demo yang bisa dibagikan.
Meta Store memiliki luas sekitar 1.550 kaki persegi. Lokasinya berada di dekat Reality Labs HQ, tempat Meta membantu pembangunan metaverse.
"Memiliki toko di Burlingame memberi kami lebih banyak kesempatan untuk bereksperimen dan menjaga inti pengalaman pelanggan untuk pengembangan kami," kata Gilliard.
Dia menambahkan, apa yang mereka pelajari di toko itu nantinya akan membantu menentukan strategi ritel perusahaan di masa depan.
Menurut perusahaan, tujuan mereka dengan adanya Meta Store adalah untuk menunjukkan kepada orang-orang, apa yang bisa dilakukan dengan produk-produknya, sembari memberikan sekilas gambaran metaverse di masa depan.
(Dio/Ysl)
Advertisement