Jual Sepatu Cuma Rp 147 Ribu, Pengusaha India Ini Sukses jadi Miliarder

India telah mencetak miliarder baru dari industri sepatu olahraga, Simak cerita lengkapnya.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 16 Mei 2022, 21:00 WIB
Ilustrasi miliarder (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam pekan yang bergejolak untuk pasar sahamnya, India telah mencetak miliarder baru.

Miliarder baru itu adalah Hari Krishan Agarwal (66), yang merupakan pendiri merek sepatu olahraga Campus Activewear yang berbasis di New Delhi, India.

Dilansir dari laman Forbes, Senin (16/5/2022) Agarwal memasuki daftar miliarder setelah IPO bintang dari perusahaan sepatu olahraganya.

Saham Campus Activewear terdaftar dengan harga premium sebesar 23 persen dari harga IPO. 74 persen saham Agarwal sekarang bernilai sekitar USD 1 miliar (Rp 14,7 triliun).

Perjalanan Agarwal dengan kewirausahaan dimulai pada tahun 1983 ketika ia mendirikan merek sepatu olahraga "Action".

Kemudian pada tahun 2005, ia meluncurkan sepatu olahraga dengan merk "Campus" dengan harga di bawah USD 10 atau sekitar Rp 147 ribu.

Penetapan harga ini membantu Campus membuat langkah yang cukup besar untuk bersaing di India dengan merek global seperti Nike , Adidas dan Puma, yang menjual sepatu olahraga dengan harga lebih dari USD 35.

“Dia memanfaatkan kekosongan besar di pasar sepatu olahraga India—dalam kisaran harga USD 10 hingga USD 40," kata kepala keuangan Campus, Raman Chawla.

Analis memperkirakan merk sepatu lokal Campus akan mendapat manfaat lebih lanjut karena sepatu olahraga adalah segmen dengan pertumbuhan tercepat di sektor alas kaki.

Selain itu, Analis juga berharap permintaan sepatu olahraga di India bisa terus meningkat.

Hal ini dikarenakan pengeluaran konsumen per kapita untuk produk olahraga di India hanya sebesar USD 1,9 dinbandingkan USD 33,8 di China dan USD 227,3 di AS, menurut Technopak.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Industri Sepatu Olahraga di India Telah Hasilkan Tiga Miliarder

Ilustrasi Tumpukan Sepatu Credit: pexels.com/pixabay

"Athleisure adalah segmen yang sangat kurang ditembus," kata Sneha Poddar, analis riset di Mumbai investment house Motilal Oswal.

"Kampus juga memperluas jangkauan geografisnya," ujar dia. 

Sneha Poddar mengungkapkan, pasar utama untuk Campus terdiri dari kota-kota kecil di India utara dan timur, tetapi sekarang melihat metro yang lebih besar dan membangun jejak nasional.

"Selain itu,  merk ini juga memperluas jangkauan produk dari sepatu olahraga hingga sepatu kasual,"  tambah Poddar.

Industri sepatu di India yang nilainya mencapai USD 9 miliar atau setara Rp 132,2 triliun ternyata telah melahirkan tiga miliarder dalam beberapa tahun terakhir.

Mereka di antaranya adalah dua saudara yakni Mukand Lal Dua dan Ramesh Kumar Dua, yang menjalankan Relaxo Footwear dengan pendapatan senilai USD 350 juta atau Rp 5,1 triliun dan Rafique Malik, yang memiliki Metro Brands yang berbasis di Mumbai dengan pendapatan hingga USD 107 juta atau Rp 1,5 triliun.

Meski sudah go public, Campus tetap menjadi perusahaan keluarga.

Putra Agarwal, yakni Nikhil Aggarwal, seorang insinyur industri dari Universitas Purdue, mulai bekerja di Campus pada tahun 2008 dan menjadi CEO perusahaan tersebut sembilan tahun kemudian.

Istri Nikhil, yakni Prerna, adalah kepala pemasaran Campus. 

Adapun istri dari sang pendiri Hari Krishan Agarwal, yakni Vinod Agarwal, yang pernah memimpin inisiatif rantai pasokan dan jaringan fabrikator untuk sepatu olahraga Campus, berada di dewan hingga September 2021.


Miliarder yang Justru Dulang Cuan dari Perang Rusia Ukraina

Orang terkaya kesembilan di dunia asal India, Mukesh Ambani. (AFP/Sam Panthaky)

Ternyata beberapa orang meraih keuntungan dari keberadaan perang Rusia Ukraina. Salah satu yang bisa menikmati hal ini adalah miliarder asal India Mukesh Ambani.

Perang Rusia Ukraina telah membuka peluang arbitrase yang begitu menarik sehingga Reliance Industries Ltd. menunda pekerjaan pemeliharaan di kompleks penyulingan minyak terbesar di dunia untuk menghasilkan lebih banyak solar dan nafta setelah harga melonjak.

Dilansir dari Bloomberg, Rabu (11/5/2022) kilang yang dimiliki Mukesh Ambani, membeli kargo minyak mentah yang didiskon setelah sanksi Uni Eropa atas bahan bakar Rusia, mendorong margin pada beberapa produk minyak ke level tertinggi dalam tiga tahun.

Sebagai informasi, kilang raksasa Reliance dapat memproses sekitar 1,4 juta barel setiap harinya dari hampir semua jenis minyak mentah.

Perusahaan yang dipimpin Mukesh Ambani ini juga dikenal karena kelincahannya dalam perdagangan minyak, yang membantunya mendapatkan keuntungan dari perubahan harga.

"Kami telah meminimalkan biaya bahan baku dengan mengambil barel arbitrase," kata Chief Financial Officer Reliance Industries, V. Srikanth. 

Penyulingan India telah menyerap barel diskon yang dijauhi oleh Amerika Serikat dan sekutunya yang berusaha mengisolasi pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin - respons atas perang di Ukraina.

Aliran minyak Rusia ke India tidak dikenai sanksi, dan sementara pembelian tetap sangat kecil dibandingkan dengan total konsumsi India.

Aliran minyak ini membantu menahan laju inflasi yang cepat yang memicu protes di beberapa wilayah anak benua itu.

Perusahaan penyulingan milik negara dan swasta di importir minyak terbesar ketiga di dunia telah membeli lebih dari 40 juta barel minyak mentah Rusia sejak perang Rusia-Ukraina pecah pada akhir Februari 2022, menurut laporan Bloomberg.

Infografis Orang Terkaya di Indonesia (liputan6.com/desi)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya