Sensasi Seru Terbang di Atas Laut dengan Paralayang Watugupit Yogyakarta

Jika ingin menikmati pemandangan dengan cara yang unik, Bukit Paralayang Watugupit Yogyakarta menjadi salah satu pilihan menarik.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 17 Mei 2022, 04:00 WIB
Ilustrasi paralayang (sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Yogyakarta - Bagi pengunjung yang menyukai sunset, Bukit Paralayang Watugupit merupakan tempat yang cocok untuk dikunjungi. Destinasi wisata yang masih satu area dengan Pantai Parangtritis ini, berlokasi di area hutan Giricahyo, Purwosari, Gunungkidul.

Selain menyuguhkan indahnya matahari terbenam, di sini pengunjung juga bisa menikmati pemandangan Pantai Parangtritis dan laut selatan dari atas ketinggian.

Bila ingin menikmati pemandangan dengan cara yang unik, Bukit Paralayang Watugupit juga menyuguhkan salah satu olahraga yang cukup ekstrem. Olahraga tersebut adalah paralayang.

Sesuai dengan nama yang tersemat, di sini pengunjung dapat mencicipi sensasi terbang di atas laut memakai  paralayang yang sudah disediakan. Pengunjung juga akan didampingi oleh seorang pemandu ahli yang siap membantu ketika terbang.

Selain itu, pengunjung juga akan dibekali beberapa informasi singkat dan mendasar perihal menerbangkan paralayang yang ada, seperti cara mendarat, cara berlari sebelum terbang, dan apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan ketika berada di atas paralayang.

Oleh karena itu pengunjung yang ingin mencoba olahraga yang satu ini, tidak perlu ragu atau pun takut, karena sudah pasti aman untuk dicoba.

Untuk mencicipi olahraga paralayang, pengunjung akan dikenakan biaya sebesar Rp 300.000 hingga 450.000, dengan durasi bermain sekitar 15 hingga 30 menit. Memang cukup mahal bagi sebagian orang, tetapi tidak menampik bahwa biaya tersebut cukup terjangkau dan pas untuk olahraga paralayang.

Hal itu sebanding dengan keamanan, dan sensasi terbang yang ditawarkan, terlebih tidak semua pantai atau destinasi wisata di Yogyakarta menyediakan olahraga paralayang.

Karena berada di satu area dengan Pantai Parangtritis, maka pengunjung nantinya wajib merogoh kocek sebesar Rp 10.000 untuk biaya retribusi di penarikan Pantai Parangtritis, Rp 5.000 per orang untuk biaya retribusi memasuki area Bukit Paralayang Watugupit, dan Rp 3.000 hingga Rp 5.000 untuk biaya parkir, tergantung kendaraan yang dibawa.

Bukit Paralayang Watugupit mulai beroperasi pukul 08.00 hingga 18.30 WIB setiap hari,  jadi bagi pengunjung yang ingin berkunjung pastikan datang pada jam operasional tersebut.

(Yohana Nabilla)


Main Otoped Makin Aman

Sementara itu, Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta kini tengah menyiapkan alternatif jalur otoped untuk kepentingan wisata yaitu di Kawasan Kotabaru sejalan dengan upaya pengembangan kawasan cagar budaya tersebut sebagai tujuan wisata.

"Sudah ada jalur alternatif yang disiapkan dan sekarang dalam proses kajian bersama dengan instansi terkait. Jalur ini dinilai cukup aman, baik untuk wisatawan yang mengendarai otoped maupun pengguna jalan lain," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko di Yogyakarta, Senin (16/5/2022).

Menurut dia, jalur yang disiapkan relatif tidak banyak dilintasi kendaraan bermotor sehingga cukup aman jika ada tambahan jalur khusus untuk pengguna otoped. Jalur akan dibuat melingkar, salah satunya melewati jalan yang dipenuhi toko bunga.

“Setelah ada larangan operasi otoped di Tugu hingga Malioboro, maka kami segera mencari jalur alternatifnya. Maka kami usulkan di kawasan Kotabaru,” katanya.

Dengan jalur khusus dan dilengkapi berbagai pengaman, Wahyu berharap, wisatawan tetap dapat menggunakan otoped dengan aman dan tidak membahayakan pengguna jalan lain serta tidak lagi muncul keluhan dari pengguna jalan.

Sejumlah titik menarik di kawasan Kotabaru, seperti bangunan berarsitektur Indhies, gereja, dan masjid bersejarah, serta museum akan menjadi daya tarik kawasan.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, kawasan Kotabaru memiliki karakter yang dinilai memenuhi syarat apabila dilengkapi dengan jalur khusus otoped.

“Saya kira, sudah ada pertemuan dengan beberapa pengelola yang menyewakan otoped listrik agar kegiatan ini bisa dilakukan dengan aman, nyaman, dan tidak saling mengganggu pengguna jalan lain,” katanya.

Keberadaan penyewaan otoped listrik untuk wisatawan dinilai menjadi salah satu daya tarik untuk mendatangkan wisatawan ke sebuah kawasan. “Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana keamanan dan kenyamanannya,” katanya.

Heroe mengatakan, Pemerintah Kota Yogyakarta berusaha untuk terus mengembangkan kawasan Kotabaru sebagai tujuan wisatawan karena kawasan cagar budaya tersebut memiliki potensi yang cukup baik.

“Ada banyak usaha kreatif yang berkembang di kawasan tersebut, misalnya toko oleh-oleh, kafe, kuliner dan lainnya. Semua berkembang alami sesuai karakter kawasan,” katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya