Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan modal ventura East Ventures belum lama ini merilis East Ventures - Sustainability Report 2022. Avina Sugiarto, Venture Partner di East Ventures menyoroti pentingnya penggabungan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG) serta komitmen perusahaan untuk menjadi yang terdepan dalam perubahan tren dan perilaku konsumen.
Saat ini, terdapat mispersepsi di tengah masyarakat bahwa keberlanjutan hanya mencakup lingkungan dan bumi. Terkait hal itu, Utari Octavianty, Co-Founder dan Chief Sustainability Officer di Aruna, meyakini bahwa keberlanjutan berkaitan dengan manusia, planet, dan keuntungan (People, Planet, and Profit).
Advertisement
Menurut Utari, ketiga elemen itu berperan penting dan memikul tanggung jawab setara. Oleh sebab itulah, Aruna membuat divisi yang berfokus pada keberlanjutan
Di tengah semua upaya kolektif menuju keberlanjutan, digitalisasi menjadi faktor pendukung krusial. Terutama, bagaimana teknologi dapat diterapkan dalam menghadirkan solusi dan model bisnis berbasis teknologi dalam menjangkau populasi yang belum terjangkau dan memiliki keterbatasan sumber daya. Solusi teknologi merupakan solusi berkelanjutan karena memiliki kontribusi emisi gas rumah kaca lebih sedikit.
Tantangan lain yang biasa dihadapi oleh semua perusahaan termasuk startup adalah kesulitan dalam menyeimbangkan keuntungan dan dampak.
Devahuti Choudhury, SDG Impact Specialist di UNDP mengatakan bahwa hal itu membutuhkan pendekatan kolaboratif yang diadopsi oleh pemerintah, investor modal swasta, dan perusahaan startup.
Terlepas dari upaya kolektif semua pihak, penting juga untuk memiliki peta tujuan yang jelas untuk mengidentifikasi area-area dengan potensi besar.
Di dalam East Ventures - Sustainability Report 2022, East Ventures menghadirkan kerangka investasi berkelanjutan sebagai pedoman untuk praktik berkelanjutan, serta menunjukkan dampak yang dihasilkan oleh perusahaan dan ekosistemnya.
Laporan itu memuat 16 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) yang dikontribusikan oleh East Ventures dan ekosistemnya..
"Kurangnya metrik dan standardisasi pengukuran memperlambat kemajuan menuju ESG, dan kami berharap laporan ini dapat berfungsi sebagai salah satu pedoman yang dihadirkan secara sukarela untuk mendorong kemajuan yang lebih cepat," ujar Avina.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Rampungkan Pendanaan Rp 8 Triliun untuk Startup Indonesia dan Asia Tenggara
Diwartakan sebelumnya, East Ventures telah merampungkan penggalangan dana terbarunya senilai USD 550 juta atau sekitar Rp 8 triliun. Rencananya, dana tersebut akan difokuskan pada investasi untuk startup Indonesia dan Asia Tenggara.
"Kami telah mengubah diri kami dari investor tahap awal menjadi investor multi-stage dan menjadi platform yang efisien dan kuat untuk mendukung entrepreneurship. Kami akan mengalokasikan USD 150 juta untuk pendanaan startup tahap awal dan USD 400 juta untuk pendanaan tahap lanjutan," ujar Willson Cuaca, Co-Founder dan Managing Partner di East Ventures.
Willson menyebut telah mengalami pertumbuhan signifikan dalam portofolionya. Saat ini, East Ventures memiliki lebih dari 200+ portofolio startup tahap awal hingga tahap lanjutan.
East Ventures mengelola lebih dari USD 1 miliar AUM dan mencatat dana lanjutan perusahaan portofolio sebesar USD 6,7 miliar. Perusahaan mencatat lebih dari USD 86 miliar GMV tahunan secara agregat berdasarkan portofolionya.
Advertisement
Digitalisasi di Indonesia semakin kuat
Roderick Purwana, Managing Partner di East Ventures, menyatakan bahwa digitalisasi di Indonesia semakin kuat. Dia pun menyoroti tingkat penetrasi internet di Indonesia pada tahun 2021 mencapai 73,7% dan daya saing digital di seluruh wilayah Indonesia semakin merata.
"Itu ditunjukkan oleh peningkatan skor EV-DCI dari tahun 2020-2022. Kita juga melihat IPO dari beberapa perusahaan teknologi terbesar di Indonesia yang terjadi belakangan iniーsebuah tonggak penting dalam membuka jalan bagi startup lain di Indonesia untuk mengikutinya," kata Roderick.
Selain itu, Roderick meyakini bahwa inisiatif dari para pemangku kepentingan terkait, seperti pemerintah dalam mempromosikan digitalisasi melalui Presidensi G20, akan semakin meningkatkan ekosistem teknologi dan menciptakan peluang investasi lebih besar di Indonesia.
"Di East Ventures, kami akan terus menggandakan investasi kami di Indonesia," tutur Roderick.
East Ventures Tegaskan Komitmen Keputusan Investasi Berkelanjutan
Selain itu, East Ventures telah resmi meneken UN Principles for Responsible Investment (UN PRI) sebagai bagian dari komitmennya untuk menciptakan keputusan investasi dan kepemilikan bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Langkah ini membuat East Ventures menjadi perusahaan modal ventura Indonesia pertama yang terdaftar sebagai penandatangan UN PRI.
"East Ventures percaya bahwa keberlanjutan telah dan akan terus menjadi fokus dari setiap hal yang kami lakukan, dan pendekatan ESG telah terintegrasi dalam praktik kami," ujar Avina Sugiarto, Venture Partner of East Ventures
Oleh sebab itu, kata Avina, perusahaan berharap bahwa penandatanganan UN PRI dapat semakin memperkuat komitmen perusahaan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan serta membawa lebih banyak dampak positif bagi masyarakat.
PRI adalah lembaga jaringan investor internasional yang didukung oleh Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) yang mendukung investasi bertanggung jawab di dunia. Melalui penandatanganan UN PRI, East Ventures akan terus mempraktikkan dan menerapkan kontribusinya sebagai investor yang berkomitmen dalam mengembangkan sistem keuangan global lebih berkelanjutan.
Selain itu, perusahaan melanjutkan penerapan enam prinsip dari Principles for Responsible Investment untuk mencapai tujuan masyarakat yang lebih luas.
Advertisement