Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Raharja bergerak cepat melakukan penanganan dan pendataan korban kecelakaan di jalan Tol Jombang-Surabaya Km 712+400, Desa Penompo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. kecelakaan ini terjadi pada Senin 16 Mei 2022 pagi.
Dalam kecelakaan ini, 14 orang meninggal dunia di lokasi kejadian dan langsung dilarikan ke RS Dokter Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto. Sementara 11 korban yang mengalami luka ringan dibawa ke sejumlah RS di Kota Mojokerto.
Advertisement
Direktur Utama Jasa Raharja Rivan A. Purwantono menyampaikan duka cita yang mendalam atas kejadian memilukan tersebut. Ia menjelaskan, seluruh korban baik yang meninggal dunia maupun luka-luka berada dalam ruang lingkup jaminan Jasa Raharja.
Santunan meninggal dunia dapat langsung diproses setelah data diterima mengingat sistem pelayanan digital di Jasa Raharja yang sudah terintegrasi dengan instansi terkait seperti IRSMS Korlantas Polri, Ditjen Dukcapil Kemendagri dan juga Rumah Sakit serta perbankan.
"Santunan meninggal dunia dan jaminan bagi korban luka-luka telah diselesaikan dalam kurun waktu kurang dari 24 jam. Sehingga Selasa pagi santunan dapat diserahkan," jelas dia dalam keterangan tertulis, Selasa (17/5/2022).
Ahli waris yang sah dari korban meninggal dunia sesuai ketentuan Undang-Undang akan menerima santunan sebesar Rp 50 juta. Sedangkan bagi korban yang tidak memiliki ahli waris yang sah sebagaimana ketentuan dalam Undang Undang maka akan diberikan santunan biaya penguburan sebesar Rp 4 juta kepada pihak yang bertanggung jawab menyelenggarakan penguburan.
Untuk korban luka - luka Jasa Raharja menjamin biaya perawatan di Rumah Sakit sampai dengan maksimal sebesar Rp 20 juta. Hal ini sesuai Peraturan Menteri Keuangan RI No 15 Tahun 2017.
"Santunan ini diberikan mengingat para penumpang sudah membayar tiket sudah termasuk Iuran Wajib Kendaraan Bermotor Umum (IWKBU). Sehingga apabila terjadi musibah kecelakaan dalam perjalanan dengan kendaraan bermotor umum tersebut akan mendapatkan jaminan dari Jasa Raharja sesuai Program Perlindungan Dasar Kecelakaan Penumpang," kata dia.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
4 Fakta Terkait Kecelakaan Maut di Tol Surabaya-Mojokerto
Kecelakaan maut terjadi sekitar pukul 06.15 WIB pada Senin (16/5/2022) di KM 712+400 jalur A Tol Surabaya-Mojokerto atau Tol Sumo. Kecelakaan Bus Ardiansyah itu menyebabkan total 14 orang meninggal dunia.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Dirmanto menjelaskan total korban 14 orang meninggal dunia tersebut dari 25 penumpang.
Pihaknya masih mendata korban kecelakaan tunggal tersebut dan fokus di TKP serta menerjunkan tim dari Ditlantas Polda Jatim.
"13 orang meninggal di TKP (tempat kejadian perkara), satu tambahan meninggal di RS. Identitas korban neninggal maupun luka masih dalam proses pendataan," ujar Dirmanto di Mapolda Jatim, Senin (16/5/2022)
Menurut dia, kecelakaan Bus Ardiansyah di Tol Surabaya-Mojokerto (Sumo) tersebut diduga karena sopir lelah dan mengantuk.
"Data sementara di lapangan, penyebab kecelakaan human error, sopir cadangan ini kelelahan atau mengantuk. Sehingga saat melintasi KM 712.200 itu oleng, lalu pas 712.400 menabrak papan reklame," ucap Dirmanto.
Sementara itu, sebanyak delapan unit ambulans milik Pemkota Surabaya meluncur ke RSUD Wahidin Mojokerto untuk membawa sejumlah jenazah warga Surabaya yang jadi korban kecelakaan bus tersebut.
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya Ridwan Mubarun, pihaknya mengirimkan ambulans ke RSUD Wahidin Mojokerto sebanyak delapan unit untuk membawa jenazah ke rumah duka di Kelurahan Benowo, Kecamatan Pakal.
"Kebanyakan warga yang menjadi korban kecelakaan di tol Sumo dari Kelurahan Benowo, Pakal," ucap Ridwan.
Berikut sederet fakta terkait kecelakaan maut yang terjadi pada Senin (16/5/2022) di KM 712+400 jalur A Tol Surabaya - Mojokerto atau Tol Sumo dihimpun Liputan6.com:
Advertisement
1. Sopir Diduga Mengantuk, 14 Orang Meninggal Dunia
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto menyampaikan informasi terbaru mengenai kecelakaan tunggal bus Ardiansyah di jalur bebas hambatan alias Tol Surabaya-Mojokerto (Sumo).
Kombes Dirmanto mengaku mendapatkan informasi kecelakaan tersebut sekitar pukul 11.00 WIB, bahwa kecelakaan terjadi pukul 6.15 WIB di tol Sumo.
"13 orang meninggal di TKP (tempat kejadian perkara), satu tambahan meninggal di RS. Identitas korban neninggal maupun luka masih dalam proses pendataan," ujarnya, di Mapolda Jatim, Senin (16/5/2022).
Kombes Dirmanto mengungkapkan, total korban 14 orang meninggal dunia dari 25 penumpang. Pihaknya saat ini masih mendata korban dan fokus di TKP serta menerjunkan tim dari Ditlantas Polda Jatim.
"Data sementara di lapangan, penyebab kecelakaan human error, sopir cadangan ini kelelahan atau mengantuk. Sehingga saat melintasi KM 712.200 itu oleng, lalu pas 712.400 menabrak papan reklame," papar Dirmanto.
2. Kronologi Kecelakaan
Kecelakaan bus di KM 712+400 jalur A Tol Surabaya - Mojokerto (Sumo) yang terjadi pada Senin pagi sekitar pukul 06.15 WIB diduga disebabkan karena sopir bus kurang konsentrasi dan mengantuk.
Kasat Lantas Polresta Mojokerto AKP Heru Budi Santoso mengatakan bus PO Ardiyansah bernomor polisi S 7322 UW yang dikemudikan oleh Ade Firmansyah, warga Sememi, Benowo, Kota Surabaya, itu berjalan dari arah barat (Mojokerto) ke arah timur (Surabaya).
"Pada saat berjalan pengemudi kurang konsentrasi terhadap situasi di depannya, sesampai di TKP menabrak tiang reklame yang berada di bahu jalan sebelah kiri," ujarnya, Senin (16/5/2022) dilansir dari Antara.
Kasat PJR Polda Jatim AKBP Dwi Sumrahadi mengatakan bus berpenumpang sekitar 25 orang itu berangkat dari Yogyakarta dengan tujuan Surabaya.
Semula kendaraan Bus PO Ardiansyah melaju dengan kecepatan sedang di lajur lambat Tol Surabaya - mojokerto.
"Saat tiba di km 712+200/A, kendaraan oleng ke kiri dan menabrak tiang VMS (Variable Message Sign) di pinggir bahu jalan tol sehingga terguling," kata Dwi.
Advertisement
3. 8 Ambulans Pemkot Surabaya Dikerahkan
Delapan unit ambulans milik Pemkota Surabaya meluncur ke RSUD Wahidin Mojokerto untuk membawa sejumlah jenazah warga Surabaya yang jadi korban kecelakaan bus di Km 712+400 Jalur A Tol Surabaya-Mojokerto (Sumo).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya Ridwan Mubarun menyatakan, pihaknya membantu dengan mengirimkan ambulans ke RSUD Wahidin Mojokerto sebanyak delapan unit untuk membawa jenazah ke rumah duka di Kelurahan Benowo, Kecamatan Pakal.
"Kebanyakan warga yang menjadi korban kecelakaan di tol Sumo dari Kelurahan Benowo, Pakal," ujar dia, Senin (16/5/2022), dikutip dari Antara.
Ridwan mengatakan, pihaknya sudah koordinasi dengan pihak aparat di wilayah setempat untuk membantu keluarga korban terkait pemakaman.
Puluhan korban kecelakaan bus di Km 712+400 Jalur A Tol Sumo pada Senin pagi sekitar pukul 06.15 WIB dievakuasi ke sejumlah rumah sakit yang berbeda untuk mempercepat proses penanganan.
Ada beberapa rumah sakit yang merawat korban selamat dan meninggal dunia seperti halnya RS Citra Medika, RS Emma, RSUD Wahidin Mojokerto, dan RSUD R.A. Basoeni.
4. Pemkot Surabaya Bantu Siapkan Pemakaman
Pemerintah Kota Surabaya membantu menyiapkan pemakaman belasan jenazah warga Kelurahan Benowo yang menjadi korban kecelakaan bus di Tol Surabaya-Mojokerto atau Sumo pada Senin pagi.
Wakil Wali Kota Surabaya Armuji di Surabaya, menyampaikan rasa duka cita mendalam atas peristiwa kecelakaan bus di Tol Sumo yang merenggut banyak korban jiwa.
Armuji juga memantau proses evakuasi jenazah dan penanganan bagi korban luka yang kini di rawat di sejumlah rumah sakit.
"Saat ini sedang dilakukan evakuasi yang dikoordinasi oleh BPBD Surabaya. Pemkot Surabaya mengirimkan delapan unit ambulans ke RSUD Wahidin Mojokerto untuk membawa sejumlah jenazah warga Surabaya yang menjadi korban kecelakaan bus di Tol Sumo," katanya, Senin (16/5/2022) dilansir dari Antara.
Menurut dia, sumber daya yang ada di Pemerintah Kota Surabaya, mulai dari organisasi perangkat daerah (OPD) kecamatan hingga kelurahan saat ini berkonsentrasi untuk memberikan penanganan terbaik bagi korban luka serta mempersiapkan pemakaman bagi korban meninggal.
"Di luar itu, untuk jangka panjang, kami minta kelayakan bus pariwisata, khususnya perlu menjadi perhatian. Jangan menunggu kejadian baru ada perhatian," jelas Armuji.
Advertisement