Liputan6.com, Jakarta - Satu lagi partai politik yang akan mewarnai Pemilu 2024 mendatang. Partai tersebut adalah Partai Pelita yang merupakan besutan dari mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, Din Syamsuddin.
Partai Pelita dideklarasikan di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin, 28 Februari 2022. Saat dikukuhkan, kepengurusan partai pun langsung ditetapkan.
Beni Pramula didapuk menjadi Ketua DPP Partai Pelita yang ditandai dengan penyerahan bendera partai secara simbolis. Sementara, Din sendiri menjabat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Partai (MPP) Partai Pelita.
Baca Juga
Advertisement
"Dengan ucapan Bismillahirrahmanirrahim, saya kukuhkan DPP Partai Pelita untuk periode 2022-2027," kata Din Syamsuddin, Senin, 28 Februari yang dikutip dari Antara.
Ada banyak tokoh berlatar belakang organisasi masyarakat (ormas) yang bergabung dalam partai bentuk Din Syamsuddin. Salah satunya berasal dari HMI, GMNI, PMII dan ada pula purnawirawan.
"Belum bisa menyebut nama. Bukan hanya dari kalangan purnawirawan, dari berbagai profesi juga ya, tokoh-tokoh ormas, kaum profesional, perempuan, tapi yang senior di MPP yang milenial di DPP," ujar Din saat itu.
Setelah kini mengantongi Surat Keputusan (SK) Pengesahan Badan Hukum dari Kementerian Hukum dan HAM, Partai Pelita akan memiliki kesempatan untuk ikut dalam Pemilu dan Pilpres 2024.
Din mengaku saat ini pihaknya tengah melakukan verifikasi dministrasi dan faktual untuk menjadi partai politik peserta Pemilu.
"Fokus kami saat ini adalah verifikasi administrasi dan faktual sebagai peserta Pemilu 2024 oleh KPU. Setelah dinyatakan lolos sebagai peserta pemilu, boleh nanti kami berpikir lain, termasuk persoalan koalisi," kata Din Syamsuddin, Senin 16 Mei 2022.
Cara Partai Pelita Bangun Koalisi
Selain verifikasi, saat ini Partai Pelita tengah memaksimalkan merekrut kader partai dan pemilih. Hal ini diungkap Ketua Umum DPP Partai Pelita Beni Pramula.
Lantas, seperti apa langkah partai besutan Din Syamsuddin ini dalam membangun koalisi untuk ikut berpartisipasi dalam Pemilu mendatang?
Menurut Beni, ada dua hal yang menjadi pertimbangan dalam menentukan partai politik yang patut diajak untuk berkoalisi. Di antaranya partai politik yang berpegang teguh pada Pancasila dan UUD 1945 serta mengindahkan nilai-nilai etika dan moral politik berdasarkan agama ataupun budaya bangsa.
Lanjut Beni, Partai Pelita juga membuka diri untuk berkolaborasi dengan partai lama maupun baru. Dengan catatan berpegang teguh pada Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 secara murni serta konsekuen.
"Mereka juga patut mengindahkan nilai-nilai etika dan moral politik berdasarkan agama ataupun budaya bangsa. Di luar itu, chemistry kami tidak cocok," kata Din Syamsuddin.
Soal yang akan diusung menjadi calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), Partai Pelita akan menjaring tokoh-tokoh bangsa yang bersifat presidential like.
"Kami akan menjaring tokoh-tokoh bangsa, baik yang sudah masuk survei maupun belum, yang bersifat presidential like atau memenuhi syarat sebagai capres ataupun cawapres," jelas mantan Ketua MUI tersebut.
Advertisement
Representasi Semangat Perjuangan
Lantas, hal apa yang mendasari terbentuknya Partai Pelita? Beni menuturkan, kehadiran partainya ini karena keprihatinan terhadap kondisi masyarakat yang tercerai-berai, terpolarisasi, dan pengalaman ideologi yang semakin memudar sebagai pandangan hidup.
"Kami khawatir jika generasi kami tercatat dalam sejarah sebagai generasi yang rebahan, yang tidak peduli terhadap bangsa dan negaranya. Kami tidak mau itu terjadi, Partai Pelita ini merupakan representasi semangat perjuangan perubahan kami," ujar Beni.
Untuk diketahui, Ketua DPP Partai Pelita Beni Pramula lahir di Pramubulih, 12 September 1988. Dikenal aktif sebagai aktivis, Beni pernah mengemban sejumlah jabaran. Di antaranya ketua umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah periode 2014-2016 dan Presiden Pemuda Asia-Afrika periode 2015-2020.
Sedangkan pada posisi Sekretaris Jenderal (Sekjen) ditempati oleh Tantan Taufiq Lubis. Dia merupakan ketua Forum Pemuda Kerjasama Islam atau Islamic Cooperation Youth Forum (ICYF) sekaligus Pendiri Pemuda OKI Indonesia. Saat ini Tantan menjabat Vice Presiden Pemuda Islam untuk tingkat dunia.