Maybank Giatkan Produk Pembiayaan Properti untuk Keluarga Muda

PT Bank Maybank Indonesia Tbk melalui Unit Usaha Syariah (UUS) Maybank menggiatkan kembali produk pembiayaan properti yang ditujukan bagi seluruh kalangan.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 17 Mei 2022, 22:04 WIB
Doc: Istimewa

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Maybank Indonesia Tbk melalui Unit Usaha Syariah (UUS) Maybank menggiatkan kembali produk pembiayaan properti yang ditujukan bagi seluruh kalangan, termasuk para profesional dan keluarga muda melalui Pembiayaan Properti iB.

Solusi UUS Maybank Pembiayaan Properti iB dapat dimanfaatkan untuk pembelian properti seperti rumah baru dari para pengembang properti (developer) rekanan Maybank Indonesia, maupun bagi pembeli yang menginginkan hunian second, baik dari agen properti ataupun perorangan.

Selain itu, nasabah juga dapat memilih fitur take over apabila memilih untuk memindahkan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari bank semula ke fasilitas pembiayaan dengan skema Syariah UUS Maybank dan melakukan Top Up atas fasilitas take over tersebut.

Melalui fasilitas ini, nasabah bisa menikmati biaya khusus yang diberikan dalam jangka waktu pembiayaan maksimal hingga 20 tahun.

Head Shariah Banking Maybank Indonesia Romy Buchari berkata, bentuk pembiayaan ini ditawarkan untuk menyambut pasar pembelian properti yang kian gencar.

"Potensi pertumbuhan properti di Indonesia serta fasilitas pembiayaan properti masih menjadi pilihan utama mayoritas konsumen dalam pembelian properti, dengan pangsa mencapai 75,65 persen," terangnya, Selasa (17/5/2022).

Melalui program #MyBank Rumah Syariah iB, pembelian properti dilakukan sesuai akad Musyarakah Mutanaqishah (MMQ), dimana pembeli akan memasuki kontrak kerja sama modal antara bank dengan pembeli atau nasabah untuk memiliki properti sesuai nisbah yang disepakati.

Angsuran yang dibayarkan nasabah akan digunakan untuk pembelian porsi kepemilikan Bank secara bertahap sehingga pada akhir masa pembiayaan, nasabah akan memiliki 100 persen properti tersebut. Pembiayaan ini memliki rate tetap dan bersaing, yaitu sebesar 3,63 persen selama 3 tahun pertama dan 10,63 persen untuk 7 tahun berikutnya.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Properti

Menjelang usia peraknya yang ke 25 tahun, PT BII Finance Center resmi berganti nama menjadi PT Maybank Indonesia Finance sekaligus meluncurkan ulang tabungan co-branding Maybank Finance di Jakarta, Kamis (7/1). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Kepemilikan properti, baik berupa rumah, apartemen, rukan, atau ruko, merupakan salah satu checklist kebutuhan pokok yang membutuhkan nilai investasi cukup besar.

Data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) per 2019 (sebelum pandemi) memaparkan, sebanyak 81 juta orang dari kalangan generasi muda belum memiliki rumah sendiri. Dari data tersebut, sebanyak 24,92 persen belum mampu secara finansial, dan sebesar 17,27 peesen bahkan belum mampu membayar uang muka (DP).

Gejolak tren demand akan kepemilikan properti juga meningkat, lantaran pemerintah memperpanjang insentif berupa pengurangan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) hingga Juni 2022.

Insentif ini telah berhasil merangsang pertumbuhan transaksi properti, dengan skema potongan pajak lebih kecil, yaitu 50 persen untuk rumah dengan harga di bawah Rp2 miliar dan 25 persen untuk rumah di kisaran harga Rp 2-5 miliar.

"Hal ini menjadi momentum yang baik untuk berinvestasi properti, baik bagi first time homeowner ataupun pembeli hunian berikutnya," tutup Romy.


Target Penyaluran Kredit Maybank Indonesia pada 2022

RUPST dan Paparan Publik Tahunan PT Bank Maybank Indonesia Tbk, Jumat (25/3/2022) (Foto:Istimewa)

PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) membidik pertumbuhan kredit minimal 5-7 persen pada 2022. Hal ini juga mengikuti prediksi pertumbuhan kredit secara industri 8-10 persen.

Direktur Maybank Indonesia Thilagavathy Nadason menuturkan, dalam rencana bisnis bank (RBB), pihaknya proyeksi pertumbuhan seiring dengan yang direncanakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) secara kredit dianggap industri akan tumbuh antara 8-10 persen. Pihaknya juga berharap tingkatkan penyaluran kredit minimal 5-7 persen pada 2022.

"Tapi itu pun sangat bergantung kepada pemulihan ekonomi domestik dan juga kondisi kondisi global pada 2022,” kata dia.

Selain itu, perseroan juga akan menerbitkan obligasi pada 2022. Namun, hal tersebut tergantung pemulihan ekonomi.

“Tapi kami akan wait and see di kuartal pertama untuk kestabilan di peningkatan ekonomi dulu, dan akan kembali masuk pasar di semester II untuk aksi korporasi bond dan aplikasi semester pertama untuk masuk pasar,” kata dia.

Adapun penerbitan obligasi tersebut dilakukan dua anak usaha perseroan pada kuartal II 2022. Salah satunya dilakukan Maybank Finance.

Adapun kinerja keuangan selama 2021, Maybank Indonesia mencatat laba bersih Rp1,64 triliun didukung, oleh efisiensi pada biaya bunga dan biaya overhead,  kinerja positif Unit Usaha Syariah (UUS), dan biaya provisi yang rendah.

Maybank Indonesia menempuh langkah konservatif dan secara proaktif mencadangkan provisi pada portofolio di seluruh segmen bisnis sejak 2020, serta aktif mendampingi debitur yang masih menghadapi tantangan dengan menerapkan program restrukturisasi kredit demi menjaga kualitas aset Perseroan. Kedua upaya tersebut telah berkontribusi kepada penurunan biaya provisi sebesar 25,8 persen menjadi Rp1,54 triliun.

Maybank Indonesia mencatat rasio Non-Performing Loan (NPL) (Konsolidasian) menjadi 3,7 persen (gross) dan 2,6 persen (net) pada Desember 2021, dari 4 persen (gross) dan 2,5 persen (net) pada Desember 2020, didukung penurunan saldo NPL sebesar 10,8 persen.

Sementara, rasio Loan at Risk (LAR Bank saja) membaik ke level 18 persen pada Desember 2021 dari 21,5 persen pada tahun sebelumnya, didukung kualitas kredit yang kembali menjadi lancar atas peran aktif Maybank Indonesia dalam proses pemantauan dan restrukturisasi kredit nasabah.

 


Kinerja 2021

Maybank

Maybank Indonesia mampu mengendalikan biaya overhead secara efektif sehingga turun sebesar 4,2 [ersen menjadi Rp5,47 triliun pada Desember 2021, sebagai dampak dari pengelolaan biaya yang intensif dan efektif di seluruh lini bisnis serta operasional Perseroan.

Meski total kredit segmen Community Financial Services (CFS) turun sebesar 5,6 persen menjadi Rp66,78 triliun secara tahunan, tetapi tumbuh positif sebesar 2,4 persen secara kuartalan, ditopang pertumbuhan kredit CFS Non-Ritel dan CFS Ritel. Kredit CFS Non-Ritel mengalami penurunan 11,6 persen secara tahunan, tetapi tumbuh 1,3 persen secara kuartalan.

Demikian juga kinerja kredit segmen CFS Ritel yang tumbuh 3,4 persen secara kuartalan di seluruh lini bisnis di segmen tersebut.

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) terus bertumbuh positif sebesar 9 persen secara tahunan dan 3,1 persen secara kuartalan menjadi Rp15,28 triliun pada 2021, yang sekaligus menjadi motor penggerak pertumbuhan kredit di segmen CFS Ritel.

Total simpanan nasabah relatif stabil secara tahunan tetapi bertumbuh 12,8 persen secara kuartalan.  Pencapaian ini sejalan strategi Perseroan untuk mempertahankan likuiditas yang kuat dan pendanaan yang efisien dengan mengurangi simpanan berbiaya tinggi, serta mengoptimalkan layanan perbankan digital Maybank Indonesia untuk menghimpun simpanan nasabah.

CASA Perseroan tumbuh 18,5 persen menjadi Rp54,26 triliun pada Desember 2021 dari Rp45,79 triliun pada tahun sebelumnya diikuti dengan rasio CASA meningkat menjadi 47,2 persen dari total simpanan nasabah pada Desember 2021, dibandingkan 39,8 persen pada tahun sebelumnya.

Posisi likuiditas Perseroan tetap kuat dengan rasio Kredit terhadap Simpanan/Loan to Deposit Ratio (LDR Bank saja) tercatat pada level 76,3 persen. Lalu, Rasio Kewajiban Pemenuhan Kecukupan Likuiditas/Liquidity Coverage Ratio (LCR Bank saja), tercatat sebesar 183,2 persen pada Desember 2021, dan berada di atas minimum yang diwajibkan regulator yakni sebesar 100 persen.

Posisi permodalan Perseroan tetap kuat dengan Rasio Kecukupan Modal/Capital Adequacy Ratio (CAR) tercatat sebesar 26,9 persen pada Desember 2021, dibandingkan 24,3 persen pada tahun sebelumnya. Total modal Perseroan tercatat naik menjadi Rp28,39 triliun pada Desember 2021 dari Rp27,15 triliun pada Desember 2020.

Infografis Bantuan DP Rumah Pekerja Informal

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya