Cara Produsen Fesyen Lokal Menangkan Persaingan yang Makin Ketat

Dalam beberapa tahun terakhir, merek fesyen lokal mulai naik daun dengan kualitas produk yang tak kalah dengan merek luar.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Mei 2022, 22:41 WIB
Ilustrasi kaos - Photo by Kai Pilger from Pexels

Liputan6.com, Jakarta Bisnis pakaian semakin marak bermunculan dan tak ada habisnya. Dalam beberapa tahun terakhir, merek fesyen lokal mulai naik daun dengan kualitas produk yang tak kalah dengan merek luar. 

Salah satu merek fesyen lokal, Livehaf, telah menyediakan beragam produk fesyen sejak 2015. Tak hanya untuk pria, kreasi fesyen wanitapun tersedia di Livehaf.  

Di tengah persaingan merek fesyen lokal, Arif Hidayat sebagai Founder dan CEO telah membawa Livehaf berkembang dengan pertumbuhan bisnis hingga 100 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Berawal dari pemasaran produk pakaian melalui Instagram dan marketplace, saat ini Livehaf telah menambah kategori produknya dengan tas, sepatu, sandal, dan kaos kaki. 

“Kualitas produk kami tak kalah dengan brand luar. Dengan bahan dan jahitan berkualitas serupa, harga yang kami tawarkan jauh lebih terjangkau untuk masyarakat,” ujar Arif dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (17/5/2022).

Livehaf menjual daily wear untuk pria dan wanita, dengan range harga terjangkau berkisar Rp 50 ribu-Rp 250 ribu.

Dalam waktu dekat, Livehaf akan menambah kategori produk baru, yakni parfum. 

“Dengan gencarnya persaingan kompetitor yang menggunakan raise funding atau venture capital, kami masih bertahan dengan bootstrap dan berencana tetap seperti ini. Ke depannya kami akan perkuat posisi senior leadership Livehaf dengan mempekerjakan tenaga profesional, fokus pada inovasi dan kualitas produk, serta menerapkan sistem bisnis yang efisien dan efektif,” lanjut Arif. 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kolaborasi

Ilustrasi kaos - Image by Mabel Amber from Pixabay

Saat ini Livehaf telah berkolaborasi dengan beberapa sosok seperti Ghozali Everyday dan komedian Indra Frimawan, untuk kegiatan photoshoot.

Hasil foto kolaborasi ini akan digunakan di seluruh platform media sosial Livehaf. 

“Kami ingin mencari sosok yang cukup dekat dan erat dengan masyarakat. Hasilnya, banyak customer kami yang memberi komentar positif karena Livehaf bekerjasama dengan sosok sederhana dan dikenal, tidak seperti brand lain yang menggunakan model papan atas,” pungkas Arif. 

Selama 2022 Livehaf akan terus berkolaborasi dengan sosok lainnya sebagai upaya untuk bisa lebih dekat dengan customer. Ragam produk Livehaf pun dapat ditemukan di website livehaf.com dan marketplace


Menteri Teten Sebut Kolaborasi Kunci Indonesia Jadi Kiblat Fesyen Muslim Dunia

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam kegiatan Bazar Indonesia Hitz dan Sunday Lunch Fashion Show, di Kota Bogor, Minggu (12/12/2021).

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki memandang kolaborasi jadi hal penting dalam menjadikan Indonesia kiblat industri fesyen muslim dunia. Ia melihat belum ada sinergi yang pasti antar lembaga.

Dengam begitu, Menteri Teten ingin kolaborasi asosiasi dengan pemerintah perlu ditingkatkan. Saat ini diakuinya, belum ada fokus khusus dalam penanganan UMKM melalui sinergi secara masif, lantaran hampir di 22 kementerian/lembaga (K/L) yang mengurus UMKM masih berjalan dengan konsep yang berbeda-beda tanpa integrasi.

"Kalau Indonesia ingin menjadi kiblat muslim dunia, maka harus ada event kelas dunia yang digelar. Tentu hal ini harus disinergikan dengan seluruh kementerian yang bersinggungan dan masing-masing dilibatkan untuk menggelar event skala dunia," kata Menteri Teten dalam keterangan resmi, Kamis (21/4/2022).

Saat ini pemerintah menetapkan industri halal sebagai unggulan ekonomi Indonesia salah satunya fesyen, kosmetik, industri syariah, dan keuangan. Di mana muslim fesyen menjadi lokomotif industri halal.

"Harus segera pemerintah melakukan upaya konkret dalam mendukung industri muslim fashion di Tanah Air," katanya.

Tercatat, konsumsi busana muslim di Indonesia mencapai 20 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp286,9 triliun dengan laju pertumbuhan 18,2 persen pertahun. Potensi ini menjadi pemacu pelaku indutri kreatif dan fesyen muslim di Indonesia untuk mengembangkan sayapnya.

Prestasi membanggakan juga terus diukir desainer fesyen muslim Indonesia. Namun, ekspor produk halal Indonesia saat ini baru berkisar 3,8 persen dari total pasar produk halal dunia.

"Ini menunjukkan Indonesia sangat berpotensi menjadi produsen terbesar dan tren setter produk halal dunia," kata Menteri Teten.

Untuk mengoptimalkan potensi produk halal salah satunya fesyen, KemenKopUKM berupaya untuk mendukung dalam membangun ekosistem mulai dari hulu sampai hilir.


Skala Internasional

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam Pameran Muffest+ ke-7 yang digelar pada 21-23 April 2022 di Jakarta dengan melibatkan 300 brand lokal.

Dalam pengembangan pasar fesyen, kata dia salah satunya melalui penyelenggaraan Pameran Muslim Fashion Festival (Muffest)+ ke-7. Ini juga jadi upaya industri Muslim Fashion tak hanya bisa menjadi target pasar di dalam negeri tapi juga pemain global.

Informasi, Pameran Muffest+ ke-7 digelar pada 21-23 April 2022 di Jakarta dengan melibatkan 300 brand lokal.

Ia menyebut penyelenggaraan Muffest+ 2022 ini sudah menjadi ekosistem yang baik dari waktu ke waktu. Menurutnya, event seperti ini bukan hanya sebagai promosi fesyen muslim Indonesia di dalam negeri tapi juga di luar negeri.

"Event ini bukan sekadar pameran, tapi menghubungkan berbagai pihak mulai dari pelaku UMKM, desainer, pemerintah, dan asosiasi agar ekosistem yang baik dibangun dan dijaga," ucap Teten dalam opening ceremony Pameran Muslim Fashion Festival (Muffest)+ ke-7 di Grand Ballroom Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (21/4).

Dalam kesempatan tersebut juga hadir Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim secara virtual, selanjutnya hadir secara offline Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Reni Yanita, National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC) Ali Charisma, dan Stafsus MenKopUKM Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Fiki Satari.

Infografis desainer Indonesia di pentas fesyen dunia (Liputan6.com/Trie Yasni))

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya