Liputan6.com, Jakarta - Netflix melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada sekitar 150 karyawan serta memutus kerjasama dengan belasan kontraktor, menyusul laporan pendapatan yang mengecewakan.
Sebuah sumber yang mengetahui situasi ini memberi tahu The Verge, dikutip Rabu (18/5/2022), bahwa langkah tersebut mencakup setidaknya 26 kontraktor yang bekerja di situs web Tudum yang berfokus pada penggemar--berfungsi sebagai pelengkap konten Netflix.
Advertisement
Sebelumnya, Netflix memecat sekitar 25 karyawan pemasaran, termasuk belasan karyawan yang bekerja di Tudum. 26 pekerja yang diberhentikan saat ini diberitahu tentang PHK melalui email, yang menurut juru bicara Netflix Erika Masonhall dikirim oleh perusahaan kontraktor.
Perusahaan mengatakan kepada The Verge bahwa sebagian besar karyawan Netflix yang terkena PHK berada di Amerika Serikat (AS).
"Seperti yang kami jelaskan tentang pendapatan, pertumbuhan pendapatan kami yang melambat berarti kami juga harus memperlambat pertumbuhan biaya kami sebagai sebuah perusahaan. Sayangnya, kami melepaskan sekitar 150 karyawan hari ini, sebagian besar berbasis di AS," ungkap Masonhall.
Ia menyebut keputusan ini terutama didorong oleh kebutuhan bisnis ketimbang kinerja individu, yang membuat perusahaan sangat sulit karena tidak ada dari karyawan yang ingin mengucapkan selamat tinggal kepada rekan kerja yang hebat.
"Kami bekerja keras untuk mendukung mereka melalui transisi yang sangat sulit ini. Sejumlah kontraktor keagenan juga terkena imbas dari berita yang diumumkan pagi ini. Kami berterima kasih atas kontribusi mereka untuk Netflix," pungkas Masonhall.
Sebelumnya, Netflix mengungkapkan bahwa pada kuartal pertama (Q1) tahun 2022, mereka kehilangan 200 ribu pelanggan secara global, dibandingkan kuartal empat (Q4) 2021.
Perusahaan Amerika Serikat itu juga memperkirakan akan ada kerugian yang lebih besar di kemudian hari, bahkan sampai dua juta pelanggan di kuartal kedua.
"Pertumbuhan pendapatan kami sudah sangat melambat," kata Netflix dalam suratnya kepada para pemegang saham, seperti dilansir The Verge, dikutip Rabu (20/4/2022).
Platform streaming itu melanjutkan, pandemi hanya "mengaburkan gambar," dengan adanya banyak masalah yang tersembunyi di bawah permukaan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Persaingan Ketat
Perusahaan pun menunjuk persaingan yang lebih ketat dari layanan over the top (OTT) yang menawarkan harga lebih murah seperti Disney Plus dan Prime Video.
Selain itu, Netflix juga menyalahkan terbatasnya ruang berekspansi di banyak negara karena faktor teknologi yang di luar kendalinya, seperti adopsi smart TV dan harga data, serta banyaknya pengguna yang berbagi akun.
Untuk yang terakhir, menurut raksasa OTT itu, ada lebih dari 222 juta rumah tangga yang membayar untuk menikmati konten Netflix, tetapi lebih dari 100 juta pelanggan Netflix lainnya berbagi akun.
Kondisi ini jadi semakin lebih buruk dengan keputusan Netflix menghentikan layanannya di Rusia, sebagai imbas dari perang Ukraina.
Negara itu seharusnya bisa menyumbang 500 ribu pelanggan, namun mereka malah kehilangan 700 ribu pelanggan setelah Rusia terkena sanksi akibat invasi ke Ukraina. Namun, pertumbuhan masih "lunak" di semua wilayah.
Melalui surat itu, Netflix pun menyebutkan bahwa mereka berencana untuk mempercepat kembali penayangan dan pertumbuhan pendapatannya, dengan meningkatkan semua aspek di platformnya.
"Di sisi konten, kami menggandakan pengembangan cerita dan keunggulan kreatif," tulis perusahaan.
Sementara di sisi produk, baru-baru ini, mereka juga meluncurkan fitur berupa tombol suka dua jempol agar para pelanggannya bisa mengekspresikan dengan lebih tentang apa yang mereka sukai.
Selain itu, menurut perusahaan, kesuksesan secara internasional juga berperan penting untuk masa depan mereka. "Dalam jangka panjang, sebagian besar pertumbuhan kami akan datang dari luar AS," tulis Netflix.
Advertisement
Pemegang Saham Gugat Netflix
Laporan Netflix tentang kehilangan 200 ribu pelanggan secara global pada kuartal pertama 2022 dibandingkan kuartal empat 2021 berakibat panjang. Berdasarkan laporan Variety, sejumlah pemegang saham diketahui menggugat Netflix akibat hal tersebut.
Mengutip informasi dari IGN, Minggu (8/5/2022), gugatan tersebut dilayangkan karena sejumlah pemegang saham merasa Netflix telah memberikan informasi menyesatkan mengenai kerugian pelanggan yang dialami perusahaan baru-baru ini.
Gugatan tersebut diajukan pada 3 Mei 2022 di pengadilan distrik federal di San Fransisco. Para penggugat menuduh Netflix melanggar UU keamanan Amerika Serikat dengan membuat pernyataan salah dan/atau menyesatkan secara material pada para pemegang sahamnya.
Selain itu, Netflix juga disebut gagal mengungkapkan fakta sebenarnya mengenai kerugian yang dialami perusahaan, baik soal bisnis, operasi, dan prospek ke depan. Gugatan class action ini diajukan atas nama pemegang saham yang memiliki saham Netflix antara 19 Oktober 2021 hingga 19 April 2022.
Sebagai informasi, Netflix memang melaporkan pertumbuhan pendapatan perusahaan sudah sangat melambatkan. Bahkan, perusahaan Amerika Serikat itu memperkirakan akan ada kerugian yang lebih besar di kemudian hari, hingga dua juta pelanggan di kuartal kedua.
Perusahaan menyebut ada beberapa faktor yang membuat hal ini terjadi. Salah satunya adalah persaingan dengan penyedia layanan lain yang menawarkan harga lebih murah seperti Disney Plus dan Amazon Prime Video.
Netflix juga menyalahkan terbatasnya ruang ekspansi di banyak negara karena faktor teknologi yang di luar kendali, seperti adopsi smart TV dan harga data. Belum lagi, banyak pengguna berbagi akun.
Untuk yang terakhir, menurut perusahaan, ada lebih dari 222 juta rumah tangga membayar menikmati konten Netflix, tapi lebih dari 100 juta pelanggan Netflix lain berbagi akun.
Netflix Bakal Hadirkan Tayangan Live Streaming
Netflix dilaporkan akan menghadirkan jenis konten baru di layanannya. Berdasarkan laporan Deadline, jenis konten baru yang dimaksud adalah konten yang ditayangkan secara live streaming.
Dikutip dari The Verge, Minggu (15/5/2022), konten live streaming ini disebut bisa menjadi opsi untuk beberapa konten, seperti event spesial standup comedy atau reality show yang membutuhkan interaksi langsung penonton.
Laporan menyebut, fitur ini baru dikembangkan oleh sekelompok kecil orang di Netflix dan masih dalam tahap awal. Karenanya, belum ada informasi lebih lanjut mengenai kapan konten live streaming ini akan dirilis ke publik.
Terkait adanya laporan ini, Netflix juga belum memberikan respons. Namun perlu diketahui, Netflix sendiri memang dilaporkan tengah mencoba berbagai cara untuk bisa meningkatkan jumlah pelanggan.
Alasannya, Netflix pada 19 April 2022 lalu mengumumkan, telah kehilangan 200.000 pelanggan, tiga bulan pertama 2022. Netflix bahkan memprediksi akan kehilangan 2 juta pelanggan lagi per kuartal kedua 2022.
Terlebih, Disney Plus sebagai salah satu kompetitor aplikasi Netflix sudah lebih dulu menghadirkan tayangan live streaming. Pada Februari 2022, Disney Plus menayangkan siaran langsung Academy Awards dan menjadi yang pertama dilakukan oleh platform tersebut.
Tidak hanya itu, Disney Plus juga berencana menayangkan siaran langsung kompetisi tari Dancing With the Stars pada akhir tahun ini. Untuk itu, wajar apabila Netflix memiliki rencana untuk menghadirkan layanan live streaming di platformnya.
Advertisement