Liputan6.com, Surabaya - Selama musim mudik Lebaran 2022, PT Pertamina (Persero) melalui Sub Holding Commercial & Trading yaitu PT Pertamina Patra Niaga wilayah Jatim, Bali dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus) mencatat kenaikan avtur atau bahan bakar pesawat sebesar 40 persen.
Executive General Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus Deny Djukardi mengatakan kenaikan terjadi dari 860 kiloliter (kl) pada bulan Maret 2022, menjadi 1.200 kl saat Satgas Ramadhan dan Idul Fitri (RAFI) 2022 yang berlangsung sejak 11 April 2022 hingga 16 Mei 2022.
Advertisement
"Kami berterima kasih kepada seluruh instansi pemerintah, BUMN, BUMD, aparat kepolisian dan TNI yang telah mendukung distribusi energi Pertamina kepada masyarakat selama Ramadhan hingga perayaan Idul Fitri melalui kegiatan mudik dan arus balik," kata Deny di Surabaya, Rabu (18/5/2022), dilansir dari Antara.
Penanggung Jawab Sementara (Pjs) Operation Head Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Ngurah Rai - Bali, Putu Diatmika mengatakan kenaikan konsumsi Avtur salah satunya karena kondisi perekonomian di sektor pariwisata semakin membaik, yang mendorong pemulihan industri migas, khususnya Avtur.
Ia mengakui penyaluran Avtur pada saat pandemi COVID-19 sempat anjlok hingga 90 persen. Namun kini sudah hampir kembali normal seperti sebelum pandemi.
"Penyaluran Avtur kami sudah stabil di angka 580 kl per hari, bahkan sempat 600 kl per hari selama masa Lebaran 2022 atau naik 40 persen dibandingkan tahun lalu," katanya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
DPPU Ngurah Rai
DPPU Ngurah Rai, kata dia, memiliki 7 tanki dengan total kapasitas penyimpanan 24.300 kl dan memiliki 23 mobil pengisian. Sedangkan ketahanan pasokan rerata hingga 3 minggu.
Sementara itu, DPPU Ngurah Rai memiliki peran penting dalam penyaluran Avtur di Indonesia, karena merupakan yang terbesar kedua setelah Bandara Internasional Soekarno Hatta.
Penjualan saat ini juga sudah mencapai 2 kali lipat jika dibanding dengan awal tahun yang mengalami penurunan hingga 300 kl. Hanya saja, katanya, peningkatan penjualan tersebut masih jauh jika dibandingkan masa sebelum COVID-19.
Advertisement