Bursa Saham Asia Tersungkur Ikuti Wall Street

Indeks Hong Kong Hang Seng melemah dan memimpin koreksi di bursa saham Asia, Kamis, 19 Mei 2022 imbas koreksi wall street.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 19 Mei 2022, 09:55 WIB
Seorang pria berjalan melewati indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Rudal tersebut menuju wilayah Tohoku dekat negara Jepang. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia merosot tajam pada perdagangan Kamis pagi (19/5/2022) seiring koreksi besar di wall street.

Indeks Hong Kong Hang Seng melemah dan memimpin koreksi di bursa Asia. Indeks Hang Seng turun lebih dari 3 persen. Saham Tencet anjlok 8,1 persen setelah melaporkan kinerja keuangan kuartalan.

Indeks Jepang Nikkei susut 2,6 persen. Indeks Topix merosot 2,13 persen. Adapun pemerintah Jepang laporkan ekspor Jepang naik 12,5 persen yoy pada April 2022. Realisasi ekspor tersebut lebih rendah dari perkiraan yang naik 13,8 persen, berdasarkan laporan Reuters.

Indeks Korea Selatan Kospi melemah 1,6 persen. Indeks Australia ASX 200 merosot 1,54 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 2,21 persen.

Chief Investment AIA, Mark Konyn menuturkan, saat ini ada “bifurkasi” dalam sentimen pasar. “Di satu sisi, investor agak khawatir bahwa inflasi akan menahan dan melukai pendapatan, dan mengubah peringkat di pasar saham yang jelas sangat merugikan investor,” kata dia, seperti dikutip dari CNBC.

Ia menambahkan, di sisi lain, investor khawatir tentang peluang pertumbuhan. "Seperti yang kami lihat tadi malam, kami melihat panduan dari Target, kami telah melihat panduan dari Walmart yang menunjukkan margin berada di bawah tekanan dan segera investor berlari,” ujar dia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Indeks Dolar AS

Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Pada perdagangan Rabu, 18 Mei 2022, indeks Wall Street tertekan. Indeks Dow Jones melemah ke level terendah sejak Maret 2021. Indeks Dow Jones turun 1.164,52 poin atau 3,57 persen ke posisi 31.490,07. Indeks S&P 500 melemah 4,04 persen ke posisi 4.923,68. Indeks Nasdaq merosot 4,73 persen ke posisi 11.418,15.

Dari Australia, tingkat pengangguran yang disesuaikan secara musiman pada April berada di posisi 3,9 persen.

"3,9 persen adalah tingkat pengangguran terendah dalam survei bulanan. Terakhir kali tingkat pengangguran lebih rendah dari ini pada Agustus 1974, ketika survei dilakukan setiap tiga bulan,” ujar Kepala Statistik Tenaga Kerja di ABS Bjorn Jarvis.

Indeks dolar AS berada di posisi 103,77 dari posisi sebelumnya 103,5. Yen Jepang ditransaksikan di posisi 128,47 per dolar AS.


Wall Street pada Penutupan Perdagangan 18 Mei 2022

Reaksi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kembali anjlok pada perdagangan Rabu, 18 Mei 2022. Indeks Dow Jones membukukan kerugian terbesar sejak 2020.

Hal ini setelah ritel besar lainnya memperingatkan kenaikan tekanan biaya sehingga mengkonfirmasi ketakutan terburuk investor atas kenaikan inflasi dan mendorong aksi jual besar pada 2022.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 1.164,54 poin atau 3,57 persen menjadi 31.490,07, dan alami penurunan rata-rata terbesar sejak Juni 2020. Koreksi tersebut terbesar untuk Dow Jones sejak Maret 2021.

Indeks S&P 500 melemah 4,04 persen ke posisi 3.923,68, dan alami penurunan terburuk sejak Juni 2020. Indeks Nasdaq tergelincir 4,73 persen menjadi 11.418,15 yang merupakan penurunan terbesar dalam indeks teknologi sejak 5 Mei.

Dengan aksi jual di wall street, hanya delapan sektor saham di S&P 500 yang berada di zona hijau. Wall street kembali alami aksi jual besar-besaran setelah dua laporan kuartalan berturut-turut dari Target dan Walmart memicu kekhawatiran investor akan kenaikan inflasi yang mengurangi keuntungan perusahaan dan permintaan konsumen.

 


Koreksi Indeks Dow Jones

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Ini adalah penurunan Dow Jones kelima lebih dari 800 poin pada 2022 yang semuanya terjadi karena aksi jual saham meningkat dalam satu bulan terakhir.

“Konsumen ditantang. Kamu mulai melihat pada akhir tahun, konsumen beralih ke kartu kredit untuk membayar kenaikan harga pangan, kenaikan harga energi dan itu sebenarnya menjadi jauh lebih buruk.” Ujar Chief Investment Officer Verdence Capital Advisors, Megan Horneman, dikutip dari CNBC, Kamis (19/5/2022).

Ia mengatakan, hal tersebut akan merugikan tempat ritel terkemuka dan Walmart cenderung menjadi salah satunya.

Saham Target merosot 24,9 persen pada perdagangan Rabu, 18 Mei 2022 setelah ritel melaporkan pendapatan kuartal I yang jauh lebih rendah dari perkiraan wall street karena biaya bahan bakar dna kompensasi yang lebih tinggi. Ritel juga melihat penjualan yang lebih rendah dari perkiraan untuk barang seperti televisi.

Hal ini ditunjukkan Walmart yang mengunggah laba dari harapan karena biaya bahan bakar dan tenaga kerja lebih tinggi. Saham Walmart merosot 11 persen pada perdagangan Selasa, 17 Mei 2022. Kemudian koreksi saham Walmart berlanjut lagi pada Rabu, 18 Mei 2022 dengan turun 6,8 persen.

“Jelas biaya transportasi penting dan berdampak pada (beberapa) perusahaan terbesar. Jadi saya pikir investor bertanya siapa selanjutnya,” ujar Pendiri Bokeh Capital.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya