Liputan6.com, Jakarta - Google cabang Rusia dilaporkan akan mengajukan bankrut. Menurut laporan Reuters, perusahaan menyatakan tidak bisa lagi menjaga operasional cabang di Rusia.
Mengutip The Verge, Kamis (19/5/2022), Google Rusia dilaporkan menghasilkan keuntungan sebesar USD 2.086 miliar dan mempekerjakan lebih dari 100 karyawan.
Advertisement
"Penyitaan rekening bank Google Rusia oleh otoritas telah membuat kantor kami di Rusia tidak bisa berfungsi, termasuk mempekerjakan dan membayar karyawan yang berbasis di Rusia," kata juru bicara Google dalam pernyataan ke The Verge.
Google juga mengeluhkan, penyitaan rekening bank tersebut membuat perusahaan tidak bisa membayar pemasok dan vendor serta memenuhi kewajiban keuangan lainnya.
"Google Rusia telah menerbitkan pemberitahuan tentang niatnya untuk ajukan pailit," kata sang juru bicara.
Maret 2022, Google telah menangguhkan penjualan iklan di Rusia, tidak lama setelah negara itu menginvasi Ukraina.
Selain itu, YouTube milik Google juga bergerak untuk melarang iklan di channel yang dimiliki oleh media terafiliasi pemerintah Rusia. Google pun akhirnya memblokir channel-channel ini sepenuhnya.
Desember lalu, Rusia menerapkan sanksi denda sebesar USD 98 juta kepada Google. Saat itu Google gagal menghapus konten yang dianggap ilegal oleh Rusia dari platformnya. Denda tersebut setara dengan 8 persen pendapatan Google Rusia.
Reuters juga melaporkan, saluran TV Rusia mengklaim, pihak berwenang menyita USD 15 juta dari Google pada April lalu, karena tidak memulihkan ke akun YouTube media terafiliasi pemerintah.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Layanan Gratis Google Masih Tersedia di Rusia
Sementara, regulator komunikasi Rusia pun mengancam Google akan memberlakukan denda USD 95.000 setelah Google menghapus video yang mereka anggap ilegal dari YouTube. Sejauh ini, tidak jelas berapa banyak total uang yang disita Rusia dari Google.
Sebuah catatan yang diunggah ke registri keuangan Rusia, seperti dilihat Reuters, merinci niat Google mengajukan Google Rusia bankrut dengan mengatakan:
"Sejak 22 Maret 2022, Google meramalkan kebankrutan dan ketidakmampuannya untuk memenuhi kewajiban moneter, tuntutan membayar pesangon dan remunerasi staf yang bekerja sebelumnya atau bekerja di bawah kontrak kerja, atau kewajiban untuk membuat pembayaran wajib dalam jangka waktu tertentu yang ditentukan."
Meski Rusia tidak melarang layanan Google di negaranya, Rusia telah melarang Facebook dan Instagram yang dimiliki Meta. Google mengatakan, layanan gratisnya akan tetap tersedia di negara tersebut.
Advertisement
Perusahaan Teknologi Pertama yang Ajukan Bankrut di Rusia
"Orang-orang di Rusia mengandalkan layanan kami untuk mengakses informasi berkualitas dan kami akan terus menyediakan layanan gratis seperti Google Search, YouTube, Gmail, Maps, Android, dan Google Play Store," kata juru bicara Google.
Sejauh ini, Google menjadi perusahaan teknologi besar pertama yang mengajukan kepailitan di Rusia akibat perang di Ukraina.
Perusahaan lain seperti Apple, Meta, dan Microsoft semuanya menangguhkan operasi di Rusia. Namun belum ada cabang-cabangnya di Rusia yang menyatakan kebankrutan.
Sebelumnya, startup pengiriman makanan Buyk mengajukan kebankrutan pada Maret lalu sebagai akibat dari sanksi ekonomi yang dijatuhkan pada negara tersebut.
Sementara, McDonald's mengumumkan akan meninggalkan Rusia dan menjual gerai restoran cepat sajinya setelah lebih dari 30 tahun beroperasi di negara itu.
Layanan YouTube Terancam Diblokir di Rusia
Google mendapatkan kritik karena turut memainkan peran penting dalam menyebarkan ancaman terhadap Rusia di platform YouTube.
Pada Jumat, 18 Maret 2022, Rusia mendesak Google untuk berhenti mempromosikan apa yang dianggap pemerintah Rusia sebagai ancaman terhadap rakyat negara tersebut, di YouTube.
Tampaknya jika permintaan tersebut tidak dipenuhi Google, bisa saja Rusia memblokir layanan YouTube di wilayah Rusia.
Mengutip Gizchina, Minggu (20/3/2022), menurut regulator internet Rusia, Roskomanadzor, iklan di YouTube mempromosikan penangguhan terhadap sistem komunikasi Rusia.
Terlepas dari itu, regulator juga menuding YouTube mempromosikan penghentian jaringan kereta api di Belarusia. Selanjutnya, regulator juga mengklaim tindakan YouTube mewakili posisi Google yang anti-Rusia. Kendati begitu, regulator tidak membagikan informasi tentang akun yang berbagi iklan ini.
Untuk diketahui, YouTube sebelumnya memblokir video propaganda Rusia secara global pada awal bulan Maret ini. Terlepas dari itu, Rusia memblokir Instagram belum lama ini.
Menurut Rusia, Instagram telah ikut menyebarkan ujaran kebencian terhadap rakyat Rusia. Sebelumnya, otoritas juga memblokir akses Facebook di negara yang tengah menginvasi Ukraina itu. Kini, pelanggaran YouTube kian mengintensifkan pendirian Rusia terhadap perusahaan-perusahaan medsos asal Amerika Serikat.
(Tin/Ysl)
Advertisement