Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, tidak menyangka safarinya mengunjungi kediaman sejumlah tokoh partai menjadi perbincangan. Dia pun berencana akan melanjutkan safari tersebut sepulangnya dari Vatikan.
"Rencananya hampir semuanya, karena ini kan Lebaran. Cuma saya tidak menyangka silaturahmi Lebaran ini begitu menjadi perbincangan dari sisi dinamika politiknya. Mungkin nanti setelah pulang dari Vatikan," kata Ridwan Kamil di SCTV Tower, Jakarta, Rabu 18 Mei 2022.
Advertisement
Mantan Walikota Bandung ini juga menyinggung soal lawatannya ke beberapa tokoh seperti Prabowo, Megawati, dan Suharso Manoarfa di awal tahun lalu. Dia tak menepis kemungkinan kembali bertemu dengan tokoh-tokoh tersebut dalam waktu dekat.
"Iya, karena dulu satu ronde pernah dilakukan di awal tahun sama Pak Prabowo di kantornya, sama Bu Mega, ketemu Cak Imin, Pak Monoarfa, Harry Tanoe, Presiden PKS, Dewan Syuro, semuanya," ujarnya.
Namun, pria yang akrab disapa Kang Emil ini menampik safarinya diartikan untuk mencari kendaraan menjelang Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024. Sebab, diketahui hingga saat ini Kang Emil belum menjadi kader dari partai manapun.
Begitu pula untuk Pilgub Jabar 2024, Kang Emil mengaku belum ada partai politik yang mendekatinya secara khusus.
"Belum spesifik, walaupun tidak bisa dihindari kita sudah paham begitu. Cuma kalau yang berbicara teknis tidak ada," jelasnya.
Baginya, dinamika politik Jabar akan melahirkan sejumlah teori. Sebab, ada opsi mengenai dirinya akan memilih maju di Pilpres atau di Pilgub.
"Ya tentulah banyak teori kan, teorinya dua. Kalau saya maju lagi bagamana, kalau tidak maju lagi juga bagaimana. Jadi orang ada opsi saya tidak maju lagi kan, banyak yang berikhtiar ya," lanjut Emil.
Meski begitu, dia mengimbau agar setiap calon yang hendak maju pada gelaran Pemilu 2024 memelihara demokrasi yang penuh kebaikan.
"Jadi dalam demokrasi itu jauhi sifat-sifat penggalangan yang sambil menjelekkan calon yang lain, itu saja. Atau bahasa saya itu fastabiqul khoirot demokrasi, jadi demokrasinya itu jualan kebaikan, kredibilitas, dan track record yang baik. Saya ingin Jawa Barat punya tradisi seperti itu," katanya.