Gelar Kuliah Tatap Muka 100 Persen, Rektor UNS Minta Mahasiswa Cari Indekos

Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menyatakan UNS akan segera menggelar perkuliahan umum tatap muka 100 persen pada semester ganjil 2022/2023. Berbagai persiapan telah dilakukan untuk menggelar kuliah tatap muka secara penuh untuk mencegah munculnya klaster akibat kuliah luring tersebut.

oleh Fajar Abrori diperbarui 19 Mei 2022, 21:00 WIB
Kampus UNS Surakarta menjadi lokasi pertemuan diaspora Jawa seluruh dunia pada 20-23 Juni 2019.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Solo - Seiring dengan semakin terkendalinya penanganan kasus Covid-19 di Solo, Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo akan menggelar perkuliahan tatap muka (PTM) 100 persen atau penuh. Rencananya, kegiatan PTM penuh akan mulai dilaksanakan pada semester ganjil tahun akademik 2022/2023.

"Kita akan memulai kuliah secara luring keseluruhan. Kalau sekarang ini kan masih hybrid dan sekarang ini sudah UTS. Jadi kami tidak mewajibkan untuk semua masuk," kata Jamal Wiwoho di Solo, Kamis (19/5/2022).

Dia menjelaskan berbagai persiapan sedang dilakukan pihak kampus untuk menyambut PTM 100% pada semester ganjil mendatang. Persiapan tersebut meliputi sarana dan prasana agar mashasiswa, tenaga kependidikan, dan dosen dapat mengikuti PTM penuh dengan baik.


Prokes Ketat

Jamal juga mengimbau kepada para mahasiswa UNS yang berasal dari luar kota untuk segera mencari indekos atau kontrakan. Hal ini dilakukan agar nantinya para mahasiswa tersebut tidak kerepotan ketika kuliah tatap muka mulai dilakukan.

"Karena persiapan-persiapan pelaksanaan untuk luring ini tidak gampang. Setelah dua tahun tidak melakukan perkuliahan luring (penuh), secara internal harus ada persiapan supaya pelaksanaannya menjadi lebih baik,” paparnya.

Meski kegiatan kuliah tatap muka secara penuh, tetapi Rektor UNS itu mewajibkan kepada para mahasiswa untuk tetap mengikuti protokol kesehatan Covid-19. Seperti halnya memakai masker, sudah mendapatkan suntikan vaksis dosis pertama dan kedua. Syarat-syarat tersebut masih diberlakukan agar tidak muncul klaster gara-gara PTM di kampus.

"Saya rasa sekarang harus booster juga. Prokes harus dipenuhi,” jelasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya