Liputan6.com, Jakarta Kamis (19/5/2022), film KKN di Desa Penari diprediksi menembus 7 juta penonton. Salah satu bintang KKN di Desa Penari, Calvin Jeremy, yang memerankan Anton, buka kartu soal suasana di lokasi syuting yakni di Gunung Kidul Yogyakarta.
Dalam sesi wawancara khusus dengan Showbiz Liputan6.com, di Jakarta pekan ini, pelantun “Berdua” tak menyangka film terbarunya memantik beragam fenomena dari ticket war, jastip, hingga antre helm di halaman bioskop.
Calvin Jeremy menyebut kesuksesan KKN di Desa Penari yang tayang di bioskop sejak 30 April 2022 adalah kerja tim dan hasil kesabaran. Mengingat, karya sutradara Awi Suryadi ini dua kali tunda tayang akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga
KKN di Desa Penari Raih 6 Juta Penonton, Siap Rebut Gelar Terlaris Ke-2 Sepanjang Masa dari Dilan 1990
KKN di Desa Penari Tembus 5 Juta Penonton, Siap Libas Dilan 1991 Jadi Film Terlaris Ketiga Sepanjang Masa
KKN di Desa Penari Resmi Jadi Film Horor Indonesia Terlaris Sepanjang Sejarah, Raih 4,5 Juta Penonton
Advertisement
Ada banyak fakta unik dari lokasi syuting KKN di Desa Penari hingga jelang perilisannya, dari hujan deras berbonus longsor hingga aksi 5 hari tidak mandi. Untuk apa? Berikut penuturan Calvin Jeremy.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
1. Bertemu Nur yang Asli?
Beredar selentingan menyebut salah satu pemain KKN di Desa Penari bertemu Nur yang asli. Kabar yang lebih spesifik menyebut pemain yang dimaksud adalah Adinda Thomas, pemeran Widya. Benarkah?
Merespons ini, Calvin Jeremy bilang, “(Soal) Adinda Thomas bertemu Nur yang asli, sampai hari ini sih masih bisik-bisik tetangga ya karena kita rencananya mau ketemuan. Nanti habis ketemuan akan aku kasih tahu ha ha ha.”
Advertisement
2. Referensi Terbatas
Memerankan Anton, Calvin Jeremy mengaku referensi terkait tokoh ini sangat minim. Salah satunya, foto ramai-ramai mahasiswa yang asli berpose di depan sebuah warung. Meski begitu, foto itu bagi Calvin Jeremy sangat berharga.
“(Selebihnya) saya coba berempati terhadap skrip. Apa yang dirasakan mahasiswa tingkat akhir yang enggak lulus-lulus dan ini adalah kesempatan terakhirnya. Bagaimana perasaannya dan ia dibesarkan di keluarga kelas menengah,” urainya.
3. Panduan Psikologis
Penulis skenario KKN di Desa Penari, Lele Leila menulis gambaran singkat soal tiap-tiap karakter untuk diberikan kepada para pemain. “Dari tanggal lahir, usia, saat marah seperti apa, referensi seksualnya bagaimana, bahkan dikasih sedetail itu,” Calvin Jeremy menyambung.
Kemiripan Anton dan Calvin Jeremy adalah 50 persen. Anton yang penyendiri dan menarik diri dari pergaulan mirip Calvin Jeremy tahun 2008 sampai 2016. Ini memudahkan sang aktor menyelami kepribadian Anton.
Advertisement
4. 5 Hari Tidak Mandi
Dalam film, Calvin Jeremy tampak kumal dengan kumis dan jenggot yang tidak merata. Untuk mendalami sosok Anton, Calvin Jeremy tidak mandi selama lima hari untuk meresapi rasanya susah buang air dan mandi.
“Ngomong ke teman-teman di kamar: sorry ya guys. Makanya look dekilnya alami ha ha ha. (Saya enggak mandi) empat sampai lima hari sih,” bintang film Terlalu Tampan buka kartu.
5. Tragedi Longsor
Awi Suryadi membeberkan durasi syuting molor karena lokasi syuting diterjang hujan badai bahkan longsor. Calvin Jeremy membenarkan seraya menggambarkan seluruh pemain dan kru panik.
“Itu panik banget. Syuting molor (kalau tidak salah) jadi 34 hari mungkin aslinya sekitar 25 hari. Misalnya sehari mestinya dapat 5 scene eh hanya dapat 2 scene dan itu mesti dihitung kan gantinya,” ungkapnya.
Advertisement
6. Merespons Makian Netizen
Saat KKN di Desa Penari tunda tayang dua kali, netizen melontar caci maki. Setelah rilis di bioskop pun masih ada yang mencerca. Calvin Jeremy menanggapi santai. “Ini sudah menjadi milik publik dan mereka berhak menilai,” ujar personel The Freaks.
“Pasti ada kekurangan, wajarlah. Tapi memang fenomena di Indonesia kan seperti itu. Saat ada film baru yang banyak penontonnya, banyak ‘pakar film’ muncul. Enggak apa-apa justru bisa hidup tuh (suasana diskusinya),” ia mengakhiri.