Liputan6.com, Jakarta Industri perfilman acap kali mengangkat tokoh-tokoh yang menyandang disabilitas. Salah satu yang teranyar adalah superhero Moon Knight yang diceritakan menyandang disabilitas mental.
Melansir Koneksi Indonesia Inklusif (Konekin) Moon Knight merupakan tokoh dari serial Disney dengan judul yang sama yang diadaptasi dari komik Marvel. Serial ini mulai tayang sejak akhir Maret lalu.
Advertisement
“Moon Knight bercerita tentang Marc Spector, seorang mantan tentara yang hidup dengan gangguan kepribadian ganda atau dissociative identity disorder (DID),” mengutip Konekin, Kamis (19/5/2022).
Tokoh ini menjadi unik lantaran ia memiliki tiga kepribadian yakni Marc Spector yang merupakan kepribadian utamanya, Steven Grant, dan Jack Lockley. Masing-masing kepribadian memiliki sifat yang berbeda.
Kondisi kelainan mental pada kehidupan nyata tidak sesederhana cerita film. Namun menurut Konekin, serial Moon Knight dianggap dapat membawa pendekatan positif untuk masalah penting seperti itu.
Komunitas yang dibangun oleh aktivis disabilitas Marthella Rivera Roidatua juga menuliskan bahwa langkah pertama menangani gangguan mental adalah menerimanya.
Dalam serial tersebut, Marc dan Steven adalah dua kepribadian yang sering muncul. Awalnya, mereka kesulitan menerima satu sama lain. Ketika salah satunya mengambil alih, kepribadian yang lain berusaha menolaknya.
Namun, seiring berjalannya waktu hubungan mereka jadi semakin akrab dan saling memahami kepribadian masing-masing. Kepribadian-kepribadian itu pun mersinergi menjadi Moon Knight yang kuat.
Nilai yang Bisa Diambil
Selain menerima satu sama lain, ada beberapa hal berikutnya yang bisa dicontoh dari serial tersebut, khususnya bagi penyandang disabilitas mental serupa. Beberapa nilai yang bisa diambil yakni:
Kerja Sama
Setelah mulai menerima satu sama lain, Marc dan Steven harus bekerja sama agar dapat menghentikan musuh mereka, Ammit.
Bahkan, untuk melacak keberadaan musuh, mereka saling membantu dengan mengerahkan kelebihan masing-masing.
Dalam urusan bertarung, Steven mengakui bahwa Marc adalah petarung yang lebih baik darinya. Sedangkan Marc mengandalkan pemahaman Steven tentang mitologi dewa dewi Mesir untuk melacak musuh.
Terbuka dengan Orang Terdekat
Memiliki keterbukaan pada orang terdekat bukan hal yang mudah dilakukan bagi setiap orang. Sebagian orang tidak nyaman dan lebih memilih menyimpan masalah sendiri.
Namun, memiliki lingkaran kepercayaan dari orang-orang yang mengetahui kondisi diri yang sebenarnya akan bisa membantu mengurangi beban.
Hal ini dilakukan pula oleh Marc dan Steven, mereka terbuka tentang kondisi kelainan mental yang disandang kepada Layla El-Fouly (istri Marc).
Advertisement
Kunci Hadapi Gangguan Mental
Selain orang yang tepat dan dipercaya, penyandang disabilitas mental juga perlu konsultasi dengan ahli. Hal ini penting untuk menentukan penanganan dan perawatan yang tepat.
Jadi kunci dalam mengatasi gangguan mental ada tiga yaitu:
-Menerima tentang kondisi yang kita alami apa pun itu
-Merangkul apa yang dibawanya ke dalam hidup kita, yang baik maupun yang buruk
-Belajar untuk hidup dengannya
“Itu tidak mudah untuk dilakukan dan bagi banyak dari kita, hal tersebut merupakan pekerjaan seumur hidup. Namun, bila dilihat dari sisi positif dalam film Moon Knight, hidup dengan kondisi mental bisa untuk dilakukan.”
Lebih lanjut tentang DID, ini adalah gangguan mental yang melibatkan adanya pemutusan dan kurangnya kontinuitas antara pikiran, ingatan, lingkungan, tindakan dan identitas.
Orang dengan gangguan disosiatif melarikan diri dari kenyataan dengan cara yang tidak disengaja, tidak sehat, dan menyebabkan masalah dengan fungsi dalam kehidupan sehari-hari.
Gangguan disosiatif biasanya berkembang sebagai reaksi terhadap trauma dan membantu menjauhkan ingatan yang sulit. Gejalanya mulai dari amnesia hingga identitas alternatif – ini tergantung pada jenis gangguan disosiatif yang dimiliki. Ketika stres melanda, maka gejala akan lebih buruk dan lebih jelas terlihat seperti mengutip Mayoclinic.
Perawatan DID
Perawatan untuk gangguan disosiatif atau DID dapat termasuk terapi bicara (psikoterapi) dan pengobatan.
Meskipun mengobati gangguan disosiatif bisa jadi sulit, banyak orang mempelajari cara-cara baru untuk mengatasi dan menjalani hidup yang sehat dan produktif.
Anak-anak yang dilecehkan secara fisik, emosional atau seksual berada pada peningkatan risiko terkena gangguan kesehatan mental, seperti gangguan disosiatif.
Jika stres atau masalah pribadi lainnya memengaruhi cara orangtua memperlakukan anak, maka perlu segera cari bantuan.
“Bicaralah dengan orang yang dapat dipercaya seperti teman, dokter atau pemimpin komunitas agama Anda. Mintalah bantuan untuk menemukan sumber daya seperti kelompok pendukung pengasuhan anak dan terapis keluarga.”
Jika anak telah dilecehkan atau mengalami peristiwa traumatis lainnya, segera temui dokter. Dokter dapat merujuk ke profesional kesehatan mental yang dapat membantu anak pulih dan mengadopsi keterampilan koping yang sehat.
Beberapa orang dengan gangguan disosiatif hadir dalam krisis dengan kilas balik traumatis yang berlebihan atau terkait dengan perilaku tidak aman. Orang dengan gejala ini harus dilihat di ruang gawat darurat.
Advertisement