Liputan6.com, Jakarta - Intel bisa dibilang pemimpin dalam hal pasar chipset komputer. Namun kini kita bisa bilang Intel juga jadi perusahaan paling inovatif.
Pasalnya belum lama ini Intel merevisi budaya kerjanya. Seorang eksekutif perusahaan, Christy Pambianchi mengatakan, "pandemi menekan perubahan (yang harusnya) satu dekade menjadi beberapa bulan. Dari krisis datanglah kesempatan untuk membayangkan kembali bagaimana kami bekerja dan berkolaborasi."
Advertisement
Bagi Intel, pandemi menjadi stimulus untuk mulai menjadi perusahaan dengan budaya kerja 'hybrid-first."
Mengutip Gizchina, Jumat (20/5/2022), budaya kerja 'hybrid-first' digambarkan sebagai budaya bisnis yang menyediakan tempat kerja dinamis, fleksibel, dan inklusif.
Ketika sepenuhnya dialihkan ke budaya kerja hybrid-first ini, sebanyak 101.600 karyawan Intel diklaim akan melakukan hal terbaik untuk menjadikan perusahaan sebagai organisasi yang berorientasi pada hasil.
"Selama 20 bulan berlalu, kami belajar dan kami begitu sukses bekerja secara virtual, namun kami juga meyakini bahwa koneksi antarmanusia bisa mendorong untuk inovasi," kata pihak Intel.
Seperti diketahui, di tahun 2020, pandemi membuat banyak perusahaan gulung tikar. Sebagian besar dari perusahaan-perusahaan ini kembali setelah lockdown.
Namun yang dilakukan Intel berbeda. Dikatakan, perusahaan mulai mengumpulkan data yang merujuk ke setiap tempat kerja. Setelah memproses data, Intel membuat keputusan untuk hampir semua site kerja.
Intel melihat langkah tersebut berhasil dan memutuskan untuk mengadopsi cara serupa dan menggunakannya dalam merancang tempat kerja masa depan mereka.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Model Kerja di Intel
Intel mengadopsi tiga model kerja bagi para karyawannya:
Hybrid: Para karyawan diizinkan untuk membagi waktu antara kerja di luar dan di kantor. Namun, tidak ada batasan mengenai jumlah hari kerja per minggu.
Perusahaan justru memberdayakan tim-tim untuk menemukan keseimbangan yang akan menghasilkan hasil terbaik.
On-site: Intel mengklaim bukanlah perusahaan software. Jadi beberapa peran selalu membutuhkan pekerjaan penuh waktu di lokasi (on-site). Hal ini mengacu pada karyawan yang bekerja di laboratorium dan pabrik.
Bekerja penuh dari jarak jauh: Tergantung pada sifat pekerjaan, beberapa karyawan akan diizinkan untuk bekerja dari rumah.
Berdasarkan survei internal yang dilakukan April 2021, 90 persen karyawan Intel mengatakan, mereka lebih menyukai tempat kerja hybrid. Bahkan, Intel belum lama ini menerbitkan Laporan Tanggung Jawa Perusahaan 2021-2022.
Laporan ini membuktikan niat Intel menjadi perusahaan hybrid-first. Hal ini memungkinkan sebagian besar karyawan untuk bekerja paruh waktu di kantor, dari jarak jauh.
Advertisement
Tingkatkan Anggaran Kompensasi untuk Karyawan
Pada saat yang sama, Intel meningkatkan anggaran kompensasi karyawannya, yang mencakup gaji dengan total USD 1 miliar dan saham sekitar USD 1,4 miliar.
Intel juga menyebut, pada 2021, mereka akan terus fokus pada pengembangan karied dan talenta yang beragam.
Akhir 2021, Intel memiliki 1.449 perempuan di posisi manajemen senior di seluruh dunia. Jumlah tersebut 74 orang lebih bnayak dibandingkan target, yakni 1.375.
Karyawan Apple Diminta Balik Kerja di Kantor
Terlepas dari itu, Apple malah menunda rencana untuk bekerja hybrid bagi karyawan kantorannya. Berdasarkan memo perusahaan yang dilihat oleh The Verge, Apple mengatakan, "Kami memperpanjang fase percontohan dan mempertahankan dua hari seminggu di kantor untuk saat ini."
Memo internal Apple juga mengatakan, karyawan yang berada dalam uji coba dua hari per minggu masuk kantor akan memiliki opsi untuk bekerja sepenuhnya dari jarak jauh, jika mereka merasa tidak nyaman datang ke kantor.
Mengutip The Verge, Kamis (19/5/2022), dalam memo tersebut, tim respons Covid-19 perusahaan mengatakan, update-nya didasarkan pada pemantauan info lokal, hasil tes positif, maupun tingkat rawat inap.
Karyawan Diminta Pakai Masker di Ruang Publik
Memo itu juga mengajak karyawan Apple untuk bekerja mengenakan masker saat berada di area umum, seperti ruang rapat, lorong, dan lift.
Laporan Bloomberg menambahkan, pada Selasa lalu, karyawan ritel di sekitar 100 toko AS diberitahu bahwa mereka akan kembali diwajibkan untuk mengenakan masker.
Perusahaan dalam memonya menyebut, ada dua update yang ingin dibagikan ke karyawan.
"Pertama, secara sementara kami meminta anggota tim untuk memakai masker di ruang bersama, ruang rapat, lorong, dan elevator. Secara umum, seluruh area luar ruang kerja pribadi Anda," kata Apple dalam memo internal.
Kedua, Apple memperpanjang fase percontohkan dan mempertahankan bekerja dua hari seminggu di kantor untuk sementara waktu.
Advertisement
Pantau Kondisi
"Bagi Anda yang mengikuti pilot, jika Anda tidak nyaman datang ke kantor selama ini, Anda memiliki opsi untuk bekerja dari jarak jauh. Silakan diskusikan rencana Anda dengan manajer Anda," kata pihak Apple.
Dikatakan perusahaan, perubahan lokasi akan dibuat sesuai kebutuhan. "Kami terus memantau data lokal dengan cermat dan berkomitmen untuk memberikan pemberitahuan setidaknya dua minggu tentang perubahan apa pun," tulis Apple.
Sebelumnya, CEO Apple Tim Cook mengumumkan model kerja hibrid pada tahun lalu. Namun, lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi berulang kali menunda peluncurannya hingga awal tahun ini.
Karyawan Eksekutif Hengkang Karena Diminta Kembali ke Kantor
Masih soal kembali kerja di kantor, karyawan eksekutif bidang artificial intelligence Apple memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan gara-gara kebijakan bekerja kembali dari kantor.
Informasi ini seiring dengan perintah Apple yang menginginkan seluruh karyawan Apple untuk kembali bekerja di kantor setidaknya tiga hari dalam seminggu. Kebijakan kembali bekerja di kantor Apple ini lebih ketat dari kebijakan perusahaan teknologi lain seperti Meta, Google, dan Amazon.
(Tin/Ysl)