Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir memastikan BUMN siap untuk menyalurkan minyak goreng curah Rp 14.000 per liter ke 10.000 titik.
Erick Thohir berharap, program tersebut bukan hanya bisa menstabilkan harga minyak goreng di pasaran yang masih tinggi, tapi juga dapat kembali membuka keran ekspor bagi produsen minyak sawit mentah (CPO) beserta produk turunannya.
Advertisement
"Kita bersama-sama mendistribusikan ke 10.000 titik. Supaya harga daripada minyak goreng bisa turun," ujar Erick Thohir saat dijumpai di Jakarta, dikutip Kamis (19/5/2022).
"Sekarang kan masih Rp 21.000 (per liter). Target awalnya Rp 19.000 untuk minyak goreng curah. Kemudian dari Rp 19.000 turun menjadi Rp 17.000. Kita lakukan (program penyaluran minyak goreng curah ke 10.000 titik). Supaya apa? Ekspornya bisa mulai juga ditinjau," tutur dia.
Adapun dalam program penyaluran ini, ia mengaku perusahaan BUMN tidak mungkin bekerja sendiri. Oleh karenanya, Erick turut merangkul pihak swasta.
"Tidak mungkin BUMN ketika ada penugasan baru berdiri sendiri, tidak mungkin karena BUMN tidak memiliki minyak gorengnya," kata dia.
Pendistribusian minyak goreng curah Rp 14.000 per liter ini pun akan diberlakukan secara bertahap. Secara porsi, perusahaan swasta juga punya kapasitas lebih luas ketimbang BUMN.
"Makanya kita bersepakat, bersama swasta produksi minyak goreng BUMN yang 18 persen dari total minyak goreng curah lalu sisanya swasta, kita jadikan satu. Kemudian kita bersama-sama mendistribusikan ke 10.000 titik," pungkasnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Minyak Goreng Rp 14.000 Bakal Dijual di 10 Ribu Titik, Mana Saja?
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menargetkan 10 ribu titik untuk penerapan Program MigorRakyat yang menjual minyak goreng seharga Rp 14.000.
Program ini bertujuan agar penjualan minyak goreng curah dengan harga Rp14.000 per liter dapat tepat sasaran, yaitu untuk masyarakat berpendapatan rendah.
“MigorRakyat Rp 14.000, program ini adalah proses transaksi tunai menggunakan aplikasi digital untuk kepada yang membutuhkan minyak Rp 14.000. Program ini sekarang sudah ada di 1.200 titik yang rencananya akan menjadi 10 ribu titik pada kesempatan pertama di seluruh Indonesia,” kata Mendag, Selasa (17/5/2022).
Mendag berharap dengan adanya aplikasi teknologi digital ini, masyarakat berpendapatan rendah bisa langsung mendapatkan minyak goreng yang dibutuhkan. Disisi lain, rencana 10 ribu titik ini juga diharapkan bisa menstabilkan keterjangkauan dan ketersediaan dari minyak goreng.
Sebenarnya, program ini sudah berjalan sebelum lebaran, dan akan digenjot terus. Pihaknya akan menentukan titik pasarnya yang dekat dengan pasar rakyat, yaitu ke daerah yang sangat padat penduduknya.
“Kita akan datangi supaya mendapatkan 10 ribu titik. Kita ini mendekati pasar ritel tradisional, kalau minimarket itu ritel modern, kita maunya rite tradisional yang dekat dengan kepadatan penduduk,” kata Mendag.
Advertisement
Sasar Daerah Padat Penduduk
Adapun program ini sengaja ditujukan untuk daerah yang padat penduduk, supaya bisa mengurai antrian. Artinya, 10 ribu titik ini nantinya akan memperbaiki daripada sistem distribusi minyak goreng dengan baik.
“Kita mau ketersediaan dan keterjangkauan untuk minyak goreng curah harganya khusus Rp 14 ribu. Sementara ini koordinasi antara pemilik pabrik minyak goreng beserta konsorsiumnya untuk menyebarkan 10 ribu titik seluruh Indonesia,” ujarnya.
Implementasi program ini dilaksanakan oleh pelaku usaha minyak goreng menggunakan teknologi aplikasi digital untuk memastikan penjualan migor curah Rp14.000/liter tepat sasaran. Para pengecer akan melakukan penjualan kepada masyarakat sebanyak 1 atau 2 liter per hari berbasis kartu identitas atau KTP.
Dimana daftar lokasi penjualan (titik jual) Program MigorRakyat yang menggunakan platform Gurih Indomarko dan Warung Pangan IDFood dapat diakses oleh siapa saja. Saat ini sudah ada 1200 lokasi yang tersebar di lima provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Sumatra Utara, dan Sulawesi Utara. Dalam waktu dekat, jumlahnya akan menjadi 10.000 lokasi di seluruh Indonesia.