Thailand Berencana Umumkan Masuk Endemi Covid-19 Lebih Awal

Thailand siap deklarasikan endemi Covid-19 lebih cepat dibanding yang diperkirakan.

oleh Komarudin diperbarui 20 Mei 2022, 00:32 WIB
Orang-orang berselancar di pantai, saat para turis memanfaatkan program "Kotak Pasir Phuket" untuk pengunjung yang telah divaksinasi penuh terhadap virus corona Covid-19 di pulau Phuket Thailand (25/10/2021). (AFP/Mladen Antonov)

Liputan6.com, Jakarta - Situasi Covid-19 Thailand terus membaik. Karena itu, Kementerian Kesehatan Masyarakat setempat memperkirakan bisa menyatakan negara itu memasuki status endemi lebih dari setengah bulan lebih awal dari yang diperkirakan, dikutip dari laman The Thaiger, Kamis (19/5/2022).

Thailand awalnya berencana untuk menyatakan Covid-19 sebagai penyakit endemik pada 1 Juli 2022. Namun kemarin, Rabu, 18 Mei 2022, Sekretaris Tetap Kementerian Kesehatan Masyarakat, Kiatphum Wongrajit mengumumkan bahwa Thailand berencana untuk menyatakan penyakit itu sebagai endemik sekitar pertengahan Juni 2022.

Strain Omicron kurang ganas dibandingkan flu biasa, kebanyakan orang yang terinfeksi tidak memiliki gejala atau gejala seperti flu, dan tingkat vaksinasi terus meningkat, kata Kiatiphum. Apa yang dimaksud dengan endemi?

Penyakit endemik adalah penyakit yang terbatas pada wilayah tertentu dan penyebarannya dapat diprediksi. Ada empat kriteria suatu penyakit untuk dinyatakan endemik.

1. Tidak lebih dari 10.000 kasus baru per hari

2. Tingkat kematian tidak lebih dari 1 dalam 1.000

3. Kekebalan yang dibangun di masyarakat melalui vaksin: setidaknya 80 persen kelompok berisiko tinggi menerima setidaknya dua dosis

4. Perawatan medis yang efisien di tempat

Apa yang akan berubah ketika Thailand menyatakan endemi Covid-19?

Belum sepenuhnya jelas bagaimana memasuki fase 'endemi' akan berdampak pada kehidupan sehari-hari di Thailand. Namun, ada dua perubahan yang terjadi:

1. Pihak berwenang Thailand tidak akan lagi memiliki kekuatan untuk mengkarantina siapa pun yang datang ke negara itu.

2. Kasus harian tidak lagi diperlukan untuk dilaporkan. Namun, kasus Covid-19 harian yang dirawat di rumah sakit akan tetap dicatat.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Long Covid

Petugas kesehatan dengan alat pelindung diri (APD) mencatat hasil tes antigen COVID-19 di Gedung Pemerintah, Bangkok, Thailand, Kamis (24/2/2022). Thailand melaporkan jumlah infeksi COVID-19 harian baru terbesar sejak awal pandemi. (Jack TAYLOR/AFP)

Departemen Kedokteran telah menyiapkan pedoman penilaian awal untuk mendiagnosis kasus 'Long Covid' dan menyiapkan sistem untuk melacak kasus Long Covid. Rumah sakit di seluruh negeri akan terus melacak dan mengumpulkan data tentang gejala Covid panjang. Dokter kesehatan masyarakat provinsi dan direktur rumah sakit akan mengadakan pertemuan bulanan untuk membahas cara mengatasi Long Covid dan bergerak maju ke arah yang sama.

Dengan mendeklarasikan Covid-19 sebagai endemi, penduduk Thailand akan menemukan cara untuk kembali hidup dalam jarak dekat satu sama lain dan menemukan cara untuk hidup berdampingan dengan penyakit tersebut. Namun jika varian baru muncul, Kemenkes bisa mempertimbangkan kembali klasifikasi Covid-19 mereka.

Menteri Kesehatan Masyarakat Anutin Charnvirakul menyatakan meski Covid-19 sudah dinyatakan endemi, masyarakat wajib menggunakan masker di tempat-tempat umum seperti sebelumnya. Saat ini, Thailand masih belum melonggarkan aturan penggunaan masker seperti di Indonesia.


Tanpa Tes Covid-19 dan Karantina

Petugas berpura-pura memasuki jalur masuk baru di Bandara Internasional Suvarnabhumi saat mereka berlatih prosedur untuk pembukaan kembali Thailand, di Bangkok, Rabu (27/10/2021). Mulai 1 November, Thailand akan dibuka kembali tanpa karantina untuk yang divaksinasi penuh. (Lillian SUWANRUMPHA/AFP)

Sebelumnya, Thailand menghilangkan tes Covid-19 pra-kedatangan untuk semua turis mulai 1 Mei 2022. Kebijakan ini menjadikan Negeri Gajah Putih sebagai negara terbaru yang melonggarkan pembatasan perjalanan terkait pandemi.

Dikutip dari Travel and Leisure, Thailand tidak akan lagi mengharuskan turis untuk dites sebelum datang atau pada saat kedatangan, terlepas dari status vaksinasi mereka, menurut Otoritas Pariwisata Thailand. Sementara, turis yang divaksinasi penuh bisa memasuki Thailand lebih leluasa.

Turis yang sudah vaksinasi penuh juga dapat bepergian dengan bebas tanpa kewajiban karantina atau menginap di hotel tertentu. Aturannya akan sedikit berbeda untuk turis yang tidak divaksinasi.

Turis yang belum divaksinasi penuh dan tiba tanpa menunjukkan hasil tes negatif Covid-19 akan diminta untuk menginap minimal lima hari di hotel yang disetujui, karantina, dan diuji dengan tes PCR pada hari ke-5 perjalanan mereka. Sementara, turis yang tidak divaksinasi dapat melewati karantina dan bepergian dengan bebas ke seluruh Thailand jika mereka tiba dengan menunjukkan hasil negatif Covid-19 yang diambil dalam waktu 72 jam dari perjalanan mereka.


Bergantung Pariwisata

Thailand memperketat keamanan turis yang liburan menggunakan skema Phuket Sandbox setelah adanya dugaan kasus pembunuhan (dok.unsplash)

Dikutip dari Bangkok Post, Rabu (27/4/2022), semua turis, terlepas dari status vaksinasi, harus mendaftar di situs web Thailand Pass. Pemerintah mulai menerima aplikasi untuk langkah-langkah masuk baru mulai 29 April 2022.

Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha baru-baru ini mengatakan banyak negara melonggarkan pembatasan perjalanan mereka. Dikarenakan Thailand bergantung pada pariwisata untuk sebagian besar ekonominya, sudah waktunya untuk mengikutinya.

"Pariwisata sedang pulih dan tes antigen akan lebih nyaman dan lebih cepat bagi pengunjung," kata Prayut usai memimpin pertemuan Center for Covid-19 Situation Administration (CCSA) pekan lalu.

Juru bicara CCSA Dr Taweesilp Visanuyothin mengatakan pengujian Covid-19 di bawah program masuk Test & Go bulan ini menunjukkan tingkat infeksi yang sangat rendah di antara pendatang asing, hanya 0,46 persen. Tiga pasar sumber teratas dalam hal kedatangan asing pada kuartal pertama adalah Rusia, Jerman dan Inggris, dengan sebagian besar dari mereka sebelum perang Rusia-Ukraina dimulai.

Infografis Perjalanan Timnas Indonesia vs Thailand di Piala AFF 2020 (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya