6 Fakta Menarik Kubu Raya, Pusat Kesultanan yang Menghilang Setelah Indonesia Merdeka

Kubu Raya juga memiliki hutan mangrove terbesar di Kalimantan Barat.

oleh Henry diperbarui 20 Mei 2022, 08:31 WIB
Kebun Bunga Rajati terletak di Rasau Jaya Tiga, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat dan menjadi alternatif objek wisata baru di Pontianak (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Jakarta - Kubu Raya atau Kuburaya adalah kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia yang beribu kota di Kecamatan Sungai Raya. Luas wilayah daerah ini 6.985,24 km persegi dan berpenduduk sebanyak jiwa 609.392 jiwa berdasarkan data 2020.

Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Mempawah pada 2007. Tujuan dari pemekaran ini adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerataan pembangunan, mendekatkan pelayanan terhadap masyarakat, serta mengefektifkan rentang kendali penyelenggaraan pemerintahan.

Kabupaten Kubu Raya secara umum merupakan daerah dataran yang relatif datar dengan garis pantai sepanjang 149 Km. Tetapi, kabupaten ini juga memiliki 39 pulau kecil yang berdiri terpisah. Secara administratif, Kubu Raya terbagi menjadi sembilan kecamatan dan 117 desa.

Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Kubu Raya. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Kubu Raya yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Kesultanan Kubu

Sejarah Kubu Raya tak bisa dilepaskan dengan jejak Kerajaan Kubu atau Kesultanan Kubu. Kerajaan ini berdiri di wilayah yang sekarang menjadi Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Kerajaan Kubu memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Kesultanan Pontianak.

Syarif Idrus Al-Idrus merupakan raja pertama di Kerajaan Kubu. Dia merupakan menantu dari tuan besar (panembahan) Mampawa atau Mempawah dan memiliki hubungan ipar dengan Kesultanan Pontianak yaitu Syarif Al-Qadrie. Keluarga Syarif Al-Idrus terbilang kaya raya dengan perdagangan yang dilakukannya semakin maju. Ia pun mendirikan perkampungan di dekat muara Sungai Terentang.

Kerajaan Kubu pernah tidak memiliki pengganti yang jelas sehingga selama itu semua pejabat kerajaan hanyalah “pelaksana sementara”. Akhirnya, Syarif Shalih mendapat kehormatan menjadi Raja tapi tertahan saat kedatangan tentara Jepang.

Saat kedatangan Jepang di Kalimantan Barat, Jepang memberikan takhta raja kepada Syarif Hasan dan baru disahkan pada 1949 saat pemerintahan Indonesia terbentuk. Kerajaan Kubu akhirnya menghilang pada 1958 usai dihapus oleh Pemerintahan Republik Indonesia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


2. Lahan Gambut

Sumber penghidupan masyarakat di sekitar lahan gambut di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. (Foto: Agus Dianto/Peneliti Muda Gambut, Kalimantan Barat)

World Agroforestry (ICRAF) Indonesia mempertemukan para Peneliti Muda Gambut (PMG) dengan perwakilan media Kalimantan Barat pada Rabu, 7 Juli, 2021, untuk berbagi hasil kajian lapangan dari desa-desa di wilayah Kabupaten Kubu Raya. Sebanyak 55 peneliti muda terjun ke lapangan dengan didampingi para peneliti ICRAF sejak Februari, 2021.

Mereka berinteraksi dengan petani gambut serta para penggiat gambut untuk membagikan berbagai pengetahuan, pembelajaran, dan opsi intervensi untuk pengelolaan lahan gambut secara berkelanjutan di Kalimantan Barat, khususnya di Kabupaten Kubu Raya.  Dalam keterangan resminya, peneliti senior ICRAF, Gerhard Manurung, mengatakan PMG merupakan salah satu prakarsa dalam Program Peat-IMPACTS, ICRAF Indonesia.

Kegiatan di Kalimantan Barat ini adalah yang kedua setelah program serupa rampung di Sumatera Selatan. Pengelolaan lahan, pemilihan komoditi hingga bagaimana pandemi membuka peluang untuk pengembangan produk dan masih banyak lagi adalah kisah yang dihadapi petani di lahan gambut yang tersebar di 31 desa.

Paling tidak ada tiga desa (Desa Muara Baru, Desa Betuah, dan Desa Tanjung Beringin) memiliki hutan lindung yang masih terjaga. Masyarakat desa mengelola lahan gambut dengan membudidayakan tanaman antara lain karet, kelapa sawit, jahe, dan nanas.

Proses pembukaan lahan yang ditemukan di desa-desa tersebut dilakukan secara tradisional. Pembukaan lahan untuk budidaya jahe, misalnya, dilakukan dengan mengupas lapisan gambut terlebih dahulu. Seluruh aksi riset dalam Peat-IMPACTS dikemas dalam jenama #PahlawanGambut untuk penyebarluasan informasi mengenai riset dan capaiannya.


3. Pondok Pesantren Darul Fikri

Pondok Pesantren Darul Fikri di Kubu Raya, Kalimantan Barat.  foto: Instagram @mila_suhardi

Tak lama setelah diresmikan pada awal Oktober 2020, Pondok Pesantren Darul Fikri yang terletak di Desa Sungai Belidak, Kecamatan Sungai Kakap, menjadi objek wisata religi. Hampir setiap hari pondok pesantren ini didatangi pengunjung dari sejumlah daerah di Kalimantan Barat.

Di hari libur, cukup banyak pengunjung yang mendatangi wisata religi tersebut. Mereka yang datang bukan hanya berasal dari Kubu Raya, tetapi ada juga yang dari sejumlah daerah lainnya di Kalimantan Barat.  Selain hiburan yang bernuansa religi, tempat ini juga menawarkan berbagai aneka kuliner khas daerah, sehingga menjadi daya tarik bagi pengunjung.

Animo masyarakat yang berkunjung di wisata ini cukup tinggi, berkisar antara 100 sampai 150 orang setiap harinya. Bahkan pada hari libur seperti Sabtu dan Minggu, jumlah pengunjung bisa mencapai 250 orang.

Mereka ada yang sudah memesan tiket masuk terlebih dahulu melalui aplikasi yang sudah disiapkan oleh pengelola wisata. Untuk lebih menarik pengunjung, Pimpinan Ponpes Darul Fikri akan mengevaluasi sejumlah hiburan, kuliner yang ada saat ini, dan pelayanan yang telah diberikan selama ini.


4. Desa Wisata Sungai Kakap

Desa Wisata Sungai Kupah (Tangkapan Layar Jejaring Desa Wisata (Jadesta) Kemenparekraf/Desa Wisata Sungai Kupah)

Sudah ada sejak abad ke-17 dengan mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan, petani, pedagang dan buruh, Desa Wisata Sungai Kakap dapat dijangkau dengan jalan darat hanya 30 menit dari Kota Pontianak. Desa wisata ini punya beragam destinasi wisata yang sudah lama dan sering dikunjungi wisatawan baik lokal maupun internasional.

Ada Wisata Religi Klenteng Tengah Laut ( Hian Bu Ceng Tua ), berlokasi di tengah muara sungai yang menghadap ke laut Natuna dan satu satunya rumah ibadah Tionghoa di dunia yang berada di laut lepas. Ada juga Ziarah Makam ulama besar dunia, yaitu Guru Haji Ismail Mundu yang lahir dan dibesarkan di Desa Sungai Kakap namun terkenal di Mekkah.

Ada kapal wisata yang siap membawa pengunjung menikmati indahnya sungai dan laut Muara Kakap. Ada pula Wisata Adat Tahunan Robo-Robo yang diadakan setiap akhir bulan Syafar tiap tahunnya.

Acara ini dimeriahkan dengan Adat Tepung Tawar dan Doa Rasul sebagai ungkapan syukur atas hasil laut yang melimpah, dan menolak bala bencana. Desa ini juga termasuk salah satu daerah pemasok ikan terbesar di Kalimantan Barat.


5. Pusat Mangrove

Menparekraf Sandiaga Uno menyambangi Desa Wisata Sungai Kupah, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimatan Barat. (Istimewa)

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno pernah berkunjung ke Desa Wisata Sungai Kupah, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya pada Maret 2022. Dia mengaku akan mempromosikan program penanaman mangrove digital sebagai salah satu tujuan wisata dan pelestarian lingkungan yang ada di Wisata Mangrove Telok Bediri di Desa Sungai Kupah.

Desa ini memiliki luas lahan mangrove sebesar 10 hektare. Desa wisata ini berdiri sejak 2017 lalu dan terletak di penghujung hulu Sungai Kapuas, sungai terpanjang se-Indonesia. Di desa wisata ini, masyarakat bisa berpartisipasi untuk ikut menanam mangrove dengan membeli bibitnya. Setelah dibeli, nantinya, pengelola akan menanam mangrove dan dilaporkan via aplikasi.

Area mangrove di Kalbar mencapai 177.023,738 hektare dan Kubu Raya menjadi daerah yang memiliki luas hutan mangrove terbesar di Kalbar dengan luas 129.604,125 hektare.  Mereka juga memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang langka antara lain, Bakau Mata Buaya yang hanya terdapat di empat negara yaitu Singapura, Malaysia, Papua Nugini, dan Indonesia.

Hutan Mangrove Kubu Raya memiliki 33 jenis dari 40 jenis mangrove yang ada di Indonesia. Hal ini mendorong Pemerintah Kalbar untuk menjadikan Kubu Raya sebagai World Mangrove Centre untuk menjaga ekosistem mangrove. Tidak hanya sebagai pusat penelitian dan pendidikan, status itu diharapkan juga mendorong wisata hijau yang akan dikelola langsung oleh masyarakat pesisir.


6. Kuliner khas Kubu Raya

resep sotong pangkong/cookpad

Kabupaten Kubu Raya punya berbagai kuliner khas. Salah satunya Pisang Sale yang terbuat dari pisang rawa yang sudah masak dan dipanggang seperti kita memanggang satai. Proses pemanggangan ini hampir 15 menit, dan merubah pisang sale ini dengan cita rasa yang khas.

Selain itu, ada Sotong Pangkong atau juhi bakar. Camilan ini biasanya dijual di pinggir jalan atau pasar malam. Makanan ini terbuat dari cumi yang dikeringkan kemudian dibakar dengan bumbu khusus sambil dipukul-pukul hingga pipih.

Kubu Raya juga dikenal sebagai daerah penghasil buah nanas. Kuliner khas lainnya dari Kubu Raya adalah Sirup Sengkit, Manisan Kandis Salju, Stick Talas, Cokelat Cempon, Kacang Pinatsu dan berbagai olahan lidah buaya seperti teh, keripik lidah buaya, young coco, madu, dan masih banyak lagi.

Infografis lokasi wisata religi di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya