Liputan6.com, Jakarta Pandemi Covid-19 telah mengubah cara bekerja banyak karyawan. Ketika terlalu lama bekerja dari rumah, para karyawan mungkin akan terbiasa memakai pakaian yang sedikit lebih santai. Hingga saat sudah kembali ke kantor, kebiasaan itu mungkin masih melekat.
Aturan berpakaian telah diguncang oleh pekerja yang terbiasa bekerja dengan pakaian yang nyaman di rumah. Beberapa orang mungkin memilih pakaian yang lebih santai dan berfokus pada kenyamanan. Itu memang hal yang baik, kata ketua ETF O’Shares Kevin O’Leary.
Advertisement
“Pandemi telah mengubah cara orang berpakaian, itu pasti,” katanya, dilansir dari CNBC, Jumat (20/5/2022).
Akan tetapi, hanya karena itu bukan berarti ketika Anda kembali bekerja ke kantor kemudian memakai celana olahraga atau sandal jepit.
“Kode berpakaian itu penting,” katanya, seraya menambahkan bahwa bos dan kolega kemungkinan masih akan menilai tampilan berdasarkan apa yang Anda kenakan.
“Jika akan kembali ke lingkungan kantor, Anda harus memakai pakaian yang rapi untuk dikenakan. Anda tidak harus memakai jas dan dasi lagi, tetapi Anda ingin terlihat bagus,” jelasnya.
Dia menyarankan untuk melihat orang-orang yang berada di sekitar tempat kerja untuk menentukan pakaian apa yang “tepat”. Pekerja memang berhak merasa bebas untuk “memperindah” pakaian guna menunjukkan sedikit kepribadian.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Batas Kode Berpakaian
Akan tetap dengan catatan, pakaian tersebut dalam batas-batas kode berpakaian kantor. Itulah cara untuk menunjukkan rasa hormat dan membantu dalam “menggerakkan Anda ke atas rantai makanan”, katanya.
O’Leary juga mengatakan penting untuk menyadari bidang pekerjaan Anda. Seseorang dengan tato yang bekerja di industri yang lebih konservatif, seperti keuangan, mungkin harus mempertimbangkan untuk menutupinya ketika di kantor, katanya.
“Jika kamu keluar nanti, tidak apa-apa. Anda bisa menunjukkannya kepada mereka,” kata O’Leary.
“Tetapi Anda akan menemukan di layanan keuangan, Anda harus konservatif dalam apa yang Anda kenakan. Jika saya pergi keluar untuk bertemu seseorang di bank, saya akan memakai sepatu [bukan sandal jepit]. Ini hanya cara itu,” sambungnya.
Reporter: Aprilia Wahyu Melati
Advertisement
Tips Bekerja Dengan Bos yang Lebih Muda
Secara teori, saat memulai pekerjaan tingkat pemula biasanya atasan akan lebih tua daripada kita. Tetapi hidup jarang berjalan lurus beriringan dengan teori.
Beberapa orang yang bekerja dengan maksimal tetap bangkit, sehingga tak heran jika mereka memiliki kesempatan untuk melompat menduduki jabatan-jabatan penting di kantor walaupun usianya terbilang masih muda.
Ini bukan masalah teoritis karena generasi milenial saat ini berkembang lebih baik di dunia kerja, di mana mereka akan menduduki posisi tinggi yang justru akan mengawasi orang-orang yang jauh lebih tua dari mereka.
Melansir laman the balance careers, Minggu (28/3/2021), jika Anda adalah pekerja yang lebih tua, berikut cara menangani pekerjaan untuk atasan yang lebih muda dan mungkin memiliki pengalaman kerja yang jauh lebih sedikit.
1. Perhatikan Bahasa Tubuh Anda
Jika merasa kesal dengan atasan Anda, tahan keinginan untuk menunjukkan sikap kesal. Anda mungkin benar, tetapi tetap perlu mengendalikan bahasa tubuh.
Anda dapat mengajukan keberatan, tetapi cara menyampaikan keberatan tersebut sangat penting dengan cara bekerja sama dengan baik dengan atasan yang lebih muda.
2. Hati-hati dengan Kata-Kata
Jangan pernah membandingkan pengalaman Anda dahulu dengan atasan. Hati-hati dengan beberapa perkataan yang memungkinkan bos muda Anda kecewa dan marah dengan Anda.
Misalnya perkataan berikut:
- Saat saya seusiamu.
- Anda mungkin tidak pernah mengalami ini.
- Saya telah melakukan ini sejak sebelum Anda lahir.
- Setelah Anda melakukan ini selama yang saya miliki, Anda akan mengerti apa yang saya maksud.
Dan masih banyak lain. Anda mungkin lebih unggul. Tetapi bos yang lebih muda masih menjadi manajer dan tetap akan menjadi atasan.
3. Asumsikan Bos adalah Orang yang Tepat untuk Pekerjaan Anda
Meskipun tidak memiliki lebih banyak pengalaman kerja, Anda memiliki lebih banyak pengalaman hidup. Tapi, itu tidak berarti bahwa bos milenial bukanlah orang yang tepat untuk pekerjaan bos tersebut.
Ia mungkin memiliki pengetahuan dan pengalaman yang dibutuhkan dan ingin dipekerjakan oleh manajemen. Mungkin memiliki keterampilan manajemen yang tidak dimiliki orang lain. Beberapa orang pandai dalam satu hal, dan beberapa pandai dalam hal lain.
Saat atasan membuat perubahan, jangan menolak perubahan itu. Jangan mundur kecuali Anda memiliki alasan yang kuat.
Berikutnya
4. Jaga Interaksi yang Profesional
Anda memiliki banyak pengalaman hidup, serta pengalaman profesional. Bos yang berusia 20-an sedang dalam proses melalui hal-hal baru. Tahan keinginan untuk membantu mereka dengan hal-hal tersebut. Mereka memiliki orang tua yang dapat mereka temui ketika mereka mencari nasihat orang dewasa.
Selain itu, jangan biarkan diri Anda merasa menjadi ibu atau ayah departemen.
5. Jangan Mencoba Sok Hebat
Jika Anda secara alami memang hebat, tetapi jangan pernah mencoba bertingkah sombong. Itu terlihat tidak profesional dan konyol. Karena hidup di dunia nyata maka diharapkan Anda menjadi dewasa seiring bertambahnya usia.
Harapan yang berbeda ada untuk orang yang berbeda. Selama tidak memengaruhi peringkat kinerja atau gaji Anda, biarkan saja.
Advertisement