Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersama Grab Indonesia menggelar Klinik UMKM. Ada 3 tujuan yang diharapkan bisa tercapai dengan Klinik Digital ini. Pertama adalah mencapai target transformasi digital Koperasi dan UMKM sebanyak 30 Juta UMKM onboarding digital. Kedua 500 koperasi modern berbasis digital pada tahun 2024. Ketiga 1 Juta UMKM onboarding di e-catalog LKPP pada 2022.
"Saya diminta Presiden Jokowi menyiapkan digital ekonomi. Jangan sampai ketika hobi belanja online masyarakat sudah semakin tinggi, semua UMKM digital, justru malah diambil alih oleh platform, penyedia platform sebagai wadah, jangan jadi pelaku juga yang menjual produk," tegas MenKopUKM dalam pembukaan Roadshow Klinik UMKM Bersama Grab Dalam Masifikasi Gerakan #BerubahDigital, di kantor Dinas Koperasi dan UKM Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (20/5/2022).
Advertisement
Lebih lanjut, Teten berharap branding dan kemasan UMKM dapat terus diperbaiki. Selain itu, UMKM diharapkan tidak berjuang sendiri untuk berkembang, salah satunya bisa bergabung dalam koperasi.
Selain itu, telah tersedia Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM yang memberikan pendampingan dan arahan bagi pelaku usaha di daerah.
"Ke depan juga supaya UMKM tak hanya mengambil modal dari bank atau lembaga pembiayaan, tapi juga lewat pasar modal. Tentunya dengan posisi UMKM yang kuat secara bersama-sama," ujarnya.
Saat ini digitalisasi sangat penting bagi UMKM, sebab semua hal sudah serba digital. Kata Teten, potensi ekonomi digital Indonesia yang diprediksi mencapai Rp 4.531 triliun di tahun 2030 dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh para pelaku KUMKM dan masyarakat Indonesia.
"Ketika semua akses teknologi dibuka, maka apa pun bisa masuk. Jangan lagi seperti itu, UMKM kita harus jadi Raja di dalam negeri, mencari keunggulan produk jangan mengandalkan produk luar," imbau Menteri Teten Masduki.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sisa 11 Juta Usaha Mikro
Lebih lanjut, Teten menyampaikan hingga kini baru tercatat 19 juta UMKM yang sudah go digital dari target 30 juta UMKM sampai tahun 2024.
"Tinggal 2 tahun lagi bisa capai 30 juta. Pasti kita bisa, sisa 11 juta usaha mikro akan kita didampingi untuk masuk digital," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan, momentum potensi digital harus dimanfaatkan para UMKM. Grab telah bermitra dengan Kementerian Koperasi dan UKM diberbagai kesempatan untuk mendorong digitalisasi UMKM.
"Presidensi G20 Indonesia ini salah satu fokusnya adalah digitalisasi. Kesempatan ini kita jadikan ajang memperlihatkan dunia bahwa sukses digitalisasi ekonomi di Indonesia khususnya datang dari UMKM," kata Ridzki.
Adapun rangkaian roadshow juga akan digelar di beberapa kota di Indonesia. Di mulai dengan fase satu kuartal kedua tahun 2022 ini, di Yogyakarta (Mei 2022), Padang (Juni 2022), dan Makassar (Juni 2022). Kegiatan ini bertujuan untuk memajukan pelaku UMKM.
"Di luar ini kami juga rutin di menggelar pelatihan bertajuk Grab Academy. Menciptakan UMKM sukses, dan naik kelas," pungkas Ridzki.
Advertisement
Menteri Teten: Jangan Remehkan Potensi Oleh-Oleh
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki mengatakan, potensi oleh-oleh bisa menjadi kekuatan ekonomi di suatu daerah. Hal itu disampaikan Teten kepada media saat ditemui di Yogyakarta, Kamis (19/5/2022).
"Saya selalu menyampaikan dalam banyak kesempatan jangan remehkan potensi ekonomi oleh-oleh. Kita ini punya kultur mudik, setiap orang mudik ke kampung halaman pasti bawa oleh-oleh," kata Teten.
Menurut Teten, jika dilihat momen lebaran pada awal bulan Mei 2022 kemarin, sentra wisata penuh dan geliat ekonomi berangsur membaik.
Secara perlahan tapi pasti pandemi akan berubah menjadi endemi, dimana dibutuhkan skema baru, kebiasaan baru dan strategi baru harus dilakukan oleh UMKM Indonesia.
"Pasca lebaran ekonomi digerakan kuliner daerah dan oleh-oleh, cuman oleh-oleh kita ini belum didandani dengan baik," ujarnya.
Pendampingan
Maka, pendampingan dan pengembangan harus terus dilakukan dalam upaya kebangkitan UMKM, dalam menumbuhkan jiwa entrepreneurship yang memiliki mentalitas adaptif dan inovatif terhadap segala perubahan yang terjadi.
Lebih lanjut, Teten membandingkan UMKM Indonesia dengan Jepang. Meskipun industri di Jepang telah berkembang pesat dan baik, namun mereka masih serius memperhatikan produk UMKM-nya.
"Kalau kita mendarat di Bandara Narita di Jepang, kita pasti tergiur ingin membeli oleh-oleh. Karena kemasannya cantik, dipajang dengan baik," kata Teten.
Advertisement