Kemendikbudristek Bawa Konsep Merdeka Belajar di Pertemuan EdWG G20

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) membawa terobosan Merdeka Belajar dalam pertemuan kedua Kelompok Kerja Pendidikan (Education Working Group/EdWG) G20.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 20 Mei 2022, 15:27 WIB
Nadiem Makarim memberi penjelasan soal kebijakan Merdeka Belajar (Sumber: Kemdikbud.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) membawa terobosan Merdeka Belajar dalam pertemuan kedua Kelompok Kerja Pendidikan (Education Working Group/EdWG) G20. Pertemuan ini digelar pada 18-19 Mei 2022 secara daring dari Kota Bandung.

"Sejalan dengan pernyataan Mendikbudristek, terobosan-terobosan Merdeka Belajar diangkat dalam pertemuan EdWG sebagai contoh praktik baik yang menjadi tonggak gotong royong transformasi pendidikan di Indonesia, sekaligus sebagai dasar agenda prioritas bidang pendidikan G20," kata Chair of G20 EdWG 2022 Iwan Syahril dalam konferensi pers virtual, Jumat (20/5/2022).

Menurut dia, para delegasi EdWG G20 berhasil menyatukan suara akan pentingnya transformasi berbasis gotong royong untuk pemulihan pendidikan. Mendikbudristek Nadiem Makarim juga menekankan pentingnya gotong royong untuk pemulihan pendidikan.

"Mendikbudristek juga menekankan bahwa 'Indonesia melihat ke masa depan, kita melompat ke arah masa depan, dan kita tidak ingin hanya mengejar ketertinggalan'. Gotong royong dan visi tersebut menjadi modal solid kepemimpinan Kemendikbudristek dalam EdWG G20," ujarnya.

Iwan menyampaikan Kemendikbudristek akan membawa laporan hasil EdWG G20 ke Konferensi Transformasi Pendidikan Perserikatan Bangsa-bangsa. Dengan begitu, suara kepemimpinan Indonesia pada G20 akan mendapatkan perhatian dunia dan lebih banyak negara.

"Draf laporan EdWG G20 yang akan kita bawa ke tingkat dunia mendapatkan apresiasi yang sangat positif, bahkan kerangka kerja pemulihan pendidikan berdasarkan prinsip gotong royong mendapatkan porsi khusus di dalamnya," jelas Iwan.

Dia menuturkan pertemuan ketiga EdWG G20 akan dilaksanakan pada 22-23 Juni 2022. Sementara itu, pertemuan keempat serta pertemuan tingkat menteri pendidikan akan diselenggarakan pada 25-27 Juli 2022.

"Kami berharap penyelenggaraan pertemuan tingkat menteri pendidikan akan berjalan lancar dan Kemendikbudristek dapat membawa nama baik Indonesia," tutur Iwan.


Program Merdeka Belajar Jokowi Dinilai Jadi Bekal Tingkatkan Kualitas Pembangunan SDM

Nadiem Makarim menjelaskan mengenai kebijakan merdeka belajar (Sumber: Kemdikbud.go.id)

Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Fauzan meyakini sumber daya manusia (SDM) anak-anak Indonesia bakal unggul dan berkualitas di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi. 

Fauzan menyebutkan salah satu program Jokowi yang menurutnya sangat penting untuk pengembangan SDM, yaitu melalui Merdeka Belajar.  Dia menilai program tersebut adalah aspek penting untuk menuntun anak-anak didik menemukan minat dan bakatnya. 

"Saya kira berbagai upaya telah dilakukan karena saya juga berkecimpung di dunia pendidikan. Tentu saja Merdeka Belajar menjadi tonggak dalam pengembangan SDM,” ujar Fauzan dalam keterangannya Selasa (17/1/2022). 

Fauzan menjelaskan program Merdeka Belajar ini merupakan konsep belajar yang tujuannya untuk membuat siswa dan tenaga pengajar merasa bahagia dengan pendidikan yang ditempuh.

Nantinya, guru tidak lagi menjadi sumber utama ilmu bagi para siswa. Mereka bebas mengakses ilmu-ilmu lainnya di luar kelas, seperti di internet, perpustakaan, lingkungan sekitar dan lain sebagainya. 

Fauzan yakin dengan Merdeka Belajar, siswa bisa mendapatkan skill dan keterampilan yang ia gemari. Dengan langkah tersebut otomatis upaya mewujudkan SDM yang berkualitas akan tercapai. 

“Konsekuensi-konsekuensi logis dari Merdeka Belajar saya kira sangat strategis untuk meningkatkan kualitas SDM,” kata Fauzan. 

Merdeka Belajar sendiri adalah satu dari banyaknya strategi yang Pemerintahan Jokowi lakukan demi pengembangan SDM. 

Jokowi juga terus menggenjot SDM di era digital melalui program-program seperti Digital Leadership Academy (DLA) hingga pembangunan infrastruktur digital di berbagai daerah. Semua langkah tersebut ditempuhnya demi terciptanya Indonesia Emas di tahun 2045.


Kata Wagub Emil Dardak soal Merdeka Belajar Kampus Merdeka

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Program Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM) yang digagas Kemendikbud Ristek dinilai bisa menjawab tantangan transformasi pendidikan.

"Transformasi pendidikan ini momen yang sangat penting untuk berani berubah. Nah, MBKM ini salah satu perubahan itu," ujar Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Minggu (7/11/2021), dikutip dari Antara.

Menurut dia, transformasi pendidikan tidak akan menghilangkan peran guru justru akan memacu guru untuk bersama sama menjawab tantangan masa depan.

"Jangan sampai kemudian seakan-akan guru berdalih bahwa yang bisa mengajar anak didik itu justru bukan guru, tapi praktisi," ucap dia.

Menurutnya, peran guru tetap penting, bahkan dia berharap guru diberi peluang untuk meng-upgrade  menjadi praktisi, diberi waktu untuk tidak hanya mengejar target jam mengajar.

Mantan Bupati Trenggalek tersebut juga menekankan kepada seluruh pihak untuk bersama-sama memberdayakan semua guru demi menjawab tantangan masa depan.

"Jangan kita tinggalkan guru yang sudah ada, mari berdayakan mereka untuk bisa menjawab tantangan masa depan," katanya.


Bermalam di Suku Anak Dalam Jambi, Nadiem Makarim Sampaikan Gagasan Merdeka Belajar

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim memperkenalkan konsep Kampus Merdeka. (Foto: Kemendikbud)

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim bermalam bersama komunitas Suku Anak Dalam (SAD) dalam kunjungannya ke Jambi. 

Dalam kunjungannya itu, Nadiem sempat berdialog dengan masyarakat dan menyampaikan makna merdeka belajar yang menjadi programnya sealma menjadi menteri. 

“Saya pakai kaus Merdeka Belajar karena kami di Kemendikbudristek percaya bahwa pendidikan bentuknya tidak hanya satu, tapi beragam, karenanya belajar haruslah merdeka,” ujar Nadiem dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (22/9/2021). 

Mendikbudristek menjelaskan bahwa setiap daerah punya karakteristik sendiri. Untuk itu, harus memberikan pendidikan yang cocok.

“Maka dari itu, saya ke sini untuk memahami apa yang dibutuhkan dan apa yang tidak dibutuhkan bagi masyarakat yang masih memegang teguh kearifan lokalnya,” kata Nadiem.

Nadiem meminta agar generasi muda Suku Anak Dalam yang saat ini menempuh pendidikan tinggi untuk menginspirasi generasi muda di daerahnya

“Kepada guru-guru yang mengabdi di pedalaman, saya sangat berterima kasih atas dedikasinya. Doakan kami untuk terus berupaya meningkatkan kesejahteraan ibu dan bapak guru,” kata Nadiem.

Sementara itu, Ketua PKBM Bunga Kembang, Maknun, menjelaskan bahwa akses pendidikan formal masih sulit, sehingga pihaknya menyediakan kurikulum alternatif.

“Misalnya, komunitas SAD hidup dari menjual damar, madu, dan rotan. Namun, saat transaksi harganya tidak sesuai dan mereka merasa dibohongi. Maka, anak-anak kita ajarkan berhitung,” ujar Maknun.

Infografis Isi Tas Siaga Covid-19 Saat Siswa Ikut PTM Terbatas. (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya