Liputan6.com, Jakarta - Selama ini kita menganggap bahwa penampilan bersih adalah hal sangat positif dan menganggap penampilan berantakan itu tidak baik. Penampilan yang berantakkan juga lekat dengan kehidupan yang tidak teratur.
Banyak pula orang beranggapan jika mereka yang berpenampilan berantakan tidak akan bisa mengurus hal lain, lantaran dirinya saja tidak bisa dijaga. Namun, ahli mengungkapkan bahwa seseorang yang memiliki penampilan berantakan tak semuanya seperti itu.
Ada sisi positif dari mereka yang memiliki gaya tersebut, demikian dikutip dari laman Brightside, Jumat (20/5/2022).
Baca Juga
Advertisement
Menurut sebuah studi pada 2013, orang-orang dapat menghasilkan ide-ide yang lebih kreatif ketika mereka berada di ruang yang tidak rapi. Mereka siap mencoba hal-hal baru dan terbuka terhadap inovasi.
Misalnya di ruang kerja. Ruang kerja adalah salah satu tempat paling menarik yang ada di dalam rumah. Kerap kali benda yang ada di atas meja kerja berantakan atau diselimuti debu.
Mereka yang punya kebiasaan membiarkan debu pada benda-benda di atas meja atau membuat meja berantakan digambarkan sebagai seseorang dengan kepribadian yang kreatif dan inventif.
Meski terkesan jorok, di lain sisi mereka yang melakukannya identik dengan seseorang yang memiliki ide-ide yang tak biasa dan sangat kreatif.
Selain urusan ruang kerja, cara meletakkan baju kotor juga menggambarkan sisi positif.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bekerja Sesuai Rencana
Kebanyakan anak kost-an yang melakukan hal ini. Membiarkan pakaian kotor menumpuk di dalam ember atau baskom.
Penundaan pekerjaan ini sebenarnya sering kali dihadapi oleh banyak orang. Ini sering terjadi dalam tugas kita sehari-hari.
Namun, tak melulu hal itu dilakukan karena seseorang itu malas. Melainkan, seseorang itu telah menjadwalkan semua pekerjaannya.
Mereka yang biasa menumpuk baju kotor berhari-hari dan sudah punya jadwal pekerjaannya biasanya adalah orang yang bekerja sesuai rencana atau jadwal yang telah ditentukan.
Menunjukkan Sisi Terbaik
Pada pandangan pertama, apartemen atau kamar seseorang mungkin tampak sempurna. Lantai yang bersih, buku-buku yang tertata rapi, wallpaper yang sesuai, dan lain-lainnya.
Namun, sudahkah Anda melihat laci yang ada di tempat tinggal teman Anda. Bisa jadi isinya tidak serapi yang Anda lihat di bagian-bagian sebelumnya. Bisa jadi pula ada banyak sampah atau benda tak jelas yang disimpan di sana.
Ternyata, mereka yang memiliki kebiasaan seperti ini dapat tergambarkan kepribadiannya. Mereka suka menunjukkan sisi terbaik dari kepribadian mereka dan mereka melakukan banyak hal terutama untuk mengesankan orang lain.
Advertisement
Deteksi Penyakit dan Kepribadian Lewat Suara
Peneliti Jerman dapat mendeteksi lewat suara, apakah orang lebih ekstrover atau introver. Yang lebih penting lagi, mereka juga bisa diagnosis dini penyakit seperti Parkinson.
Sifat dan karakter orang adalah sesuatu yang tidak dapat diketahui hanya dengan melihat sosok orang itu. Apakah dia senang bertualang? Apakah dia introvert? Namun demikian, ahli informatika Björn Schuller bisa memberikan informasi tentang orang-orang yang tidak ia kenal. Yang ia butuhkan hanya rekaman suara mereka, bahkan hanya sejumlah kata-kata.
Björn Schuller dan timnya mengembangkan sistem pintar analisis suara. Untuk menguji sistem yang ia buat, tiga orang relawan, yaitu Katharina, Dirk dan Robin diminta untuk membaca dan merekam sebuah teks pendek, demikian dikutip dari laman DW Indonesia, Jumat (11/3/2022).
Berdasarkan suara, komputer mengecek apa yang disebut "Big Five“, yaitu lima pertanda utama kepribadian seseorang. Björn Schuller menjelaskan lebih terperinci, lima hal tersebut yang pertama: keterbukaan bagi pengalaman, hal baru dan keinginan untuk bereksperimen.
Yang kedua kategori tanggung jawab, dan yang ketiga ekstrover atau introver, jadi apakah orang itu senang bergaul. Yang keempat disebut kompatibel, artinya: seberapa mampu orang bekerja dalam tim. Dan yang terakhir adalah indikasi apakah orang itu tenang atau labil secara emosional.
"Relawan pertama Dirk tampaknya sangat senang bereksperimen dalam penelitian. Ia terbuka untuk mencoba sesuatu yang baru", kata Björn Schuller, yang mengajar di Universitas Augsburg. Ketika ditanya, Dirk mengatakan, dia memang senang mencoba hal baru. Selain itu dia juga sangat giat, misalnya, di waktu luangnya dia jadi pemelihara lebah. Dia punya tujuh koloni lebah. Dia juga ikut pentas teater dan tertarik mengetahui hampir semua hal.
Apakah suara kita benar-benar mengungkap banyak hal tentang karakter kita? Ya, kata Björn Schuller, dan tidak hanya itu. Dia bahkan bisa mendiagnosis penyakit dari suara. "Jadi dalam hal ini suara ibaratnya cermin jiwa,“ jelas Björn Schuller. Mereka bisa mengatakan banyak hal tentang suasana hati, juga tentang penyakit, dan perubahan lain yang berkaitan dengan kesehatan.
Petunjuk tentang penyakit bisa diperoleh dari suara, karena hampir seluruh bagian tubuh ikut dalam pembentukan suara. Kita butuh paru-paru, batang tenggorokan dan pangkal tenggorokan, dan tentu juga pita suara. Di sinilah terbentuk suara. Lidah, bibir dan otot wajah membuat suara orang berbeda-beda.
Untuk menarik dan menghembuskan napas, kita juga butuh otot dalam ruang dada dan perut, misalnya diafragma. Lebih dari 100 otot berperan dalam pembentukan suara, dan beberapa bagian dalam otak. Jika kita merasa tegang atau kesakitan, merasa takut atau Depresi, kerjasama yang kompleks ini berubah - demikian halnya suara kita.
Mendeteksi Parkinson Secara Dini
Itu juga bisa dilihat pada penyakit misalnya Parkinson. "Parkinson adalah penyakit yang berkaitan dengan degenerasi saraf.“ Artinya, penyakit ini secara khusus menyerang kemampuan motorik. Itu terlihat sangat dini pada otot-otot halus yang kita gunakan untuk membentuk suara. Dibanding dengan suara orang yang sehat, orang yang sakit berat suaranya terputus-putus.
Berkat sistem analisa suara, sekarang para peneliti berusaha untuk bisa mengenali Parkinson sejak stadium sangat dini. Demikian halnya dengan penyakit lain, seperti autisme, ADHS atau depresi. Ketepatan program antara 70% hingga 90%. Itu bisa berfungsi, sebab sistem sudah terisi ratusan sampel suara pasien yang sudah didiagnosis.
Menganalisa tepat dan sesuai gambaran orang bersangkutan
Dari analisa suara Dirk, selain diketahui bahwa ia punya rasa ingin tahu yang besar, tampak juga tendensi bahwa ia lebih ke arah introver. Artinya, dia agak kurang suka suka bergaul. Ternyata itu juga benar. Dirk mengungkap, “Orang yang tidak kenal saya, mungkin tidak akan berpikir, bahwa saya sangat senang sendirian.“
Apakah sistem bisa mengenali orang lain setepat itu pula? Misalnya Katarina. Ia senang dan banyak bekerja di butiknya, juga di kedai kopinya. Sepintas lalu suaranya terdengar ekstrover.
“Saya keturunan Yunani,“ kata Katarina. “Kalau saya berbicara dengan keluarga saya, atau dengan suami saya, suara saya tambah lama tambah keras, jadi banyak orang berpikir, kami sedang bertengkar. Tapi tidak begitu."
Jika dilihat hasil analisa suaranya, "Dibanding Dirk, Katharina tampak lebih seimbang. Artinya, walaupun dari segi akustik suaranya terdengar sangat berbeda, sebenarnya kepribadiannya stabil," kata Björn Schuller. Katarina juga setuju. Ia kadang juga senang sendirian.
Advertisement