Liputan6.com, Banjarnegara - Tak lama berselang usai Hepatitis Akut mewabah, baru-baru ini tersiar kabar merebak kasus cacar monyet (money pox) di Eropa. Tenaga medis di sejumlah negara sudah wajib vaksin cacar monyet.
Yang dikhawatirkan, cacar monyet itu juga akan menyebar ke penjuru dunia, sebagaimana Hepatitis Akut, yang diketahui sudah masuk ke Indonesia. Untuk itu, perlu diketahui cara untuk mencegah agar tak terpapar cacar monyet ini.
Baca Juga
Advertisement
Dokter Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara, Masrurotut Daroen menjelaskan sejumlah cara untuk mencegah penularan cacar monyet. Kunci pencegahannya di antaranya mencuci tangan secara teratur. Penanganan hewan dan produknya dengan benar.
"Cuci tangan kembali dengan benar dengan sabun dan bilas dengan air mengalir, sehabis kontak dengan hewan piaraan," kata dokter yang akrab dipanggil dr Rury ini.
Menurut dia, karantina setiap orang dan hewan yang diketahui terinfeksi cacar monyet penting dilakukan. Sedangkan hewan mati harus dibakar dan dikubur.
"Saya tegaskan kebersihan pribadi sangat dibutuhkan di sini. Pendidikan kesehatan juga penting," ucap dia.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Gejala Cacar Monyet
Untuk diketahui, cacar monyet adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus cacar monyet (virus Orthopox) yang ditandai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot dan banyak ruam.
Virus cacar monyet dapat ditularkan dari hewan ke manusia, atau dari manusia ke manusia. Hewan yang terlibat dalam yang pertama termasuk tetapi tidak terbatas pada monyet, simpanse, tikus, tupai dan kelinci. Untuk kemudian, manusia harus terinfeksi untuk dapat menginfeksi manusia lain.
"Ini adalah penyakit yang membatasi diri dan gejala biasanya akan berlangsung dari 2-3 minggu," sebut alumnus Fakultas Kedokteran Unsoed ini.
Kasus yang parah biasanya terjadi pada anak-anak tetapi terkait dengan tingkat paparan. Namun, vaksin untuk cacar telah diketahui sekitar 85 persen efektif dalam memerangi cacar monyet.
Rury menjelaskan, penularan dari manusia ke manusia biasanya melibatkan kontak dengan cairan tubuh dari orang yang terinfeksi. Cairan ini akan mencakup keringat, urine, darah, semen dan air liur.
Sedangkan beberapa faktor transmisinya diataranya penanganan yang tidak benar atau buruk dari hewan yang terinfeksi, berbagi tempat tidur dengan orang yang terinfeksi, berbagi peralatan dengan orang yang terinfeksi, kurangnya kebersihan umum di daerah dengan kasus infeksi yang diketahui.
Advertisement