Liputan6.com, Kota Batu Keluarga Almarhum dr. Achmad Yurianto, mantan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, dikenang sebagai sosok yang mengayomi dan gemar bersenda gurau.
Kakak kandung almarhum Achmad Yurianto, Sri Yuriati, mengatakan Achmad Yurianto merupakan sosok yang mengayomi dan sangat memperhatikan keluarga serta orang-orang yang ada di sekitarnya.
Advertisement
“Ia sosok yang mengayomi, paling mengayomi. Orang yang baik. Tidak banyak bicara tapi bukan pendiam dan suka bercanda,” kata Sri di rumah duka di Kota Batu, Jawa Timur, dilansir dari Antara, Sabtu malam (21/5/2022).
Sri mengaku sempat berkomunikasi dengan almarhum Achmad Yurianto saat perayaan Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah lalu. Saat itu, almarhum sempat berbicara dengan anak-anaknya menggunakan bahasa isyarat sembari bercanda
“Istrinya bercerita, saat Lebaran berbicara menggunakan bahasa isyarat. Itu lucu, kita semua tertawa,” katanya.
Selama mengalami sakit, lanjut Sri, almarhum kakaknya juga tidak pernah mengeluhkan sakitnya tersebut. Almarhum Achmad Yurianto lebih banyak bercanda dengan keluarganya, termasuk saat menjalani perawatan.
“Tidak pernah mengeluh sama sekali. Lebih sering bercanda sama keluarga dan tetap ceria selama sakit,” katanya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sempat Dirawat di RSPAD
Achmad Yurianto yang juga Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan sekaligus pernah menjabat sebagai Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 tutup usia setelah sekian lama berjuang melawan sakit kanker usus.
Almarhum wafat pada 21 Mei 2022 sekitar pukul 18.58 WIB setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar Kota Malang selama kurang lebih tiga hari.
Jenazah almarhum disemayamkan di rumah duka di Jalan Ir. Soekarno Nomor 31, Kota Batu, Jawa Timur.
Sebelum menjalani perawatan di RSSA Kota Malang, almarhum Achmad Yurianto juga sempat dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Jakarta akibat kanker usus.
Advertisement