Liputan6.com, Jakarta - Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengungkapkan tentang sosok mantan Jubir Covid-19 Achmad Yurianto yang meninggal dunia pada Sabtu 21 Mei 2022. Menurut Doni, Yurianto adalah sosok pahlawan.
"Pak Yuri ini adalah salah satu pahlawan kita menghadapi covid- 19, lewat penjelasan Pak Yuri selama 4 bulan, pada awal penanganan covid-19, kita tahu tentang apa itu covid, bahayanya dan cara mitigasinya. Pak Yuri selalu memberikan data-data terkait masa perkembangan covid-19 di Tanah Air," kata Doni kepada Liputan6.com, Jakarta, Minggu (22/5/2022).
Kepergian Yuri membawa duka mendalam. Tak hanya bagi keluarga, namun juga bangsa Indonesia merasakan kehilangan sosok Yurianto.
"Kita kehilangan, beliau kebetulan orang militer, jadi disiplin penuh tanggung jawab, sabar, selalu tepat waktu pada saat menyampaikan pres rilis setiap hari," ujar dia.
Baca Juga
Advertisement
Doni mengaku sudah lama tidak berjumpa dengan Yuri. Terakhir saat Yurianto dirawat, Ia membesuknya di RSAPD Gatot Soebroto, Jakarta.
"Sudah lama ya, enggak ketemu beliau ya. Selama covid-19 beberapa tahun lalu. Kemudian juga pas udah sakit, saya besuk di RSPAD, sudah koma, tidak bisa komunikasi," ujar dia.
Ketika membesuk Yurianto, Doni menyampaikan pesan kepada keluarganya. Disebutkan bahwa Yuri adalah sosok pahlawan yang memiliki jasa luar biasa bagi Indonesia.
"Pada saat besuk, saya sempat meyapamikan pernyataan di depan istri beliau, bahwa Pak Yuri adalah pahlawan, jasa Pak Yuri luar biasa untuk bangsa Indonesia dalam penanganan covid-19. Pak Yuri yang awal covid-19 membeikan informasi kepada banyak pihak. penjelasan Pak Yuri dikkutip semua media," ujar dia.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto sebelumnya meninggal dunia pada Sabtu (21/5) sore, di Malang, Jawa Timur. Yurianto wafat akibat penyakit kanker usus yang dideritanya.
Nama Achmad Yurianto dikenal publik secara luas, utamanya sejak menjabat sebagai Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19.
Pria kelahiran di Malang, 11 Maret 1962 itu merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga angkatan 1990. Sejak mahasiswa, Yurianto sudah mulai dekat dengan dunia semi-militer.
Jadi Menwa
Pada 1986-1988, ia menjadi Komandan Resimen Mahasiswa (Menwa) dan bergabung dengan akademi militer setelah lulus.
Yurianto kemudian mengawali kariernya menjadi dokter militer. Tahun 1987 ia bergabung menjadi Perwira Pertama Kesehatan Daerah Militer V Brawijaya.
Pada 1991, Yurianto mengabdi di Kesehatan Daerah Militer IX Udayana Bali. Di tahun yang sama, ia juga dipercaya menjadi dokter di Lospalos Timor Timur.
Karier Yurianto mulai meningkat ketika menjadi Wakil Kepala Rumah Sakit tingkat II Dustira, Cimahi Jawa Barat pada 2006.Tahun 2008, ia sempat menjabat sebagai Wakil Kepala Kesehatan Daerah Militer IV Diponegoro Semarang.
Kemudian, Kepala Kesehatan Daerah Militer XI Pattimura Ambon Maluku pada 2009, dan Kepala Dinas Dukungan Kesehatan Operasi Pusat Kesehatan TNI pada 2011.
Advertisement