Liputan6.com, Jakarta - Syafrudin Rachman Latief ayah Dimas Seto meninggal dunia, Sabtu (21/5/2022). Sebelum ayahnya mengembuskan napas terakhir, suami Dhini Aminarti mengaku sudah merasakan firasat akan ditinggal pergi selama-lamanya oleh sang ayah.
Aktor 42 tahun itu menceritakan, semenjak kondisi ayahnya menurun ia sudah punya firasat akan kepergian Syafrudin Rachman Latief. Apalagi ketika ayahya mengalami serangan jantung dan stroke.
Sebagai anak, Dimas Seto hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk kesembuhan ayahnya. Apalagi ayahnya sudah lanjut usia yakni 74 tahun.
Baca Juga
Advertisement
"Karena kondisi sempat menurun, pasti ada firasat khawatir dan menjaga lebih ekstra harti-hati," ujar Dimas Seto usai pemakaman ayahhnya di TPU Tanah KUsir, kutip dari Kanal YouTube Intens Investigasi , Minggu (22/5/2022).
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Berkumpul
Beberapa hari sebelum meninggal dunia, ayahnya sempat melakukan video call bersama anak-anak dan keluarga ketika masih menjalani perawatan di rumah sakit akibat stroke dan serangan jantung. Saat itu ayahnya meminta semua anak dan keluarga untuk berkumpul.
"Pas sebelum meninggal, Jumat dia (ayah) bilang ayo ngumpul semua cuma bilang gitu," kata Dimas Seto.
Advertisement
Meninggal Dunia
Benar saja setelah keluarga berkumpul, kondisi kesehatan ayahnya semakin menurun. Sampai akhirnya Sabtu (21/5/2022) ayahanda mengembuskan napas terakhir di hadapan anak serta keluarganya.
"Tiba-tiba Sabtu pagi saturasi oksigennya turun dan semakin turun pas semua kumpul dan meninggal dunia," ujar Dimas Seto.
Kehilangan
Tak dipungkiri Dimas Seto, ia mengaku sangat kehilangan sosok ayahnya. Dia pun teringat akan nasihat yang kerap diterimanya untuk senantiasa menjaga orang tua selama masih hidup.
"Sekarang kehilangan rasanya tuh benar kata orang kalau masih punya orang tua benar-benar lah dimanfaatkan momen itu sebaik-baiknya. Kalau tidak nanti menyesal, kami dulu sering banget didengerin kayak gitu, tapi benar kami sekarang merasakan itu," kata Dimas Seto.
Advertisement