Liputan6.com, Jakarta - Data harian sebaran COVID-19 per 22 Mei 2022 pukul 12.00 WIB menunjukkan penambahan kasus positif sebanyak 227.
Angka ini turut menambah akumulasi kasus positif di Indonesia menjadi 6.052.590.
Advertisement
Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 285 sehingga akumulasinya menjadi 5.892.411.
Sayangnya, kasus meninggal juga masih mengalami penambahan. Hari ini penambahan kasus meninggal tercatat sebanyak 3 orang sehingga akumulasinya menjadi 156.522.
Sedangkan, kasus aktif mengalami penurunan sebanyak 61 sehingga totalnya menjadi 3.657.
Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 62.661 dan suspek sebanyak 2.477.
Laporan dalam bentuk tabel turut merinci 5 provinsi dengan penambahan kasus baru terbanyak. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Banten, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
-DKI Jakarta hari ini melaporkan 110 kasus baru dan 89 sembuh.
-Banten 27 kasus positif baru dan 100 orang sembuh.
-Jawa Timur di peringkat ketiga dengan 25 kasus baru dan 26 sembuh dari COVID-19.
-Jawa Barat 19 kasus baru dan 17 sembuh.
-Jawa Tengah 10 kasus baru dan 14 telah sembuh.
Provinsi lain tidak menunjukkan penambahan kasus baru yang terlalu signifikan. Bahkan ada 14 provinsi tanpa penambahan kasus sama sekali. Provinsi-provinsi itu adalah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Maluku Utara.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Capaian Vaksinasi 22 Mei 2022
Selain rincian penambahan kasus, data yang dibagikan Satgas Penanganan COVID-19 juga menunjukkan capaian vaksinasi COVID-19 per 22 Mei 2022.
Hari ini ada penambahan pada vaksinasi dosis pertama, kedua dan ketiga alias booster dengan rincian sebagai berikut:
-Vaksinasi pertama bertambah 39.277 sehingga akumulasinya menjadi 199.883.553.
-Vaksinasi kedua bertambah 72.895 sehingga akumulasinya menjadi 166.837.615.
-Sedangkan vaksinasi ketiga bertambah 188.452 sehingga akumulasinya menjadi 44.099.737.
Total penambahan capaian vaksinasi hari ini adalah 300.624 sehingga jumlah akumulasinya menjadi 410.820.905.
Sejauh ini, vaksinasi COVID-19 masih dinilai penting. Menurut peneliti di School of Medicine, Dentistry and Biomedical Sciences, Queen's University of Belfast, Inggris, Lindsay Broadbent vaksin tidak hanya mengurangi risiko penyakit parah tetapi juga mengurangi kemungkinan penularan.
“Kita tahu dari beberapa penelitian bahwa vaksin tidak hanya mengurangi risiko penyakit parah tetapi juga mengurangi kemungkinan penularan SARS-CoV-2 di rumah hingga sekitar setengahnya. Jadi tentu saja vaksinasi dapat membantu beberapa kontak dekat agar tidak terinfeksi,” katanya mengutip CNA, Minggu (22/5/2022).
Advertisement
Yang Tak Terinfeksi
Pandemi COVID-19 sudah melanda dunia lebih dari dua tahun. Selama periode ini banyak orang telah terinfeksi bahkan hingga dua kali. Namun, ada pula sebagian orang yang tidak terinfeksi sama sekali.
Apakah ini hanya kebetulan atau sekadar keberuntungan?
Lindsay Broadbent mengatakan, lebih dari 60 persen orang di Inggris telah dites positif COVID-19 setidaknya sekali.
Namun, jumlah orang yang benar-benar terinfeksi SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, diperkirakan lebih tinggi. Kasus infeksi tanpa gejala juga ditemukan pada banyak orang.
Kemungkinan besar ada pula orang yang pernah terkena COVID-19 dan tidak menyadarinya. Di sisi lain, bisa saja ada sekelompok orang yang benar-benar tidak pernah terinfeksi sama sekali.
“Alasan mengapa beberapa orang tampak kebal terhadap COVID-19 adalah satu pertanyaan yang terus ada selama pandemi. Seperti banyak hal dalam sains, (belum) ada satu jawaban sederhana,” ujar Broadbent.
“Kita mungkin bisa mengabaikan teori kekuatan super Marvel-esque. Tetapi sains dan keberuntungan sepertinya memiliki peran untuk dimainkan.”
Alasan Paling Sederhana
Penjelasan paling sederhana adalah bahwa orang-orang ini tidak pernah bersentuhan dengan virus sehingga mereka tetap terlindungi selama pandemi.
Broadbent menambahkan, ada orang yang pernah mengalami paparan tingkat tinggi, seperti pekerja rumah sakit atau anggota keluarga dari orang yang memiliki COVID-19, yang entah bagaimana berhasil menghindari tes positif.
Salah satu alasan yang memungkinkan yakni orang tersebut sudah mendapat vaksinasi sehingga terlindungi dari infeksi.
Satu teori lain tentang mengapa orang-orang tertentu terhindar infeksi adalah, meskipun mereka terpapar virus, tapi virus itu gagal membangun infeksi bahkan setelah masuk ke saluran pernapasan. Ini bisa jadi karena kurangnya reseptor yang dibutuhkan untuk SARS-CoV-2 untuk mendapatkan akses ke sel.
Begitu seseorang terinfeksi, para peneliti telah mengidentifikasi bahwa perbedaan respons imun terhadap SARS-CoV-2 berperan dalam menentukan tingkat keparahan gejala. Ada kemungkinan bahwa respons imun yang cepat dan kuat dapat mencegah virus bereplikasi ke tingkat apa pun pada tingkat pertama.
Kemanjuran respons imun terhadap infeksi sebagian besar ditentukan oleh usia dan genetika. Konon, gaya hidup sehat tentu membantu. Misalnya, kekurangan vitamin D dapat meningkatkan risiko infeksi tertentu. Kurang tidur juga dapat berdampak buruk pada kemampuan tubuh untuk melawan patogen yang menyerang.
Advertisement