Rita saat menyelesaikan pembuatan batik tulis Lumbini di Dusun Tingal, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa (17/5/2022). Pasangan suami istri Adiwinarto (56) dan Rita (53) merintis batik tulis Lumbini pada 2011. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Adiwinarto saat menggambar motif batik sebelum proses canting di Dusun Tingal, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa (17/5/2022). batik tulis Lumbini menjadi salah satu industri kerajinan batik di Kabupaten Magelang yang tersohor hingga ke mancanegara. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Adiwinarto menunjukkan karya batik di galeri Lumbini di Dusun Tingal, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa (17/5/2022). Batik tulis Lumbini menawarkan motif yang terinspirasi dari relief Candi Borobudur, pinisi, liman kembar, mandala, dan daun bodi. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Rita merapikan kain batik yang telah selesai dibuat di Dusun Tingal, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa (17/5/2022). Untuk proses pembuatan satu kain batik membutuhkan waktu selama satu bulan dengan menggunakan pewarna alam. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Rita saat menyelesaikan pembuatan batik tulis Lumbini di Dusun Tingal, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa (17/5/2022). Hingga saat ini batik tulis Lumbini telah menembus pasar se-Indonesia hingga 35 negara. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Rita saat menyelesaikan pembuatan batik tulis Lumbini di Dusun Tingal, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa (17/5/2022). Batik tulis Lumbini dijual dengan harga mulai dari Rp500 ribu-Rp5 juta per buah tergantung tingkat kesulitan pembuatan. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Rita saat menyelesaikan pembuatan batik tulis Lumbini di Dusun Tingal, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa (17/5/2022). Pasangan suami istri Adiwinarto (56) dan Rita (53) merintis batik tulis Lumbini pada 2011. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)