Resensi Film Suzhou River: Dihargai 45 Ribu Yuan, Seorang Gadis Nekat Terjun dari Jembatan

Suzhou River karya sineas Lou Ye sebenarnya dirilis tahun 2000. Lewat proses remastered, film ini kembali menyapa publik. Berikut resensi film Suzhou River.

oleh Wayan Diananto diperbarui 23 Mei 2022, 07:30 WIB
Suzhou River. (Foto: Dok. Coproduction Office/ KlikFilm)

Liputan6.com, Jakarta Melewati proses remastered, salah satu mahakarya sineas Lou Ye ini akhirnya bisa dinikmati dengan kualitas gambar yang lebih nyaman. Suzhou River menampikan performa memikat Jio Hongsheng dan Zhou Xun dengan ikatan emosi yang intim.

Suzhou River sebenarnya rilisan tahun 2000. Menyaksikan kembali film ini setelah jeda dua dekade lebih, after taste-nya masih sama. Ada sensasi penyesalan, dukacita, dan kekuatan cinta yang berenang di benak.

Bagi yang ingin kangen-kangenan dengan Suzhou River, Anda bisa mengaksesnya secara legal di platform streaming KlikFilm mulai Mei 2022. Ini salah satu film yang panen pujian di eranya.

Yang belum menonton, tak ada kata terlambat untuk mengapresiasi Suzhou River yang berlaga di Festival Film Paris dan Festival Film Internasional Rotterdam. Berikut review film Suzhou River.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 


Seorang Videographer

Jio Hongsheng sebagai Mardar dalam film Suzhou River. (Foto: Dok. Coproduction Office/ IMDb)

Sungai Suzhou di Tiongkok dengan air butek dan lingkungan kumuh menjadi saksi beragam peristiwa dari penemuan mayat hingga warga yang mengadu nasib demi menyambung hidup.

Seorang videographer (Hua Zhongkai) direkrut bos tempat hiburan, Happy Tarvern, untuk mempromosikan gadis duyung bernama Meimei (Zhou Xun) agar pengunjung makin ramai.

Kali pertama melihat Meimei, videografer ini jatuh hati. Keduanya menjalin cinta. Meimei suatu hari bertanya, andai kelak ia menghilang, akankah videografer mencarinya dengan gigih seperti Mardar (Jio Hongsheng)?


Moudan Disekap

Zhou Xun sebagai Moudan dalam film Suzhou River. (Foto: Dok. Coproduction Office/ IMDb)

Mardar adalah pengirim barang yang jatuh cinta pada Moudan (Zhou Xun). Suatu hari, kedua partnernya yakni Lao B (Yao Anlian) dan Xiao Hong (Nai An) merencanakan kejahatan dengan melibatkan Moudan sebagai umpan.

Moudan disekap. Lao B dan Xiao Hong minta uang tebusan dari ayah Moudan sebanyak 45 ribu Yuan. Koper berisi tumpukan uang akhirnya didapat Lao B dan Xiao Hong. Mereka kegirangan.

Mengetahui nyawanya hanya dihargai 45 ribu Yuan, Moudan naik pitam lalu terjun dari jembatan sungai. Tubuhnya amblas. Mardar yang syok ikut terjun mencari tubuh Moudan namun tidak ketemu.


Kesan Pertama, Terasa Personal

Salah satu adegan film Suzhou River. (Foto: Dok. Coproduction Office/ IMDb)

Kesan personal menyeruak lewat sudut pandang subjektif yang konsisten dibidik sinematografer Yu Wang meminjam mata videografer, sang tokoh utama sekaligus pembawa narasi.

Walhasil gambar yang dihasilkan mungkin tak 100 persen memenuhi kaidah estetika. Mengingat, visual yang disajikan adalah hasil bidikan videografer. Kadang, muka tokoh memenuhi layar. Kadang tampak buram.

Ujug-ujug, tokoh yang direkam muncul dari jauh, haha-hihi lalu pergi seenaknya seolah tidak memperhatikan blocking kamera dan sebagainya. Namun di sinilah keasyikannya.


Penokohan Tumbuh Secara Organik

Salah satu adegan film Suzhou River. (Foto: Dok. Coproduction Office/ IMDb)

Selain terasa personal, penokohan tumbuh secara organik. Cara menyeberang Meimei dari tolah-toleh lalu sedekap sambil melenggang, selamanya akan menjadi miliknya.

Di sisi lain, ada Moudan yang sejatinya manja dan kurang kasih sayang. Ekspresinya alami dari takut kehilangan, mabuk, merasa dicintai, marah campur patah hati dan sebagainya.

Pujian patut diberikan kepada Zhou Xun yang berhasil membangun dua tokoh beda watak dengan sama alaminya. Meimei dan Moudan adalah primadona tak terlupakan di sini.


Imbangi Daya Tarik

Salah satu adegan film Suzhou River. (Foto: Dok. Coproduction Office/ IMDb)

Di sisi lain, performa Jio Hongsheng sebagai Mardar mampu mengimbangi daya tarik Zhou Xun. Keduanya menganyam kisah cinta tragis lewat pertautan emosi dengan latar belakang terang.

Sineas Lou Ye yang menyutradarai dan membidani cerita ini memoles kisah cinta dua pasang manusia dengan tingkat keintiman yang terus menanjak. Ia hanya butuh waktu kurang dari 90 menit untuk bertutur dengan problem dan emosi terukur.

 


Jati Diri Sungai Suzhou

Salah satu adegan film Suzhou River. (Foto: Dok. Coproduction Office/ IMDb)

Menyimak film ini, membuat audiens memaknai kembali cinta, kehilangan, dan bilur penyesalan. Kita tak perlu meragukan kepiawaian Lou Ye dalam mengemas cerita termasuk sudut pandang penokohan yang tajam sejak awal. Ia sedetail itu.

Jati diri sungai Suzhou yang menjadi judul film ini tak hanya disajikan lewat banyak tempat dan orang-orang yang “bertarung” di sana, melainkan juga dari pewarnaannya yang kumuh sekaligus pucat. Pas dengan emosi yang dimuat film ini.

 

 

 

Pemain: Jio Hongsheng, Zhou Xun, Hua Zhongkai, Nai An, Yao Anlian

Produser: Philippe Bober, Nai An

Sutradara: Lou Ye

Penulis: Lou Ye

Produksi: Coproduction Office, Essential Filmproduktion GmbH

Durasi: 78 menit

Film-film ini terinspirasi dari hari kemerdekaan negara Amerika Serikat yang jatuh pada tangga 4 Juli. Apa sajakah?

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya