Bursa Saham Asia Menguat di Tengah Kekhawatiran Global

Bursa saham Asia Pasifik menanjak pada perdagangan Senin, 23 Mei 2022 di tengah kekhawatiran global.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 23 Mei 2022, 09:07 WIB
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada awal sesi perdagangan saham Senin (23/5/2022) di tengah kekhawatiran global terus menganggu pasar.

Di pasar Jepang, indeks Nikkei 225 naik 0,94 persen, sedangkan indeks Topix menguat 0,85 persen. Indeks Australia mendaki 0,32 persen. Indeks Korea Selatan Kospi menanjak 0,44 persen, sedangkan indeks Kosdaq bertambah 0,34 persen.

Pada awal pekan ini, produsen kendaraan listrik China Xpeng akan melaporkan pendapatan kuartal I 2022 pada awal pekan ini. Demikian mengutip dari laman CNBC, Senin, 23 Mei 2022.

Pada pekan lalu, bursa saham di Amerika Serikat terpukul karena pasar semakin takut apakah akan ada resesi.

Di Amerika Serikat, indeks S7P 500 sempat jatuh ke wilayah pasar bearish selama perdagangan sesi Jumat pekan ini. Namun, indeks acuan sedikit pulih hingga ditutup hampir mendatar. Indeks Dow Jones naik 8,77 poin menjadi 31.261,90 setelah melemah lebih dari 600 poin.

Indeks Nasdaq melemah 30 persen dari posisi tertinggi dan susut 0,3 persen pada Jumat, 20 Mei 2022. Tiga indeks acuan telah membukukan setidaknya penurunan tujuh minggu berturut-turut.

Indeks dolar AS berada di posisi 102,91 lebih rendah dibandingkan pekan lalu pada kisaran di atas 103. Yen Jepang diperdagangkan di posisi USD 127,82. Sedangkan dolar Australia berada di posisi 0,7075.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penutupan Bursa Saham Asia pada 20 Mei 2022

Seorang pria berdiri didepan indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Ketegangan politik yang terjadi karena Korut meluncurkan rudalnya mempengaruhi pasar saham Asia. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik menguat pada Jumat, 20 Mei 2022. Indeks Hong Kong pimpin penguatan. Indeks Hang Seng melompat 2,58 persen, indeks Hang Seng teknologi menanjak 4,3 persen. Saham Xpeng menguat 7,43 persen dan Baidu melonjak 5,02 persen.

Sementara itu, China tetap pertahankan suku bunga pinjaman bertenor satu tahun di 3,7 persen. Namun, China memangkas suku bunga bertenor lima tahun sebesar 15 basis poin. Ini penurunan suku bunga kedua kali pada 2022.

“Ini adalah langkah yang telah lama diantisipasi dengan dibayangi gangguan COVID-19. Pengurangannya lebih dari yang diharapkan pasar,” ujar Global Market Strategist JP Morgan Asset Management Chaoping Zhu dikutip dari CNBC.

Zhu menuturkan, pinjaman bank telah turun tajam menunjukkan kurangnya kepercayaan di antara bisnis dan rumah tanggap.

Pemangkasan suku bunga pinjaman bersama dengan penurunan rasio persyaratan cadangan pada April. Zhu menuturkan, hal itu dapat membantu meningkatkan permintaan di pasar properti.

Bursa saham China juga menguat menjelang akhir pekan. Indeks Shanghai naik 1,6 persen ke posisi 3.146,57. Indeks Shenzhen melompat 1,82 persen ke posisi 11.454,53.


Indeks Acuan Lainnya

Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Saham produsen kendaraan listrik Nio melonjak saat debut di Singapura. Saham Nio sempat naik hampir 20 persen, kemudian penguatan berkurang menjadi hanya naik lebih dari tiga persen.

Selain itu, indeks Jepang Nikkei naik 1,27 persen ke posisi 26.739,03. Indeks Topix menguat 0,93 persen menjadi 1.877,37. Harga konsumen inti Jepang mencakup biaya energi tetapi bukan makanan segar naik 2,1 persen pada April dibandingkan tahun sebelumnya.

Indeks Australia menguat 1,15 persen ke posisi 7.145,6. Indeks Korea Selatan Kospi mendaki 1,81 persen ke posisi 2.639,29. Indeks Kosdaq bertambah 1,86 persen ke posisi 879,88. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang menguat dua persen.

Indeks dolar AS berada di posisi 102,91 dari posisi sebelumnya 103,5. Yen Jepang diperdagangkan di posisi 127,97 per dolar AS. Harga minyak berjangkan melemah pada jam perdagangan di Asia pada Jumat sore. Harga minyak berjangka Amerika Serikat melemah 0,5 persen ke posisi USD 111,65 per barel. Harga minyak Brent susut 0,61 persen ke posisi USD 111,36 per barel.

 

 


Penutupan Wall Street pada 20 Mei 2022

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Jumat, 20 Mei 2022.Hal ini seiring meningkatnya kekhawatiran resesi sehingga mendorong wall street ke wilayah bearish dengan koreksi indeks S&P 500 mencapai 20 persen dari posisi tertinggi sepanjang masa pada Januari 2022.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 8,77 poin ke posisi 31.261,90 setelah merosot lebih dari 600 poin di posisi terendah.

Indeks Nasdaq melemah 0,3 persen, dan sudah jauh di wilayah pasar bearish. Indeks S&P 500 naik 0,01 persen ke posisi 3.901,36. Indeks S&P 500 sempat anjlok 2,3 persen pada awal sesi perdagangan.

Pada posisi terendah Jumat pekan ini, indeks S&P 500 berada 20,9 persen di bawah posisi tertinggi intraday pada Januari. Indeks ditutup sekitar 19 persen di bawah rekornya.

Pada pekan ini, indeks Dow Jones melemah 2,9 persen dan alami penurunan beruntun dalam delapan minggu pertama sejak 1923. Indeks S&P 500 merosot 3 persen pada pekan ini. Sementara itu, indeks Nasdaq turun 3,8 persen, dan membukukan penurunan tujuh minggu berturut-turut.

Chairman Investment Firm Sanders Morris Harris, George Ball menuturkan, pelaku pasar masih menghargai saham secara bebas dan psikologi yang mendorongnya naik selama satu dekade telah berubah menjadi negatif.

"Rata-rata pasar bearish berlangsung setahun (338 hari, tepatnya). Penurunan ini telah berjalan hanya sepertiga dari itu, jadi mungkin memiliki lebih banyak ruang turun untuk dijalankan, meskipun diselingi oleh reli sementara,” ujar dia dikutip dari CNBC, Sabtu (21/5/2022).

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya