Liputan6.com, Jakarta - Divisi jet perusahaan pembuat pesawat, Airbus lebih optimis tentang prospek tahun ini, bahkan ketika lockdown Covid-19 di China dan konflik Rusia-Ukraina membebani penjualan mereka.
Dilansir dari The Straits Times, Senin (23/5/2022) pembuat pesawat Eropa itu sempat mengalami kelambatan pesanan dalam beberapa tahun untuk model jet bisnis terbarunya selama pandemi Covid-19, dengan hampir semua perjalanan dibatasi.
Advertisement
Jet Airbus versi korporat A220 diluncurkan pada tahun 2020, namun tidak menerima pesanan pada 2021 lalu setelah enam pemesanan pada tahun sebelumnya.
Dalam sebuah wawancara menjelang acara European Business Aviation Convention and Exhibition, kepala global jet Airbus Benoit Defforge mengungkapkan, penjualan pesawat Airbus sekarang cenderung meningkat dengan lima pesanan jet di tahun 2022 ini, termasuk empat unit untuk varian A220.
Dia juga menyebut adanya peluang bisnis bagi Airbus di Timur Tengah dan Amerika Serikat.
"Kami harus menghadapi angin sakal selama 12 hingga 18 bulan terakhir," kata Defforge.
"Kami mengantisipasi di Timur Tengah peluang nyata untuk tahun-tahun mendatang," bebernya
Ada lebih dari 60 jet buatan Airbus yang terbang di Timur Tengah dengan usia rata-rata lebih dari 10 tahun, yang berarti perusahaan melihat peluang untuk memperbarui armadanya di sana yang menua.
AS adalah pasar yang lebih sulit untuk mendapatkan pijakan, menurut Defforge, tetapi rebound di pasar negara itu berarti juga ada banyak ruang untuk pertumbuhan.
Karena Lockdown Covid-19, Airbus Tak Bisa Akses Pasar China
China, di sisi lain, menjadi pasar yang lebih menantang bagi Airbus karena sulitnya akses - ketika negara itu mengembalikan pembatasan terkait Virus Corona Covid-19 yang meluas.
Di tambah lagi, Airbus juga harus menghentikan upaya penjualan di Rusia untuk mematuhi sanksi - dengan 10 hingga 15 persen armadanya di negara tersebut.
Jet A220 buatan Airbus akan mulai beroperasi pada awal tahun depan dan jet ini diharapkan membawa momentum penjualan lebih lanjut, kata Defforge.
Perusahaan itu kini sedang mengejarkan proses pembuatan lima sampai sepuluh pesawat jenis ACJ220 hingga penjualan.
Model ini berbasis A220-100 dan akan mampu terbang sejauh 10.500 km, cukup untuk menghubungkan London ke Los Angeles.
Advertisement
Potret Penampakan Airbus A320 Pelita Air, Siap Layani Penerbangan Berjadwal
PT Pelita Air Service (PAS) mendatangkan 2 pesawat Airbus A320. Pesawat ini akan melayani penerbangan komersial berjadwal (regular flight).
Kehadiran kedua pesawat Pelita Air Service sekaligus memperkenalkan livery baru pada Senin, 11 April 2022 di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.
Livery baru yang terpampang di pesawat yang terbang dari Bandara Montpellier, Prancis (MPL) dan Bandara Internasional Sharjah - Uni Emirat Arab (SHJ) ini bernama "Ribbon" livery.
Dinamakan "Ribbon" livery karena livery tersebut menyerupai pita yang menyelimuti ekor dan sebagian badan pesawat dengan tiga warna yaitu merah, biru dan hijau yang dapat dimaknai sebagai keberagaman dan kebebasan berekspresi.
Tiga warna pada livery tersebut juga merupakan warna identitas Pertamina sebagai perusahaan induk dari Pelita Air.
Pelaksana Tugas Harian (PTH) Direktur Utama PT Pelita Air Service Muhammad S. Fauzani mengatakan, kedatangan pesawat Airbus A320 Pelita Air hari ini merupakan momen bersejarah sekaligus milestone baru bagi perusahaan yang sebelumnya fokus pada layanan penerbangan charter.
Kedatangan dua pesawat ini juga menunjukkan kesiapan Pelita Air yang tengah mengembangkan layanan penerbangannya ke layanan penerbangan komersial berjadwal.
“Saat ini Pelita Air masih dalam proses sertifikasi pesawat Airbus 320 yang terus berjalan dalam rangka membuka penerbangan berjadwal dan kami harapkan dapat beroperasi dalam waktu dekat," ujar Muhammad S. Fauzani dalam keterangan tertulis, Senin (11/4/2022).