Transaksi Uang Elektronik Tembus Rp 34 Triliun di April 2022, Melejit 50 Persen

Nilai transaksi uang elektronik pada April 2022 tumbuh 50,3 persen (yoy) mencapai Rp34,3 triliun

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Mei 2022, 17:15 WIB
Konsumen bertransaksi dengan uang elektronik di Jakarta, Rabu (2/12/2020). Saat ini frekuensi transaksi mandiri e-money telah menembus 650 juta transaksi dengan nilai yang mencapai Rp10 triliun pada Januari-September 2020 lalu. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia terus memperkuat digitalisasi sistem pembayaran untuk mendorong inklusi ekonomi dalam rangka pemulihan ekonomi.

Transaksi ekonomi dan keuangan digital berkembang pesat seiring meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, nilai transaksi uang elektronik pada April 2022 tumbuh 50,3 persen (yoy) mencapai Rp34,3 triliun. Sementara nilai transaksi digital banking meningkat 71,4 persen (yoy) menjadi Rp5.338,4 triliun.

"Lalu nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit juga mengalami pertumbuhan 12,5 persen (yoy) menjadi Rp764,5 triliun," kata Perry, Jakarta, Selasa (24/5).

Untuk mendukung Program Championship Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD), Bank Indonesia senantiasa bersinergi dan memperkuat koordinasi dengan Pemda melalui Satgas P2DD dan TP2DD.

Jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada April 2022 meningkat 23,2 persen (yoy) mencapai Rp1.039,1 triliun. Bank Indonesia terus memastikan ketersediaan uang Rupiah dengan kualitas yang terjaga di seluruh wilayah NKRI.

"Antara lain dengan melanjutkan kerja sama kelembagaan dalam pengedaran uang Rupiah ke daerah 3T (Terluar, Terdepan, Terpencil), dan memastikan kelancaran proses arus balik uang kartal (inflow) pasca periode Idulfitri 1443H," kata Perry.

Reporter: Anggun P Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di 3,5 Persen

Gubernur BI Perry Warjiyo (kanan) didampingi DGS Destry Damayanti memberi keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Kantor BI, Jakarta, Kamis (19/9/2019). Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,25 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate atau BI7DRRR di level 3,50 persen pada April 2022.

Keputusan itu diambil setelah bank sentral menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Senin hingga Selasa, atau 23 hingga 24 Mei 2022.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 23 sampai 24 Mei 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI7DRRR sebesar 3,50 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam video konferensi Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan BI - Mei 2022, Selasa (24/5/2022).

Selain suku bunga acuan, bank sentral pun kembali menahan suku bunga deposite facility tetap sebesar 2,75 persen. Keputusan yang sama juga berlaku pada suku bunga lending facility tetap di level 4,25 persen.

Perry mengatakan, dari dalam negeri pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat, terbukti dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2022 sebesar 5,01 persen. Pada kuartal II/2022, BI melihat pertumbuhan tetap kuat. Hal ini tercermin dari indeks PMI, neraca perdagangan dan indeks mobilitas penduduk.

"Dengan perkembangan tersebut, untuk keseluruhan tahun 2022 Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 4,5-5,3 persen," papar Gubernur BI.

Reporter: Anggun P Situmorang

Sumber: Merdeka.com


Rupiah Berpotensi Melemah Jelang Pengumuman Suku Bunga Acuan BI

Tumpukan mata uang Rupiah, Jakarta, Kamis (16/7/2020). Bank Indonesia mencatat nilai tukar Rupiah tetap terkendali sesuai dengan fundamental. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nilai tukar rupiah pada Selasa berpotensi melemah seiring pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Selasa siang nanti.

Rupiah pagi ini bergerak menguat 11 poin atau 0,08 persen ke posisi 14.661 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.672 per dolar AS.

"Rupiah mungkin bisa melemah hari ini terhadap dolar AS karena sentimen BI dan inflasi," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra seperti dikutip dari Antara, Selasa (24/5/2022).

Para analis memperkirakan BI akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya hari ini yang bisa mempersempit jarak dengan suku bunga The Fed.

Bank Indonesia menggelar pertemuan selama dua hari pada Senin (23/5/2022) kemarin dan Selasa ini.

Sebelumnya, dalam RDG BI pada 18-19 April 2022 lalu, bank sentral memutuskan untuk kembali mempertahankan suku bunga acuan alias BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DDR) di level 3,5 persen. 

Selain itu, lanjut Ariston, harga komoditas yang masih meningkat karena situasi di Ukraina bisa mendorong ekonomi global masuk ke pelambatan ekonomi.

"Indonesia juga akan mendapatkan dampak negatif dari pelambatan tersebut," ujar Ariston.

Ariston memperkirakan rupiah hari ini berpotensi bergerak ke kisaran 14.630 per dolar AS hingga 14.730 per dolar AS.

Pada Senin (23/5/2022) lalu, rupiah ditutup melemah 30 poin atau 0,2 persen ke posisi 14.672 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.642 per dolar AS.   

Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya