, Canberra - Anggota parlemen federal Australia yang baru ini juga tengah jadi sorotan. Dai Le namanya, perempuan asal Vietnam yang pernah tinggal di kamp pengungsi di Filipina.
Mengutip ABC Australia, Selasa (24/5/2022), Dai Le ikut dalam pemilu sebagai calon independen dan mengalahkan calon dari Partai Buruh Senator Kristina Keneally yang sebelumnya juga pernah menjabat sebagai Menteri Utama NSW.
Advertisement
Daerah pemilihan Fowler selama ini dianggap sebagai 'kursi yang aman' bagi Partai Buruh karena di pemilu sebelumnya mereka unggul 14 persen suara.
Dai Le mengatakan Partai Buruh bersikap arogan dengan mengirimkan Keneally untuk menjadi calon di Fowler padahal dia selama ini tidak berasal dari daerah tersebut.
Dai Le yang lahir di Vietnam, pindah ke Australia ketika dia berusia 11 tahun, setelah menghabiskan tiga tahun di kamp pengungsi di Filipina.
Sebelum terjun ke politik Dai Le pernah menjadi wartawan ABC dam sebelum mencalonkan diri untuk pemilu federal Dai Le menjadi wakil walikota kota Fairfield mewakili Partai Liberal.
Dai Le kemudian meninggalkan Partai Liberal setelah Pemilu lokal bulan Desember lalu bekerja sama dengan mantan walikota asal Partai Buruh untuk menjalankan kota yang mayoritas merupakan pemilih independen.
Daerah pemilihan Fowler yang baru dibentuk sejak tahun 1984 dikuasai oleh Partai Buruh namun warganya kebanyakan berasal dari Vietnam.
"Jadi saya kira, banyak pemilih Partai Buruh, berpikir bahwa ini adalah tamparan bagi mereka, penghinaan bagi mereka," kata Dai Le kepada ABC.
"Begitu komentar yang saya terima dari para pemilih. Mereka sebelumnya tidak pernah memilih caleg lain kecuali Partai Buruh," kata Dai Le mengenai kemenangannya atas Senator Keneally.
Posisi Kristine Keneally dipindahkan ke Dapil Fowler karena sebelumnya terjadi 'konflik internal' di dalam tubuh Partai Buruh di NSW mengenai pencalonan.
Akhirnya diputuskan Keneally mewakili Fowler dan menyingkirkan calon lain yaitu Tu Le yang memiliki latar belakang pengacara dan berasal dari Vietnam.
Teal Independen
Ketika ditanya apa yang akan dilakukannya ketika menjadi anggota parlemen di Canberra nantinya, Dai Le mengatakan dia akan bersikap independen sepenuhnya, bukan menjadi bagian dari kelompok baru yang dijuluki 'teal independent'.
"The teal independents — saya adalah independen sebenarnya," katanya.
"Ini adalah kampanye dari komunitas akar rumput dan kami memperhatikan kebutuhan masyarakat di sini," ujarnya.Menurut dia, konstituen ini memiliki kebutuhan berbeda dibandingkan dengan wilayah yang diwakili oleh teal independen.
"Namun saya tidak meragukan bahwa akan ada isu-isu lain yang akan membuat kami bisa mengadakan pembicaraan," kata Dai Le.
Dalam pemilu kali ini ada beberapa calon independen yang kemudian dikenal dengan julukan 'teal independen' dari bahan dan warna pakaian yang digunakan mereka, yaitu warna biru kehijauan.
Para calon teal independen ini dimajukan di Dapil yang selama ini dipegang oleh Partai Liberal, mengusung tema kampanye mengenai perubahan iklim dan pembentukan komisi pemberantasan korupsi tingkat nasional.
Para calon teal independent ini mendapat dukungan dana keuangan dari kelompok bernama Climate 200 yang sudah mengumpulkan AUD$12 juta (sekitar Rp120 M) dari sektar 11 ribu donatur.
Advertisement
Merasa Seperti Warga 'Kelas Dua'
Dai Le mengatakan Dapil Fowler merasa ditelantarkan dan "mendapat perlakuan tidak adil' dari partai-partai besar selama masa pandemi COVID dibandingkan pemukiman di wilayah Sydney Timur yang lebih kaya.
Dai Le mengatakan warga di daerah pemilihannya ingin adanya fasilitas layanan kesehatan lebih, infrastruktur, dan jalan, serta lebih banyak dukungan untuk bisnis kecil yang menderita selama pandemi.
"Kami diperlakukan seperti warga kelas dua," katanya."Jadi saya kira komunitas ini kemudian kompak dan memutuskan 'Sekarang waktunya bagi kita. Sekarang waktunya kita memiliki seseorang dari komunitas untuk berbicara atas nama kami semua."
Di New South Wales, salah satu calon dari 'teal independent' yang menang adalah Allegra Spender di daerah pemilihan Wentworth yang selama ini dikuasai oleh Partai Liberal yang mengajukan caleg mantan duta besar Australia untuk Israel Dave Sharma.
Spender adalah satu dari tiga calon teal independent yang memenangkan kursi di Sydney.
Dalam komentarnya kepada media hari Senin pagi, Allegra Spender mengatakan para anggota parlemen baru dari kelompok independen ini akan memiliki peran penting dalam parlemen Australia walau pun partai yang menang Partai Buruh mendapatkan kursi mayoritas di parlemen.
"Kalau anda lihat di pemerintahan negara bagian NSW yang mulai sebagai pemerintah mayoritas namun berakhir sebagai pemerintahan minoritas," katanya.
"Kalau mayoritasnya tipis, maka kelompok independen akan menjadi kekuatan penting."Artikel ini diproduksi oleh S
Sam Lim, Eks Pelatih Lumba-lumba Asal Malaysia Jadi Anggota Parlemen Australia
Selain PM Australia Anthony Albanese yang jadi sorotan, sosok tak terduga di dalam jajaran parlemen Negeri Kanguru ini juga. Sebab besar di Malaysia dan pernah berprofesi sebagai pelatih lumba-lumba saat muda.
Menurut laporan ABC Australia, yang dikutip Senin (23/5/2022), kemenangan Sam Lim untuk daerah pemilihan (Dapil) Tangney di Australia Barat dilihat sebagai hal yang tidak terduga karena lawannya Ben Morton, adalah penasehat dan teman dekat Perdana Menteri Scott Morrison dari Partai Liberal.
Daerah pemilihan Tangney ini dianggap sebagai 'kursi yang aman' bagi Partai Liberal karena di pemilu sebelumnya tiga tahun lalu, Partai Liberal meraih suara 9,5 persen lebih banyak dari Partai Buruh.
Namun dalam pemungutan suara hari Sabtu, sebagian pemilih di Australia kecewa dengan pemerintahan Partai Liberal pimpinan Scott Morrison.
Di Australia Barat, Partai Buruh mendapatkan tambahan empat kursi dari Dapil Pearce, Swan, Hasluck dan juga Tangney, yang semula diperkirakan tidak akan terjadi.
Perpindahan suara di Australia Barat inilah yang menjadi salah satu sebab Partai Buruh memenangkan pemilu federal kali ini dan Australia sekarang memiliki perdana menteri baru yaitu Anthony Albanese.
Kemenangan Sam Lim di parlemen federal, yang menceritakan riwayat kehidupannya kepada media hari Minggu pagi di Perth, menggambarkan semakin berwarnanya peta politik di Australia.
Advertisement