25 Mei 1982: Kapal Inggris Dihantam Rudal Argentina, Puluhan Orang Tewas

HMS Coventry berhasil menghancurkan dua pesawat Skyhawk Argentina dengan rudal Sea Dart pada 25 Mei 1982.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 25 Mei 2022, 06:00 WIB
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, London - Puluhan orang tewas di laut sekitar Kepulauan Falkland setelah kapal kontainer Atlantic Conveyor dan kapal perusak HMS Coventry dihantam rudal Argentina pada 25 Mei 1982. HMS Coventry berhasil menghancurkan dua pesawat Skyhawk Argentina dengan rudal Sea Dart.

Dikutip dari laman BBC, Rabu (25/5/2022), gelombang Skyhawks lainnya menghantamnya empat kali dengan bom. Langsung terbalik dan kehilangan 21 krunya.

Sebuah ledakan dan bola api menyapu ruang operasi. Kapal HMS Coventry yang bersandar di pelabuhan dan awak serta yang terluka berjalan ke geladak atas dari tempat mereka diselamatkan.

Diperkirakan Konveyor Atlantik, yang dimiliki oleh Cunard, dikira kapal induk HMS Hermes. Kapal ini diserang oleh dua Super Etendard yang menembakkan Exocets buatan Prancis seperti yang pernah menenggelamkan kapal Coventry, HMS Sheffield pada 4 Mei di tahun yang sama.

Salah satu dari delapan orang yang masih belum ditemukan di kapal kontainer adalah Kapten Ian North.

Bill Slater, Managing Director Cunard, mengatakan dia adalah "pria yang luar biasa sangat terkenal di industri secara umum dan ini ditandai dengan pesan simpati yang kami terima dari seluruh dunia". Kementerian Pertahanan berharap beberapa pasokan yang dibawa oleh Konveyor Atlantik dapat diselamatkan kala itu.

Semua jet Harrier di atas kapal telah diterbangkan dan beberapa helikopter serta perbekalan lainnya dapat diselamatkan karena kapal masih mengapung. Sekarang ada 43 kapal dagang Inggris yang bertugas di gugus tugas. Kapal kargo dan tanker untuk bahan bakar dan air membentuk sabuk konveyor pasokan antara Inggris dan Atlantik Selatan.

Tiga kapal penumpang juga telah diambil alih sebagai rumah sakit dan kapal pasukan. Operasi ini menelan biaya pemerintah sekitar 5 juta pound sterling seminggu, mempekerjakan 2.000 anggota Merchant Navy.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kapal Feri Rute Belgia - Inggris Tenggelam

Ilustrasi gelombang laut (Sumber: Pixabay)

Pada 8 Maret 1987, sebuah kapal feri di Inggris dari Zeebrugee, Belgia, terbalik dan menenggelamkan 188 orang.

Dikutip dari History, Jumat (5/3/2021), prosedur keselamatan yang sangat buruk menyebabkan bencana yang mematikan ini.

Penyidik kecelakaan, Lord Justice Barry Sheen, mengatakan bahwa ada kecerobohan.

Feri Herald of Free Enterprise adalah kapal seberat 8.000 ton milik Townsend Car Ferries, Ltd. Kapal ini biasanya mengangkut penumpang dan kendaraan dari Dover, Inggris, ke Calais, Prancis, dan sebaliknya.

Namun, pada bulan Maret 1987, feri tersebut dialhikan ke layanan pada rute perusahaan Zebrugge, Belgia, ke Dover.

Kapal tersebut berisi 543 orang, 84 mobil, dan 36 truk saat melintasi Selat Inggris ke Dover.

Kapal ini dirancang untuk memungkinkan kendaraan masuk dan keluar kapal dengan cepat dan mudah. Tetapi, untuk menghemat waktu, ada kebijakan tidak resmi awak kapal untuk meninggalkan pelabuhan dengan pintu haluan terbuka dan menutupnya karena kapal sudah bergerak -- sebuah praktik yang membuat air dengan jumlah kecil, yang biasanya tidak berbahaya, masuk ke dalam kapal.


Kru Gagal Melakukan Prosedur

Ilustrasi batu ditengah laut (pixabay)

Perjalanan pada 6 Maret ini meninggalkan pelabuhan dengan pintu terbuka dan orang yang ditugaskan untuk menutupnya tertidur, dan anggota kru yang seharusnya mengambil alih tugas ini tidak bisa menutup pintu saat Heraldn sudah didorong ke laut.

Saat anggota kru dengan panik menggedor pintu dengan palu, air membanjiri ruang kargo. Kendaraan di palka terlempar bolak-balik ke dalam air, dan perubahaan berat yang tiba-tiba akhirnya menyebabkan kapal terjungkal ke sisi kiri. Dalam beberapa menit, Herald terbalik.

Banyak penumpang yang terlempar ke laut dan dengan cepat tenggelam di air dingin sedalam sembilan meter. Pelampung tetap bertahan sampai tim penyelamat datang.

Walau begitu, masih ada penumpang lain yang tetap terperangkap di dalam Herald -- beberapa penumpang terjebak lebih dari satu hari.

Pada akhirnya, lebih dari 400 orang selamat dari bencana tersebut, termasuk kapten kapal, dan perwira pertama, meskipun keduanya ditangguhkan karena prosedur keselamatan yang longgar.

Bencana tersebut mengakibatkan dibuatnya peraturan keselamatan yang baru dan lebih luas untuk kapal feri yang melintasi Selat Inggris.


27 Migran Tewas Usai Kapal Tenggelam Menuju Inggris

Ilustrasi Bocah Tenggelam Pixabay (Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)

Sedikitnya 27 orang tewas setelah sebuah kapal dengan 34 migran di dalamnya terbalik saat dalam perjalanan menuju Inggris.

Dikutip dari laman BBC, Kamis (25/11/2021), Menteri Dalam Negeri Prancis Gérald Darmanin mengkonfirmasi bahwa dua orang diselamatkan dari kapal dan sedang dirawat di rumah sakit, sementara satu orang masih hilang.

Di antara para korban tewas adalah lima wanita dan satu gadis muda. Selain itu, diketahui bahwa para penumpang merupakan migran.

Organisasi Internasional untuk Migrasi mengatakan ini adalah kematian tunggal terbesar di Selat sejak mulai mengumpulkan data pada 2014.

Empat orang yang diduga terkait dengan penyelundupan manusia telah ditangkap oleh polisi Prancis.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan dia "terkejut" oleh tragedi itu, setelah memimpin pertemuan darurat Cobra dalam menanggapi kematian tersebut. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Prancis tidak akan membiarkan Selat menjadi kuburan, dan menyerukan pertemuan darurat para menteri migrasi Eropa.

Banner Infografis Waspada Mutasi Covid-19 Kombinasi Varian Inggris-India. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya