Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) tetap mempertahankan produksi batu bara meski harga batu bara tinggi.
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk, Arsal Ismali menuturkan, harga batu bara relatif masih tinggi menjadi momentum bagi perseroan pada 2022.
Advertisement
Namun, perseroan tetap sesuai rencana kerja meski harga batu bara tinggi. Arsal memastikan, perseroan juga tetap memperhatikan kebutuhan dalam negeri.
"Target Bukit Asam akan tetap sesuai RKAP. Tidak akan melakukan perubahan. Kami sebagai BUMN tetap perhatikan kebutuhan dalam negeri, nanti lebih besar pasarkan ke dalam negeri," ujar dia saat konferensi pers usai RUPST PT Bukit Asam Tbk, Selasa (24/5/2022).
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Bukit Asam menargetkan produksi batu bara menjadi 36,41 juta ton pada 2022, atau naik 21 persen dari realisasi tahun sebelumnya 30,04 juta ton.
Target angkutan pada 2022 juga ditingkatkan menjadi 31,50 juta ton atau bertambah 24 persen dari realisasi angkutan tahun 2021 sebesar 25,42 juta ton.
Sedangkan volume penjualan batu bara, perseroan membidik peningkatan menjadi 37,10 juta ton atau naik 31 persen dari realisasi penjualan batu bara 2021 sebesar 28,37 juta ton.
Terkait kinerja keuangan I 2022, Arsal juga menyampaikan kalau target pendapatan sudah tercapai pada kuartal I 2022. "Harapan ke depan sesuai direncanakan," ujar dia.
PT Bukit Asam Tbk membukukan laba bersih Rp 2,28 triliun selama tiga bulan pertama 2022. Realisasi laba tersebut naik 355 persen secara year on year dari capaian kuartal I 2021 sebesar Rp 500,52 miliar.Kenaikan laba bersih itu ditopang dari pertumbuhan pendapatan 105 persen menjadi Rp 8,21 triliun jika dibandingkan kuartal I 2021 sebesar Rp 3,99 triliun.
Realisasi Belanja Modal
Untuk realisasi belanja modal kuartal I 2022, Direktur PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Farida Thamrin mengatakan penyerapan belanja modal kuartal I 2022 kurang lebih 32 persen.
"Hal ini memang kalau dibandingkan tahun lalu ada peningkatan sekitar 43 persen. Sebetulnya ada satu item terkait dengan masalah timing saja, (PLTU-red) Sumsel 8, realisasi lebih dari 50 persen," ujar dia.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ekspansi Perseroan
Arsal menuturkan, pada 2022, perseroan juga fokus ekspansi dengan menyelesaikan PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 berkapaitas 2x620 MW. Proyek PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 ini termasuk proyek strategi perseroan mencapai USD 1,68 miliar. PLTU ini merupakan bagian dari proyek 35 ribu MW dan dibangun oleh PTBA melalui PT Huadian Bukit Asam Power (PT HBAP) sebagai independent power producer (IPP).
PT HBAP merupakan konsorsium antara PTBA dengan China Huadian Hong Kong Company Ltd. Perkembangan pembangunan proyek PLTU yang akan membutuhkan 5,4 juta ton batu bara per tahun ini telah mencapai penyelesaian konstruksi sebesar 95 persen hingga akhir Desember 2021.
Pembangkit listrik ini diharapkan bisa beroperasi penuh secara komersial pada 2022."Sumsel 8 sampai dengan akhir April 95 persen," ujar dia.
Selain itu, perseroan juga mengerjakan proyek angkutan batu bara. PTBA bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengembangkan proyek angkutan batu bara jalur kereta api berkapasitas 72 juta ton per tahun pada 2026. Hal ini terdiri dari pengembangan jalur baru.
Pengembangan angkutan batu bara relasi Tanjung Enim-Keramasan dengan kapasitas 20 juta ton per tahun yang dibangun oleh PT KAI (dermaga) dan PTBA (train loading system beserta coal handling facility) akan beroperasi pada kuartal IV 2024.
Di samping itu juga dikembangkan angkutan batu bara ke Dermaga Perajen berkapasitas 20 juta ton per tahun dan akan beroperasi pada kuartal III 2026.Sedangkan pengembangan fasilitas eksisting antara lain Tanjung Enim-Arah Utara: Dermaga Kertapi, peningkatan kapasitas jalur eksisting dari 5 juta ton menjadi 7 juta ton dan telah diselesaikan pada 2021.
Selain itu, Tanjung Enim-Arah Selatan: Tarahan-1, peningkatan kapasitas jalur eksisting dari 21,4 juta ton menjadi 25 juta ton dan telah diselesaikan pada 2021.
Advertisement
Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2021 Senilai Rp 7,9 Triliun
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membagikan dividen untuk tahun buku 2021 sebesar 100 persen dari laba bersih 2021 yang mencapai Rp 7,9 triliun.Pembagian dividen tersebut telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa, 24 Mei 2022.
"Dalam RUPST pemegang saham menyetujui penggunaan 100 persen laba bersih 2021 sebesar Rp 7,9 triliun sebagai dividen," ujar Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk, Arsal Ismali.
Ia menuturkan, pertimbangan pembagian dividen 100 persen dari laba bersih tersebut seiring aliran kas di perseroan cukup besar.
"Posisi akhir tahun kemarin Rp 13 triliun. Kalalu ini kami bagikan 100 persen Rp 7,9 triliun dari seluruh laba 2021 tidak akan ganggu kondisi kas," ujar Arsal.
Arsal menuturkan, dana kas untuk pengembangan perseroan masih tersedia. Dengan melihat hal itu, perseroan sepakat mengusulkan pembagian dividen 100 persen dari laba bersih 2021 dan mendapatkan persetujuan pemegang saham.
Arsal menuturkan, pemegang saham juga menyetujui tidak ada usulan perubahan susunan pengurus perseroan dalam RUPS.PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencetak sejarah dengan membukukan laba bersih tertinggi sepanjang perseroan beroperasi.
PT Bukit Asam Tbk mencatat laba bersih Rp 7,91 triliun pada 2021. Laba bersih PT Bukit Asam Tbk naik 231 persen dari capaian 2020 sebesar Rp 2,39 triliun. Pendapatan usaha tumbuh 69 persen menjadi Rp 29,26 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 17,33 triliun.
Gerak Saham PTBA
Pembagian dividen tersebut pun mendapatkan respons positif pasar. Pada penutupan perdagangan Selasa, 24 Mei 2022, saham PTBA melonjak.Saham PTBA naik 7,32 persen ke posisi Rp 4.400 per saham.
Saham PTBA dibuka naik 20 poin ke posisi Rp 4.120 per saham. Saham PTBA berada di level tertinggi Rp 4.440 dan terendah Rp 3.920 per saham. Total frekuensi perdagangan 29.144 kali dengan volume perdagangan 2.453.752. Nilai transaksi Rp 1 triliun.
Penguatan saham PTBA terjadi di tengah laju IHSG yang melambung. Pada penutupan perdagangan, IHSG menguat 1,07 persen ke posisi 6.914,14. Indeks LQ45 naik 1,33 persen ke posisi 1.015,93. Seluruh indeks acuan kompak menghijau.
Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG berada di posisi tertinggi 6.914,66 dan terendah 6.822,14. Sebanyak 272 saham menguat dan 261 saham melemah. 162 saham diam di tempat.
Sepanjang 2022, saham PTBA menguat 51,29 persen ke posisi Rp 4.100 per saham. Saham PTBA berada di posisi tertinggi Rp 4.160 dan terendah Rp 2.600 per saham. Total volume perdagangan 3.754.518.220 saham dengan nilai transaksi Rp 12,6 triliun. Total frekuensi perdagangan 635.270 kali.
Advertisement